🍂 Acer Rubrum

323 62 10
                                    

“Kenapa kalian tidak pergi saja untuk mencarinya—berdua?”

“Ya?”

Minhee yang semula hanya diam setelah menceritakan apa kendala yang masih dihadapinya untuk menumbuhkan sayapnya kembali pada Mr. Sebastian seketika kembali menatap kepala akademi itu. Sebuah kerutan samar lantas menghiasi keningnya sebelum ia menoleh dan melempar tatapannya pada Yunseong—yang duduk di sampingnya. Penyihir Hwang itu juga sedang menatapnya. Dalam diam, keduanya bertukar satu pikiran yang sama.

“Ah, kenapa aku tidak memikirkan itu sama sekali?”

Kembali menatap Mr. Sebastian, axeldian itu lantas mengangguk pelan. “Aku tidak memikirkan itu sebelumnya, sir,” jawabnya kemudian, “tapi, apa itu bisa memberikan hasil yang lebih baik?”

“Kau yang lebih tahu, Kang.” Jawab sang kepala akademi cepat. “Axeldian dikatakan punah ribuan tahun yang lalu dan tidak ada sumber tertulis yang lebih banyak tentang ras peri setengah manusia itu. Itu berarti, terlalu banyak misteri tentang kaummu. Dari beberapa cerita yang sudah terkuak, ibumu—sebagai satu-satunya manusia yang hidup di dekat ras peri ini—selalu mengatakan, hanya axeldian yang tahu. Kurasa kau cukup paham tentang seberapa abu-abunya semua itu di mata dunia.”

Kali ini anggukan yang Minhee berikan lebih cepat dan tegas, “aku tidak terlalu mengingat ini, sir, tapi aku yakin bahwa ayahku pernah mengatakan ini sebelum dia meninggal. Ayah bilang, apa yang axeldian lakukan akan sempurna jika bersama pemiliknya.”

“Pemilik ayahmu, apa ibumu?”

“Aku tidak tahu, tapi itu bukan ibuku.” Minhee menjawab seadanya, melirik Yunseong sekilas yang terlihat penasaran dengan topik pembicaraan yang berbelok ini. “Kami axeldian memang tahu apa yang membuat seseorang dipilih menjadi pemilik kami. Tapi, kami tidak tahu pasti siapa orang itu. Aku tahu kenapa Yunseong dipilih menjadi pemilikku, tapi aku tidak tahu siapa dia sampai dia yang ada bersamaku saat aku diracun Yohan malam itu dan membantuku untuk menumbuhkan sayapku kembali.”

“Tunggu sebentar! Aku baru mendengar tentang ini, Kang. Sayapmu sudah pernah gugur sebelumnya? Aku tidak tahu jika masalah racun malam itu ternyata berakibat lebih fatal.”

Kembali Minhee mengangguk saat Mr. Sebastian kembali mengajukan pertanyaan lainnya. “Racun yang digunakan adalah racun yang sama yang digunakan penyihir hitam untuk membunuh para peri pada masa pembantaian. Efeknya jelas sayap peri akan gugur—peri hanya akan mati karena dua hal, api dan sayapnya yang gugur.”

“Jadi, semua yang mengamuk malam itu bukan hanya karena kau kesakitan?”

“Aku kesakitan dan berada di ambang kematian—aku sekarat. Jika aku hanya kesakitan, mereka tidak akan sepanik itu karena mereka tahu aku tidak akan mati semudah itu.”

Ada jeda sesaat, Mr. Sebastian seperti jelas tengah memikirkan sesuatu. Penyihir tua itu sempat menatap ke luar jendela—memperhatikan dedaunan tanaman yang bergerak pelan ditiup angin sepoi. Setelahnya baru kembali menatap Minhee dengan pertanyaan lain yang siap diajukannya.

“Jadi lagi, jika malam itu yang bersamamu bukan Yunseong, sayapmu tidak akan tumbuh?”

“Jika malam itu aku tidak bersama Yunseong,” mengambil jeda sesaat, Minhee sempat melirik ke arah Yunseong sebelum menunduk dan melanjutkan ucapannya, “aku jelas akan mati. Tapi jika orang itu memberikan penawar racunnya padaku, sayapku bisa tumbuh—tapi tidak seperti saat aku bersama Yunseong.”

Kembali ada jeda, tapi kali ini lebih lama dari sebelumnya. Mr. Sebastian kembali melempar tatapannya keluar. Yunseong masih diam sama seperti sejak mereka masuk ke ruangan itu atas perintah sang kepala akademi. Minhee jelas tidak tahu apa yang kedua penyihir itu pikirkan—ia tak mau sibuk juga untuk menebak apa yang mereka pikirkan. Ia lebih memilih untuk memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan untuk menumbuhkan sayapnya kembali.

THE LAST AXELDIAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang