Alana menatap kosong pekarangan rumah yang kini berada di hadapannya. Alana sebisa mungkin menahan tangisnya, teringat kenangan-kenangan bersama Alfa. Rumah itu kini kosong, tidak ada penghuninya. Hati Alana juga ikut menjadi kosong.
Alfa pergi meninggalkan Alana begitu saja, untuk kedua kalinya.
Alana bertanya-tanya dalam hati. Apakah Alfa pergi meninggalkannya karena ia terus mengganggu Alfa, atau Alfa tidak menganggap Alana spesial baginya.
Setetes air mata lolos dari pelupuk mata Alana, terus menerus hingga berubah menjadi tangisan histeris.
Saat ini Alana terlihat seperti orang tidak waras, terduduk di tanah sembari menangisi rumah yang kosong.
Perlahan-lahan Alana menghapus air matanya lalu bangkit. Ia berjalan pergi meninggalkan rumah tersebut. Alana tidak ingin menoleh ke belakang, perasaan sedihnya hanya akan datang kembali jika ia melihat rumah itu lagi.
Tidak ada lagi Alana yang bertekad menjadi penagih cinta Alfa, sekarang hanya ada Alana yang bertekad menghapus rasa cintanya pada Alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penagih Cinta
Fiksi Remaja"Faal udah suka sama Nala belum?" "Berhenti nanya tentang itu dan jangan panggil Faal. Nama aku Alfa, bukan Faal." "Kan Faal duluan yang ngebalik nama. Harusnya nama aku Lana, bukan Nala." "Tapi kamu sendiri manggil diri kamu Nala, berarti kamu suka...