HAI HAI HAI!!!Cimol apa kabar?
Selamat tahun baru, ya!
SELAMAT DATANG JUGA DI UNIVERSE BARU!!
INFO LENGKAPNYA ADA DI POSTINGAN INSTAGRAM wp.martabakkolor, YA!Sebelum baca, absen HADIR duluuuuu!
SELAMAT MENJELAJAH!
****
Seorang remaja cowok berusia delapan belas tahun itu berlarian tergesa di lorong rumah sakit yang sepi. Selangkah. Dua langkah. Lorong yang dilewatinya seolah tidak memiliki ujung. Langkahnya semakin berat. Kakinya yang gemetaran itu semakin lemas hingga tak mampu lagi menopang tubuh jangkungnya. Tubuhnya limbung ke lantai yang begitu dingin. Dadanya terasa sesak hingga membuatnya kesulitan bernapas. Buliran keringat yang menetes itu membuat kemeja putihnya yang lusuh terlihat basah. Cowok itu menangis. Menahan rasa sesak yang kian mengimpit dadanya.
Dunianya hancur.
Semestanya telah usai.
Dia... kehilangan.
Aksara Demario Hattala, cowok itu menundukkan kepalanya dalam. Menatap buku tebal yang dia pegang dengan erat. Air matanya yang tak bisa dia kendalikan pun menetes hingga mengenai sampul buku berwarna kecokelatan itu.
"Cerita ini... belum selesai."
****
Dikit, ya? Namanya juga prolog, xixi
spam: 😻
papayyyy!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Metafora
Teen FictionMenjadi penulis terkenal adalah keinginan Meta sejak lama. Tahun demi tahun yang dia lewati, rupanya belum cukup untuk membuat impiannya terwujud. Di ambang keputusasaannya, Meta semakin dibuat benci oleh salah satu penulis yang namanya tengah ramai...