🍁 Chapter 26

385 75 8
                                    


“Hwang, di sini membosankan.”

Minhee belum memberikan reaksi lainnya untuk ucapan Yunseong, tapi suara Hangyul lebih dulu terdengar di telinga penyihir Hwang itu. Membuat saudara kembar Yohan itu diam sambil menatap Minhee lebih lama—memberi isyarat jika ia sedang bicara dengan temannya di luar sana.

“Memangnya tidak ada apa-apa?”

“Ada.”

“Lalu?”

“Ini sama sekali tidak menyenangkan, aku lebih suka mengikuti Yohan dan mencari tahu apa yang dia lakukan.”

“Sialan, sesuka itu kau pada saudara kembarku?”

“Ya, aku yakin kau tahu hal itu dengan pasti. Jadi, tolong katakan padanya untuk berhenti menutup mata dan telinga dengan kehadiranku.”

“Kupikir, kontak ini tidak dibuat untuk urusan cinta kalian. Cepat katakan apa yang ada di situ!”

“Ya, baiklah! Tapi, aku mau Yohan ada dalam rumahku di masa depan nanti dan kau harus menyetujuinya.”

“Terserah saja padamu. Cepat katakan atau aku akan membuatmu dilempar dari atap itu.”

“Aish, sialan kau!”

Ada jeda sesaat, Yunseong tidak tahu pasti apa yang Hangyul lakukan di luar sana. Ia juga tidak mau memikirkannya lebih banyak.

“Ada Kim Minju di sini.”

Lalu, setelah jeda tadi berakhir, Hangyul membukanya dengan sebuah kalimat yang sukses saja mengundang tanya dalam kepala penyihir aquasera itu.

“Kim Minju?”

“Ya. Dia bersama sesuatu di balik pohon besar di depan taman botani ini. Aku tidak bisa melihat dengan jelas apa itu. Tapi, dia cukup besar dan berwarna hitam. Seperti hanya bayangan, tanpa badan.”

“Hitam?”

“Hm. Dan kau mau tahu sesuatu, Hwang?”

“Apa?”

“Aku sudah pernah melihat yang seperti ini sebelumnya.”

“Apa katamu?”

“Aku pernah melihat yang seperti ini sebelumnya. Saat kau pulang beberapa waktu yang lalu, jika kau ingat, Yohan masih meneliti tentang daun tanaman sialan itu.”

“Ya, aku ingat.”

“Aku mengikutinya seperti biasa. Minggu pagi, dia ada di taman botani, tadinya semua sepi hingga ada suara keributan yang datang dari luar. Suadaramu itu pergi untuk memerikanya, aku mengikutinya seperti biasa. Dan apa yang ia—juga aku—lihat adalah hal yang sama dengan yang kulihat saat ini.”

“Kau tidak bercanda kan?”

“Tanyakan saja pada saudara kembarmu itu.”

“Baiklah, aku paham. Tetap perhatikan apa yang ada di sana, kawan.”

“Tentu.”

Kontakpun diputus. Yunseong selanjutnya kembali menatap Minhee yang terlihat sedikit penasaran tentang apa yang terjadi. Tapi, penyihir Hwang itu menggeleng kecil sebelum melepas tangannya yang sejak tadi masih menggenggam salah satu tangan si manis.

“Kenapa?”

Pertanyaan itu Minhee ajukan begitu saja dan Yunseong langsung menggeleng sebagai jawaban.

THE LAST AXELDIAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang