Xiao x Hu Tao | Oneshot

2K 163 77
                                    

Author's note :

Bagian ini merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris

-Taufiq Ismail

-000-

Hu Tao memeluk dirinya sendiri sembari berjalan-jalan di area Feiyun Slope. Hiruk pikuk para pedagang tidak terdengar lantaran hari masih sangat pagi.

Sejak ia memutuskan untuk berjalan-jalan di Liyue Harbor, angin senantiasa mengelus kulitnya. Mau tak mau, ia kerap kali menggosok-gosokkan tangannya karena dingin.

Gadis berambut coklat dengan ujung kemerahan itu membenarkan posisi topinya. Namun, angin tiba-tiba bertiup kencang, membuat topi kesayangannya terbang menjauh.

Ia menengadahkan kepalanya, bermaksud untuk melihat kemana topinya pergi. Netranya membesar, sedikit terkejut ketika melihat seseorang-yang sebelumnya duduk di reling tangga-melompat dan mengambil topi miliknya.

Laki-laki berhambut hijau tua dengan sedikit gradasi itu berjalan ke arahnya. Ia kembali memakaikan topi itu di kepala Hu Tao. Bukan hanya itu, ia juga menyentil kening sang gadis pelan.

"Aw! Kenapa kamu menyentilku ?!"ucap Hu Tao sembari mengelus-elus keningnya.

"Kamu tidak hati-hati."

"Topiku tidak akan terbang sejauh itu, Xiao. Ia pasti turun dan aku bisa mengambilnya."

"Kenapa kamu tidak tidur ?"

Hu Tao memberikan cengiran khasnya, menampilkan sederet gigi putih yang ia rawat dengan baik. "Kamu khawatir ?"

Sang laki-laki terdiam. Ia sedikit meringis ketika melihat keadaan gadisnya. Lingkaran hitam di bawah mata, manik scarlet yang kehilangan cahaya nan sayu, dan tubuhnya yang semakin kurus.

"...Tidak. Tapi tidak bagus berkeliaran di malam hari."

"Tapi sekarang kan subuh ?"balas Hu Tao sembari menunjuk ke arah timur.

"Lihat saja sang surya sudah mulai menunjukkan dirinya, secara perlahan-lahan karena ia malu,"tambahnya, sedikit puitis.

Xiao menghela napasnya pelan sembari melipat kedua tangannya di depan dada. "Tetap saja. Seharusnya jam segini kamu masih tidur."

"Hmm, bagaimana denganmu, Xiao ? Tumben sekali kamu berada di Liyue Harbor ?"

Laki-laki itu tidak langsung menjawab perkataan Hu Tao. Ia terdiam, berpikir sejenak.

"Oh! Aku tahu! Kamu merindukanku, kan ?"ucap Hu Tao sembari tersenyum manis nan hangat.

Xiao tersenyum tipis. Meskipun terhalang oleh topi milik Hu Tao, ia menepuk kepalanya. "Aku mencari udara segar."

"Aiya, tidak perlu malu-malu. Wajar saja kalau kamu merindukan pacarmu yang cantik ini~"

Laki-laki bervision anemo itu mengangguk. Ia mengulurkan tangannya dan mengelus pipi Hu Tao, membuat sang gadis terdiam dengan wajah merona.

"Nee, Xiao."

"Hmm ?"

"Apa kamu mau menemaniku ke Wanwen Bookhouse ? Buku buatanku sudah terbit dan aku mau mengeceknya."

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang