Harap berikan vote terlebih dahulu! Hargai usaha Rain dalam membuat cerita dengan vote ataupun komentar.
.
.
.
Ruangan kerja yang berantakan,lilin aromaterapi yang masih menyala,lembar-lembar kertas dengan sketsa kasar berserakan di lantai, tablet yang menyala 24 jam. Begitulah kira-kira kondisi kamar dari seorang penulis komik ternama Kana Armaya Chandrika atau yang lebih dikenal dengan nama pena Kana itu sedang tertidur pulas dengan air liur yang menetes di bantalnya. Rambutnya sudah seperti singa dan mengembang.
Dia tidak akan bangun dari mimpi indahnya,jika ponsel 5,5 Inch itu tidak berbunyi. Dengan setengah sadar,Kana meraba kasurnya untuk mencari ponsel layar sentuh keluaran terbaru tersebut. Ternyata, ponselnya tidak ada diatas kasurnya. Ponsel itu berada di lantai dan layar pelindungnya retak. Mata Kana yang setengah tertutup segera membuka dengan sempurna saat melihat layar pelindungnya rusak.Ia lalu mengangkat sambungan telepon dari agensi yang menaungi dirinya sebagai penulis komik.
"Gue baru ganti pelindung layar anjir,masa udah retak aja!" kesal nya. Salahkan saja tingkah laku Kana ketika ia tertidur. Dia tidak bisa tidur dengan posisi yang tenang,selalu berganti posisi 360 derajat dan terkadang kakinya suka menendang-nendang.
"Kana, tolong datang ke agensi sekarang,bisa??" tanya editor Mas Arkan dari seberang sana, alis Kana terangkat satu, untuk apa menyuruhnya ke agensi? Apakah mereka akan meminta komik baru?
"Buat apa? Mas Arkan gak bisa apa biarin Kana tidur dengan tenang?!"rengek Kana sedih.
"Mau tidur dengan tenang? Wah wah! Jangan gila lo Na! Gue tahu kalo lo tertekan buat cari inspirasi komik selanjutnya tapi ya jangan bunuh diri dong!"
"Siapa yang gila?! Gila kali gue bunuh diri gitu aja setelah apa yang udah gue dapetin selama bertahun-tahun. Harta yang gue kumpulin dengan bersusah payah,mana bisa gue bawa ke makam ntar! Bukan Firaun! Setidaknya gue single,rich and famous ahay!"
"Kan gue ngiranya gitu! Dih sekarang yang udah terkenal ye?"
"Setidaknya tolonglah hubungin gue pas udah siang jam 1 kek contohnya, jam segini gue masih bobo cantik tolong ya.."
"Heh! Lo kagak inget orang tua dulu ngomong apaan? Rejeki bisa dipatuk oleh ayam! Udah lo dateng aja ke agensi sekarang. Mau ada yang gue omongin!"
Kana menggeleng,"Buat apa?"
"Dateng dulu udah,ntar gue jelasin!"
"Ogah!"tolak Kana sembari memutarnya malas,Arkan merasa frustasi karena Kana yang menolak datang ke agensi.
"Boba mau??" tawar Arkan.
Kana menggeleng ia lalu menyunggingkan senyumnya, "Maaf gue udah kaya sekarang ya," sombong Kana.
"Kebetulan ada pre order album grup idol kesukaanmu loh.." Kata Arkan. ini adalah usaha terakhirnya untuk membujuk penulis Kana agar mau datang ke kantor agensi.
"Setuju!" jawab Kana lalu mengakhiri sambungan telfonnya.
"Dih denger ada preorder album dia langsung setuju buat datang, dasar pecinta oppa-oppa!" cibir Arkan.
Kana pergi ke gerai ponsel terdekat untuk memperbaiki pelindung ponselnya yang retak. Dia sama sekali tidak bisa tenang melihat ponselnya yang memiliki layar retak. "Gue kalo tidur posisinya apa aja sih sampek ponsel gue yang ada dideket bantal bisa jatuh ke lantai?" tanya Kana heran dengan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insa | [SUDAH TERBIT]
أدب الهواةAnak IPA mengajari anak IPS sejarah? Terdengar mustahil tapi itu benar. Kana Armaya Chandrika adalah anak IPS yang hobi nya menggambar dan membaca komik itu harus diajari oleh sahabat masa kecilnya yaitu. Kunara Abimanyu Cullen, anak MIPA Efektif 1...