Jack berjalan dengan langkah cepat menghampiri Karina dan Tama yang masih ada di kantin. Bahkan sejak tadi, Jack membawa motornya dengan kecepatan penuh menuju kampus. Dirinya tak habis pikir, bisa-bisanya Tama mendekati Karina yang sedang menjadi incarannya.
Sesampainya di kantin, Jack melihat mereka berdua sedang tertawa. Jack semakin merasa tersaingi dengan lelaki itu. Ia lantas menghampiri Tama lalu menarik kerahnya.
“Ngapain lo di sini sama Karina?” tanya Jack kencang hingga membuat seisi kantin tertuju padanya. Sikapnya kini seolah-olah hanya dialah yang berhak bersama Karina.
Tama menepis tangan Jack dari kerahnya. “Apa sih? Lo siapa ngatur-ngatur gue?”
Karina berdiri lalu berusaha melerai Jack dan Tama. “Jack! Lo apaan sih? Gue sama Tama cuma makan bareng!”
“Karina, dia itu brengsek! Gue takut dia nyakitin lo!”
Tama mengerutkan kening sambil mendengus. “Eh, jangan asal ngomong lo! Bukannya lo sendiri yang suka mainin perempuan? Bisa-bisanya lo memutar balikkan fakta!”
“Kenapa? Lo takut kalau Karina tahu lo itu brengsek?”
“Sialan lo!” Tama yang kesal dengan ucapan Jack hendak melayangkan tinju ke pipi lelaki itu namun tiba-tiba Ten datang menghentikannya.
“Tam, udah, jangan diladenin!” ucap Ten sambil menahan tubuh Tama. “Ayo kita pergi aja dari sini.”
Tama akhirnya memilih untuk meninggalkan Jack dan Karina. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Jack berkata seperti itu di depan Karina? Ah, sial!
“Awas lo ya!” ucap Ten lagi dengan mata disipitkan dan menunjuk ke arah Jack sambil berjalan mundur. “Gue tandain lo!”
Di sudut lain, ternyata Sunny dan Sally masih berada di kantin. Mereka duduk lumayan jauh dari Karina. Saat Jack menarik Tama dan membuat seisi kantin heboh, Sunny langsung bangkit dari tempat duduk.
Sally yang ikut berdiri di sebelah Sunny pun menarik tangan gadis itu untuk meninggalkan kantin.
“Lo liat sendiri? Gak mungkin Jack sampe kayak gitu kalau mereka berdua gak punya hubungan apa-apa.” kata Sally pelan. Mereka berdua kini sedang berjalan menuju parkiran.
Sunny menghela napas dengan berat. “Terus gue gimana? Gue udah terlanjur suka sama Jack, Sal.”
Sally menepuk-nepuk pundak sahabatnya pelan. “Kayak gak ada cowok lain aja. Tuh, di kelas kita ada si Udin, dia pinter banget Kimia. Ya walaupun agak cupu, tapi bisa dimake over lah, gampang.”
“Sal gue tabok lo ya.”
“Ah, lo gak suka cowok kayak Udin? Mau gue kenalin sama temennya kak Irena gak? Namanya gue lupa, tapi dia ganteng banget! Maco! Ah, tapi dia punya istri, gak jadi deh.”
“Sal, lo pernah denger berita seorang sahabat menghabisi sahabatnya sendiri gak?”
Sally terkekeh kencang. “Udah, udah, gue becanda. Gue gak suka aja liat lo kayak barusan. Udah jelek, makin jelek lo,” kata Sally sambil merangkul Sunny. “Gue masih laper, nih. Kita beli batagor di depan mall yuk!”
***
“Ren, ayo makan siang bareng aku.” ajak Tan setelah merapikan beberapa lensa kamera dan memasukkannya ke dalam tas.
Irena tersenyum lalu menganggukkan kepala. “Boleh, aku ganti pakaian dulu ya.”
“Oke, aku tunggu di depan ya.”
Beberapa saat kemudian, Irena menghampiri Tan yang sedang bersandar pada salah satu bangunan sambil memainkan ponsel. Lelaki itu tersenyum saat melihat Irena yang berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Better (With You)
FanfictionSally (Chou Tzuyu) dihadapkan pada dua pilihan, Vazza (Kim Taehyung), atau Nathan (Jung Jaehyun)? [18+] Jadilah saksi dari perjalanan kisah cinta Sally, lalu tebak akhir cinta seperti apa dan dari siapa yang Sally terima. Genre : Comedy, Drama, Roma...