#3# Hutan Perbatasan

638 88 2
                                    

"Minna! Kakashi-sensei mengizinkan kita berkeliling selama bus ini dalam perbaikan!" seru Naruto membuat sesisi bus heboh.

Satu persatu dari mereka segera turun, termasuk lima laki-laki yang kini sudah melangkah memasuki hutan.

Kebetulan sekali mereka menemukan sebuah jalan setapak. Mereka mengikuti, semakin masuk ke dalam hutan, semakin banyak pohon tinggi yang lebat.

Sampai menemukan dua jalan berbeda arah, mereka berhenti tepat di tengah, memandang keduanya bergantian.

"Kita akan kemana?" tanya Naruto.

"Berpecah? Nanti kita berkumpul di sini sebelum tiga puluh menit ke depan. Aku dan Neji ke sana dan kalian ke arah sana," titah Shikamaru dan mereka mengangguk.

Mereka tidak boleh membuang kesempatan berharga ini mengingat mereka sulit berkunjung ke daerah yang dekat dengan Amegakure.

Sasuke, Sai, dan Naruto melangkah ke arah kanan. Pandangan mereka beredar ke segala arah, mengamati tiap sudut yang mereka lewati.

Cukup lama berjalan, mereka menemukan sebuah rumah besar yang tampak sudah tua, terletak di sebelah kiri mereka.

Ketiganya memandang heran. Kenapa rumah sebesar ini bisa ada di dalam hutan?

"Aku tidak pernah mendengar di tengah hutan perbatasan ada rumah," celetuk Naruto.

"Ini cukup besar untuk ukuran di dalam hutan," timpal Sai.

Tap

tap

Lalu terdengar suara langkah kaki dari arah depan. Mereka menoleh bersamaan dan terkejut mendapati seseorang tengah berjalan di sana.

"Siapa itu?" tanya Sai pelan.

"Entahlah," ucap Sasuke.

"Apa dia hantu?" sahut Naruto asal.

Keduanya lantas menatap datar Naruto. Hantu? Sore begini?

Orang itu semakin dekat dan dari jarak tersebut, ketiganya mampu melihat dengan jelas seorang gadis bersurai merah muda melangkah dengan kaki pincang.

"Dia seorang perempuan?" kata Sai sedikit tidak percaya.

"Apa yang dia lakukan di tengah hutan seperti ini?" ujar Naruto.

Sasuke memicing tajam, "Ada yang aneh."

Selanjutnya mereka sama-sama membulatkan mata, terkejut melihat penampilan gadis tersebut. Terlebih ketika dia mengangkat wajah. Tampak jelas luka di pelipis, pipi, dan sudut bibirnya.

Cairan kental berwarna merah menetes dari balik lengan bajunya yang sudah usang, meninggalkan bercak darah di atas setapak sepanjang gadis itu berjalan.

Dia berhenti dengan jarak lima langkah di hadapan tiga lelaki yang masih terdiam, tertegun. Netra hijau yang begitu sayu, menatap tepat pada dua bola legam milik Sasuke. Laki-laki itu berdiri tepat di tengah, di antara kedua temannya.

Dan tak pernah mereka perkirakan sebelumnya. Tubuh ringkih itu terhuyung ke depan, bagai ditiup angin jatuh di atas setapak.

Ketiganya kembali terkejut. Mereka mendekat, berjongkok di sisinya, dan samar mendengar sebuah lirihan.

"T-to-tolong..."

***

Neji dan Shikamaru terus melangkah mengikuti jalan setapak. Di kanan kiri mereka hanya terdapat pepohonan lebat. Tidak menemukan sesuatu yang aneh.

The Story Of SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang