YiZhan

110K 1.3K 55
                                    


Malam ini warga sedang berkumpul untuk menangkap rubah berekor sembilan. Rumornya, ada warga yang melihat rubah berekor sembilan saat sedang memasuki hutan.

Yibo, rubah berekor sembilan yang sedang bersembunyi di salah satu rumah warga, tepatnya di dalam lumbung.
Sesekali mengintip keluar, melihat situasi sekitar agar dapat kembali kedalam hutan. Namun dia tahu, warga pasti sedang mencarinya kedalam hutan.

"Hey apa yang kau lakukan?"
Terdengar suara dari belakang tubuhnya. Yibo terkejut setelah melihat seorang pemuda sedang memergokinya yang sedang bersembunyi.

"Kau seekor rubah? Ah atau seorang rubah?"

"Kumohon jangan beritahu yang lain. Aku tidak akan menyakitimu."

"Y..ya aku tidak akan memberitahu yang lain."

"Terima kasih" Yibo tersenyum membuat pemuda di depannya terpanah melihatnya

"Kau.. cukup tampan untuk seekor rubah? Aku Xiaozhan."

Pemuda yang diketahui bernama Xiaozhan itu berjalan mendekati Yibo. Yibo hanya bisa menatap Xiaozhan yang semakin mendekat. Yibo mencium harum dari tubuh Xiaozhan yang membuatnya mabuk kepayang. Seketika Yibo menyergap tubuh Xiaozhan hingga terjatuh ke rerumputan.

"A..apa yang kau lakukan?"

"Aku suka aroma tubuhmu."
Yibo mengecupi disekitar perpotongan leher Xiaozhan. Xiaozhan hanya bisa memejamkan mata menahan desahannya.

"Eungh.. ahhh.."
Desahan lolos dari bibir mungil Xiaozhan.
Yibo mulai melucuti pakaian yang di kenakan Xiaozhan. Mengecupi seluruh tubuh telanjang Xiaozhan. Dan terjadilah pergulatan di dalam lumbung di rumah Xiaozhan.

Beberapa bulan setelah kejadian di dalam lumbung itu, tubuh Xiaozhan mulai terasa aneh. Ia sering kali mual dan muntah saat mencium aroma makanan. Serta perutnya yang kian membesar. Xiaozhan pikir ini hanya masalah pencernaan biasa. Namun ia salah. Setelah di periksakan kepada tabit, ia tengah mengandung. Bukan hanya 1 bayi, tapi 3 bayi sekaligus.
Ia tidak pernah bersetubuh dengan siapapun. Kecuali dengan rubah itu. Xiaozhan merasa ini sangat tidak masuk akal. Namun ini benar-benar terjadi pada dirinya. Berbagai ramuan pun sudah ia coba minum, tapi bayi-bayi nya tidak juga gugur. Ia terdiam di dalam kamar sejak pagi hari, memikirnya nasibnya yang kini tengah hamil anak dari rubah itu.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Kemana aku harus mencari rubah itu?"

"Didalam hutan sangat luas."
Xiaozhan terus mengusap perutnya menenangkan bayi nya yang terus bergerak. Setelah berpikir panjang, Xiaozhan memutuskan untuk merawat bayi-bayinya seorang diri. Tidak peduli rubah itu tau atau tidak.




Kandungan Xiaozhan sudah memasuki 9 bulan. Kontraksi sudah menyerangnya sejak kemarin siang. Ia tengah berjalan mengelilingi kamarnya guna menghalau rasa sakit akibat kontraksi. Bagian bawahnya ia biarkan tak tertutupi apapun. Ia hanya mengenakan pakaian atasnya saja.

"Ssshhh.. eunghh.. ouuhh.." erangan demi erangan keluar dari bibir mungil Xiaozhan. Xiaozhan terus berkeliling di dalam kamar hingga ketubannya pecah. Kontraksi kini semakin dekat waktunya. Digoyangkan nya pinggul ke kanan dan kiri.

Xiaozhan berpegangan kepada lemari guna menyangga berat tubuhnya, juga membuka kakinya dengan lebar. Kini ia mulai mengejan, bayinya turun dengan cepat akibat posisinya yang tengah berdiri.

"Eeunghh.. oouhh astagaa.." bulatan kepala mulai terlihat di lubang lahirnya, Xiaozhan meraba kepala anaknya, mengelus dengan perlahan.

"Huft.. huft.. unggghhh.." bayinya meluncur dengan lima kali ejangan yang kuat dari Xiaozhan. Buru - buru Xiaozhan menangkap tubuh anaknya agar tidak jatuh ke lantai. Bayi berjenis kelamin laik - laki itu menangis dengan kencang.
Di susui bayi pertamanya yang lahir itu sambil menunggu kontraksi selanjutnya.

"Anakku.. kau sangat mirip dengan ayahmu sayang." Xiaozhan tersenyum melihat anaknya yang sedang menghisap putingnya dengan semangat.

"Aanghh.. kalian sudah tidak sabar yahh?" Xiaozhan melewati kontraksi selanjutnya untuk meletakan bayi pertamanya di kasur dan berganti posisi.

Kini ia berlutut dengan satu kaki di angkat. Xiaozhan meremas pahanya sambil mengejan, wajahnya memerah akibat ejangan yang kuat.

"Aaakhhh Yiibbooo.... Eunghhh..."

"Huft.. huft.. eeumhh.." kepala bayi keduanya memahkotai lubang lahirnya.

"Astaga yiboo.. anakmu sangathh.. besarhh.. "

"Eeunghhh.. aaaahhhh.." bayi kedua meluncur tepat dikedua tangan Xiaozhan. Kali ini bayinya menangis lebih pelan.

Tanpa menunggu jeda, bayi ketiga siap untuk dilahirkan. Buru - buru Xiaozhan meletakkan bayi kedua di samping bayi pertamanya.

"Aaangh.. aaashhh.. ouuhhhh.." Xiaozhan merentangkan pahanya semakin lebar. Memaju mundurkan tubuhnya untuk menahan sakitnya kontraksi.

Xiaozhan telah menyiapkan kain di bawah tubuhnya, jikalau anaknya tidak siap untuk ia pegang, ada kain yang melindungi dari hantaman lantai langsung.

Xiaozhan meremas apapun yang ada di jangkauannya. Menggigit bibirnya agar menahan rasa sakit. Bayi ketiga terasa lebih menyakitkan karna lebih besar dari kedua kakaknya.

"Ouhhh.. ouuhh.. cepatlahh... Ke.. luarhh.."

"Eunghhh.. mmhh.. aaahhh.." tepat setelah teriakan kencang dari Xiaozhan, bayi ketiganya lahir. Xiaozhan mendudukkan tubuhnya, mengatur nafasnya lalu menggendong bayi ketiganya yang menangis dengan kencang.

Ketiga bayi Xiaozhan berjenis kelamin laki - laki.

Kembali ia menyusui bayinya itu, mengusap punggung bayinya dengan sayang.

"Hiks.. sayang.. kalian akan hidup bersama dengan mama. Selamat datang ke dunia"

Mpreg - oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang