🍁 Chapter 1

902 124 27
                                    


Hewan-hewan kecil bersayap dengan cahaya berwarna biru terang itu berterbangan dan berkumpul di dekat jendela pada sebuah kamar di lantai empat dari salah satu menara yang ada di area Hugostone Academy. Mereka berterbangan, berputar lalu memasuki kamar yang nampak gelap itu, membuat cahaya biru itu menjadi sumber penerangan di sana.

Seorang lelaki manis dengan rambut coklatnya yang terang tersenyum manis, menatap mahluk bercahaya biru itu sambil turun dari tempat tidurnya. Surai lembutnya bergoyang saat ia berjalan riang ke arah jendela. Masih dengan senyum yang sama, pemilik senyum manis itu membuka jendela, membiarkan mahluk bercahaya biru tadi berterbangan keluar. Mata coklat terangnya terus menatap mahluk itu.

"Terima kasih untuk beritanya, kawan," ia berucap pelan, saat salah satu mahluk bercahaya biru itu berputar di sekitar wajahnya, "Aku bahagia selama ibuku baik-baik saja."

Mahluk bercahaya biru yang bernama Bluefly itu berputar lagi disekitar wajahnya, membuat senyumnya melebar perlahan dan menjadi tawa kecil.

Para Bluefly perlahan mulai terbang keluar kamar itu, menyisahkan lelaki itu sendirian. Senyum itu masih menghiasi wajahnya. Hingga sebuah ledakan kecil diikuti menyalahnya lampu kamar membuat garis wajahnya berubah. Senyum manis itu hilang dalam sekejap dan mata coklatnya berubah warna menjadi hijau terang. Warna rambutnya juga berubah menjadi coklat gelap. Ia menengok ke belakang, menghela nafas pelan dan kembali menatap ke luar. Tangan kanannya lalu terulur untuk menutup jendela kamar itu.

"Baiklah, Kang Minhee. Waktunya turun untuk menerima hadiah malammu," Minhee, si manis bermarga Kang itu segera beranjak. Berjalan pelan ke arah pintu untuk ke luar dari kamarnya.



-the last axeldian-



Makan malam di asrama Hugostone Academy hampir sama dengan makam malam atau makan kapanpun di asrama pada umumnya. Para penghuni asrama akan mengantri untuk mengambil makanan mereka lalu mencari tempat duduk yang sudah di sediakan.

Para peri terlihat sudah mengambil tempat di sebelah utara. Jumlah mereka lebih banyak dari para penyihir di tempat itu. Dan mereka terlihat sudah memakan makanan mereka tanpa banyak bicara sejak tadi.

Para penyihir sedang mengantri makanan mereka, sebagian sudah duduk dan memakan makanan mereka.

"Segera penuhi tempat! Aku tidak suka melihat si bodoh itu ada di ruangan ini," Lee Eunsang, lelaki manis dengan surai merah membawa nampan makanannya ke arah salah satu meja yang ada di ruang makan besar itu.

"Jangan khawatir! Tidak ada yang ingin melihat si idiot itu," sahut Son Dongpyo. Si mungil berambut hitam itu ada di ujung sana. Duduk berhadapan dengan Yujin yang hanya diam sejak tadi.

"Yunseong datang."

"Hei, kenapa dia selalu terlihat tampan?"

"Oh, Hwang. Kemari dan duduk di sini."

"Kenapa ada penyihir seperti dia?!"

Suara-suara itu membuat Eunsang menegak. Ia segera melempar tatapannya ke arah pintu ruang makan. Mata hitamnya tak bisa menyembunyikan binar bahagia saat menangkap sosok tampan pujaan semua mahluk di Hugostone, Hwang Yunseong.

Eunsang sudah akan membuka suaranya untuk menyapa Yunseong, namun si rambut merah itu jadi mengatup kembali mulutnya dengan ekspresi yang sudah berubah total. Tatapan matanya menajam saat ia menangkap apa yang ada di belakang Yunseong.

"Kenapa si bodoh itu ada di bekakang, Yunseong?" tanyanya kesal, menunjuk satu titik yang membuat semua orang menatap ke sana dengan tatapan tajam.

THE LAST AXELDIAN || HwangMiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang