Rosé menatap Jennie dengan gugup, dia menggigit bibirnya dengan kuat. Melihat gaun yang telah dipakai Jennie begitu indahnya , dia tak sanggup lagi
"Hei? Kau kenapa Rose? Kau sangat pucat, apa kau baik-baik saja?"
Rosé menelan ludahnya gugup lalu menggelengkan kepalanya pelan, dia menatap Jennie yang mulai cemas
Rosé mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkannya pada Jennie, sebuah foto dimana Lisa dan Irene ada direstoran dan saling memagut bibir satu sama lain
"Brengsek! Bawa aku kesana"
Rosé menelan ludahnya makin gugup, dia salah menunjukkan foto itu pada Jennie.
Jennie menarik tangan Rosé dan langsung masuk kedalam mobil Rosé, dia mengemudi dengan ugal-ugalan sampai Rosé harus mencengkeram dashboard mobil dengan kuat
Tak sampai dua puluh menit mereka sampai di restoran yang ditunjukkan oleh Rosé, Jennie membanting pintu mobil dengan kasar Rosé mengikuti Jennie dengan ketakutan
Restoran itu cukup ramai, namun entah kenapa ketika mereka berdua masuk semua orang menyingkir seolah takut bersentuhan dengan Jennie
Rosé menunjukkan dimana tepatnya Lisa berada lalu Rosé pamit, Jennie masuk dan tepat saat kakinya berpijak Lampu meredup hampir padam seluruhnya
Jennie membalikkan tubuhnya melihat apa yang terjadi, tapi nihil matanya tak mampu menangkap apapun selain kekosongan dan kehampaan
Jennie merasakan nafasnya mulai sesak, dia benci kegelapan apalagi sendirian
Jennie mendengar suara Orang-orang saling berbisik , tapi dia juga heran apa diruangan ini tadi banyak orang? Ah entahlah!
mendadak alunan musik terdengar dan menyorot lima meter di depannya sosok Lisa yang memakai setelan hitam yang warna nya sama dengan gaun milik Jennie
Rambut pirangnya kontras tergerai indah menambah pesonanya dimata semua orang, terutama dimata kucingnya
Ada apa ini sebenarnya? Jennie masih tak mengerti apa yang terjadi saat ini, dia menyadari ritme lagu itu membentuk nada yang Jennie kenal
Jennie melangkah perlahan diiringi blitz kamera, Jennie memicingkan matanya. Blitz itu hampir membuatnya buta sekarang
Seikat bunga Lili putih dalam genggaman tangan Lisa, Jennie hanya menatap datar Lisa yang tersenyum
Senyuman yang sangat Jennie kagumi sebenarnya juga dia rindukan tapi dia sedang marah, sekarang keinginannya adalah mencakar wajah Lisa
Jennie makin heran saat Lisa memberikan bunga itu kepadanya, lagi ketika bunga sudah berpindah ke tangannya Blitz kamera berkerlapan
Dikerah kemeja yang Lisa kenakan terdapat microphone mini, Lisa mulai bicara disana
"Bunga yang cantik untuk seseorang yang akan melahirkan malaikat bagiku"
Sebentar, apa katanya? Bunga cantik untuk seseorang yang akan melahirkan malaikat baginya?
Apa maksudnya?
Lisa berlutut dengan sebelah kaki dihadapan Jennie, matanya menatap lekat kearah mata kucing milik Jennie
Dengan microfon mini yang menggantung di kerah kemejanya agar suaranya terdengar di seluruh ruangan Lisa mulai bicara
"Aku masih belum tau bagaimana caranya mengisahkan cerita kita, setahuku aku sekuat tenaga menjauhkanmu dari hidupku
Bolehkah aku jujur? Pernah disuatu waktu dihidupku aku membencimu, bahkan aku sengaja membiarkanmu dijauhkan dariku
Kita berpisah beberapa tahun untuk mendapati diri kita kembali di pertemukan oleh semesta, pertemuan kembali denganmu hanya membuatku takut
Aku takut aku akan kembali jatuh pada pesonamu dan akhirnya aku akan memberikanmu hatiku, apa yang aku jaga selama ini untuk tidak dimiliki siapapun
Aku pada akhirnya hanyalah manusia yang mengikuti kemana takdir membawaku, nyatanya tangan takdir membuatmu kembali kepadaku
Aku sadar kamu adalah malaikat cantik yang hadir dalam hidupku
Dan aku juga sadar aku tidak punya ide apapun saat jauh darimu, ternyata aku salah aku justru mencintaimu dengan seluruh yang kupunya"
Lisa mengulurkan kotak beludru berwarna hitam dan membukanya, cincin dengan black opal menghiasinya tampak berkilauan
"So will you be my future, will you be my end and my begining?
Jennie Ruby Jane Kim will you marry me?"
Jennie sudah berlinangan air mata sejak kata pertama tadi, dia bersiap marah karena dia pikir Lisa benar-benar bersama wanita lain
Dia baru sadar akan semuanya, dan baru sadar semua temannya ada disana berdiri dengan senyuman bahagia
Baru sadar kenapa Rosé langsung meninggalkannya tadi, dan kenapa lampu mendadak padam begitu saja
Bahkan Rosé berdiri tak jauh disana, menatap mereka dengan air mata haru
Jennie tak akan mungkin bisa lebih bahagia dari ini
Entah sejak kapan Nam Gil dibelakang Jennie dan menyentuh pundaknya dengan begitu lembut, Jennie menoleh dan melihat keluarga satu-satunya itu tersenyum dengan mata berkaca-kaca
Jenniemengangguk seiring tangisnya pecah dan susah mengeluarkan suaranya
"I do "
________________
Sorry
🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life (you call my name , and i'll be there)
RandomBagaimana jika Jennie mencintai Lisa? takdir selalu berkuasa menentang sesuatu atau bahkan sebaliknya mendukung dengan cara tak terduga, kalian tidak akan kehilangan apa yang telah jadi milik kalian tak terkecuali cinta.