Glaze Lilies | Zhongli x Guizhong

995 132 7
                                    

Author's note :

Glaze Lilies merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

Segera setelah selesai mengevakuasi para warga ke tempat yang aman, Guizhong menggunakan kekuatan dewa miliknya untuk berteleportasi ke tempat tinggal para adepti yang telah mengikat kontrak dengan Zhongli untuk melindungi penduduk mereka. Dimulai dari Moon Carver, Mountain Shaper, Cloud Retainer, Madame Ping, Xiao, dan Ganyu. Guizhong meminta mereka semua untuk membantu Zhongli dalam pertarungan. Sedangkan dirinya sendiri menjaga para penduduk Guili Plains.

"Tuan Rex Lapis,"panggil Xiao sembari menundukkan kepalanya diikuti dengan para adepti lainnya.

Di hadapan mereka, semua monster baru saja habis terbunuh oleh tuannya. Dengan tombak serta pakaian yang penuh dengan noda darah, Zhongli membalikkan badannya.

"Lindungi semuanya. Seperti dalam kontrak yang telah kalian buat denganku."

"Baik!"jawab mereka serempak.

Di detik itu juga, Moon Carver, Mountain Shaper, dan Cloud Retainer berpencar. Mereka pergi ke tiga tempat dimana Guizhong meletakkan ballista miliknya, yaitu di utara, timur, dan selatan. Sedangkan Madame Ping, Xiao, dan Ganyu berada di barat untuk membantu Zhongli.

"Ganyu dan Xiao."

"Ya, tuan ?"

"Lindungi Guizhong."

"Baik!"

Sementara itu, Guizhong sedang menenangkan para warga yang panik karena kejadian yang baru saja menimpa mereka. Ia merasa sangat prihatin dengan keadaan para warganya. Ada yang luka-luka kecil, kehilangan anggota tubuh, dan bahkan hampir kehilangan nyawanya. Ia merasa pusing melihat darah sebanyak itu tetapi ia harus menahan dan mengobati para warganya.

Tidak sedikit pula yang kehilangan anggota keluarga mereka karena penyerangan tersebut. Terdengar teriakan putus asa dan juga jerit tangis dimana-mana. Guizhong sudah berusaha memberikan mereka dukungan mental. Namun, apa mau dikata kalau mereka sudah menyaksikan kehilangan itu di depan mata mereka sendiri.

Guizhong sadar kalau mereka butuh waktu untuk menerima serta mengikhlaskan hal itu. Oleh karena itu, ia lebih fokus menyembuhkan luka para pengikutnya dengan kekuatan dewa miliknya. Ia juga berusaha untuk menyelamatkan orang sebanyak yang ia bisa. Ia akan selalu mengusahakan yang terbaik untuk para pengikutnya.

Sejujurnya, jauh di dalam hatinya, Guizhong menyesal karena ia tidak tetap tinggal di Guili Plains tadi malam. Ia justru mengajak Zhongli untuk melihat glaze lily di Dihua Marsh. Sungguh kegiatan tidak berguna yang membuatnya menyesal seperti sekarang ini. Namun, ia sadar kalau nasi sudah menjadi bubur dan penyesalan hanya akan menghambat dirinya. Alangkah jauh lebih baik kalau ia fokus menyelesaikan apa yang ada di depannya saat ini.

"Dewi Guizhong..."panggil Meimei dengan lirih. Meimei adalah anak dari Lulu sekaligus asisten pribadi Guizhong sekarang. Semenjak Lulu dan ayahnya meninggal, Guizhong sudah menganggap Meimei dan adiknya sebagai anaknya sendiri.

"Ada apa, Meimei ? Kau sudah selesai mengobati para warga ?"tanya Guizhong tanpa mengalihkan pandangannya dari seorang pria paruh baya yang terluka parah di depannya.

"Sudah, dewi."

"Syukurlah kalau begitu. Aku akan menyembuhkan mereka nanti, yang terpenting adalah mereka sudah mendapatkan pertolongan pertama lewat obat-obatan."

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang