6🦅

105 10 0
                                    

Previous chapter

“Loh?! Iwa-san kemana?”

“Wah, kayaknya dia ilang :D”


//Iwa
‘Hm, kok aku sendirian? :l’


<><><>


“Ayo cari Iwa-san!” seru (Y/N).

“Ayo!” Oikawa berjalan duluan sambil terus menggandeng tangan (Y/N). Karena sedang panik, (Y/N) tidak terlalu mempermasalahkannya.


Kalian berdua berputar-putar mencari Iwa. Sekali-dua kali kalian berhasil keluar dari satu tempat, kemudian terjebak untuk beberapa waktu, mencoba semua celah yang memungkinkan untuk membawa kalian keluar.

‘Iwa-chan kemana sih?! Untung (Y/N) ga ikutan ilang.’ -Oikawa.

Bukannya bertemu dengan Iwa, (Y/N) dan Oikawa malah berhasil keluar duluan.

“Eh? Kita berhasil keluar?” tanya (Y/N).

“Iwa-chan masih di dalam dong?!” Oikawa panik.

Sedangkan disisi lain…


//Iwa
Beberapa menit yang lalu,
‘Oikawa sama (N/N) di mana ya, dari tadi kok ga keluar-keluar?’

Iwa berjalan menuju vending machine dan hendak membeli minuman. Ia terus memikirkan dimana keberadaan kakak-beradik itu.

‘Apa aku telpon aja? Semoga HP nya udah ga di mute.’

*nomor yang anda tuju-*

“Lah masih di mute ternyata. Coba telpon (N/N).”


//Oikawa - (Y/N)
“Halo (N/N), kalian dimana?”

“Aku sama kakak masih di depan wahana, Iwa-san dimana?”

“Aku lagi beli minum, oke aku kesana.”

Iwa mematikan telponnya.

“Kak, Iwa-san ternyata udah keluar duluan :’D”

“:’D”


Oikawa masih menggenggam tangan (Y/N). Ia tak merasa terganggu justru rasanya nyaman. Oikawa sibuk menoleh kesana-sini mencari batang hidung Iwa.

(Y/N) sedang membaca manga (online) yang tadi ia lewatkan sambil menunggu. Ia memalingkan pandangannya dari HP sebentar untuk meregangkan otot matanya.

‘Hm, kayaknya aku familiar sama wajah cewe itu.’

(Y/N) terdistraksi akibat teriakan Oikawa bagaikan ibu merindukan anaknya.

“Iwa-chan!!!”

“Berisik, diam kau!” Oikawa langsung diam :x


Setelah semua berkumpul kembali, kalian mencari wahana lain. (Y/N) ingin menjahili Oikawa, jadi ia memutuskan untuk masuk ke rumah hantu.

“Kenapa masuk sini? Ayo coba wahana lainnya aja!” Rengek Oikawa.

“Takut? Sini aku gandeng,” (Y/N) tertawa mengejek.

“Hmph!” Oikawa menggenggam tangan (Y/N).

‘Eh beneran nggandeng tanganku dong.’

Iwa berjalan di depan dengan gagah berani (lebih tepatnya waspada), (Y/N) dan Oikawa mengikuti di belakang. Kejadian aneh mulai terjadi saat mereka sampai di bagian tengah, karena di awal hanya terdengar suara-suara.

Oikawa menggenggam tangan (Y/N) dengan erat.

“Kak jangan berisik!” ‘Kenceng banget sih ini nggandengnya.’

Tangan menjulur ke bahu Oikawa, tap.
AAAAAAAHHHHH, (Y/N)-CHAN!!!” Oikawa memeluk (Y/N).

“Adududuh, kak! Ga bisa napas aku!”
Iwa berlari ke belakang menyelamatkan (Y/N).

“Makasi Iwa-san. Kakak di tengah aja deh, biar aku yang di depan, Iwa-san di belakang aja, hampir mati ga bisa napas aku tadi!”

(Y/N) menggandeng tangan Oikawa sedangkan Iwa mengikuti di belakang.


Banyak jumpscare terjadi, Oikawa berusaha menahan rasa takutnya dan tidak melompat ke (Y/N) seperti kejadian sebelumnya. Setelah sekitar lima belas menit, mereka berhasil keluar.

“Aah, akhirnya keluar juga!” Oikawa menghela napas.

“Apa-apaan kau tadi, kayak anak kecil aja,” ejek Iwa.

(Y/N) hanya tersenyum, “Lain kali kita masuk lagi kuy!”

“Hah?! Engga, no thanks (Y/N)-chan.”


ooo


Langit berubah jingga menandakan waktu main telah usai. Kalian bertiga bergegas pulang setelah membeli beberapa suvenir. Iwa memberi (Y/N) gantungan kunci paus orca, Oikawa memberi Iwa bando kucing, dan (Y/N) memberi Oikawa gelang berwarna (warna) dengan pendant berbentuk hati.


“Hari ini seru banget!” Ucap (Y/N) sambil meregangkan tangannya.

“Iya dong, lain kali kita jalan-jalan lagi mau ga?” Oikawa menoleh ke (Y/N).

“Mau lah, kalau satu tim bisa ikut kayaknya seru juga, haha.”

‘(Y/N)-chan keliatan seneng banget, syukurlah.’ -Oikawa


Sesampainya di rumah, (Y/N) langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Sambil scrolling sosmed dan makan chips.
‘PR dah beres, hidup pun tenang~’


*ting*
Satu notifikasi dari-




(A/N)
Wah ada aps tuch~






Next

!!!𝗵𝗶𝗮𝘁𝘂𝘀¡¡¡ • You Should've Came to Shiratorizawa [Wakatoshi Ushijima]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang