Chapter 8

410 108 8
                                        

Jangan lupa vote ya bund!

.

.

.



Kana dan Kunara tampak berbelanja di supermarket. Kunara melipat tangannya heran, alih-alih makan-makanan enak di restoran mahal. Gadis didepannya itu malah menariknya ke supermarket untuk membeli bahan makanan.

"Lo napa kudu liat diskonan sih? Mumpung gue yang traktir udah ambil aja! Gue kagak bakal bangkrut kalopun lo beli 3 troli penuh!" kata Kunara jengah melihat Kana yang melihat harga diskonan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo napa kudu liat diskonan sih? Mumpung gue yang traktir udah ambil aja! Gue kagak bakal bangkrut kalopun lo beli 3 troli penuh!" kata Kunara jengah melihat Kana yang melihat harga diskonan.

"Hidup lo ama gue beda! Kalo ada yang murah kenapa harus beli mahal? Perkataan ini pasti tidak bisa dipikirkan dengan baik oleh orang kaya sepertimu," kata Kana.

Kunara menghela nafasnya, "Sedari kecil semuanya sudah ada dan terpenuhi. Gue hidup layaknya burung yang dikurung dalam sangkar emas," keluh Kunara pada Kana. Gadis itu berhenti mencari mie instan yang diskon dan mendekati Kunara.

"Lo pingin gak bisa terbang bebas layaknya burung liar?" tanya Kana.

Kun mengangguk, "Ya, impian terbesar gue adalah bisa terbang bebas layaknya burung yang lain. Terbang kemanapun gue mau dan tanpa paksaan atau tekanan apapun. Itu adalah impian terbesar gue selama ini!"

Kana memegang bahu Kunara, "Gue yakin Kun,lo bakal bisa kayak para burung-burung itu. Terbang bebas kemanapun lo mau tanpa tekanan siapapun termasuk kedua orang tua lo," kata Kana percaya dan berusaha menguatkan sahabatnya itu.

"Lo pasti kuat njalanin kehidupan ini, kalo kata orang waktu berapa bulan gitu kita itu ditanyaiin ama malaikat. Kuat gak ngejalanin kehidupan ini setelah malaikat ngasih gambaran-gambaran ke kita soal kehidupan yang akan dijalani. Lo lahir berarti lo kuat Kun!" imbuh Kana lalu mendorong trolinya ke kasir.

Kunara melihat punggung Kana yang memulai menjauhinya, "Cuma lo Na, orang yang bener-bener ngertiin gue. Lo juga yang bikin gue bertahan selama ini. Na, gue harap orang yang beruntung buat milikin hati lo adalah gue." Batin Kunara.

"Dah? Cuma ini aja lo mintanya? Kenapa sih kagak mau makan di restoran?" tanya Kunara heran.

"Di restoran satu makanan aja bisa sampek 500 ribu,nah 500 ribu disini gue bisa dapet 1 troli! 1 troli ini gue bisa buat makan gue satu bulan!" kata Kana sembari mengeluarkan belanjaan dari troli untuk dihitung oleh mbak kasir.

"Totalnya 450 ribu mbak," kata mbak kasir kepada Kana.

"Dibayar sama nih orang," kata Kana sembari menunjuk Kunara yang sedang mengeluarkan kartu pembayarannya kemudian menyerahkannya.

"Suaminya mbak?' tanya mbak kasir itu.

"Ha? suami? Duh mbak gak liat kita pake seragam SMA?" tanya Kana balik. Keduanya memang masih menggunakan seragam sekolah karena baru saja pulang dari sekolah untuk melakukan upacara 17 Agustusan.

Insa | [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang