2.4

237 35 6
                                    

🔛

"DEMI??" suara nyaring Ohm Pawat akhirnya memecah kesunyian yang tercipta beberapa detik di apartemen Blue. Iya karena siang ini kelas mereka kosong- dosen lagi ada kegiatan di luar kampus mereka akhirnya melipir ke apartemen Blue buat ngerjain tugas lainnya. Tapi ya biasalah, namanya juga manusia, niatnya mau ngerjain tugas, tapi baru ngeluarin kertas aja udah ditinggal ngomongin yang lain.

"Lo nggak lagi nge-prank kita kan, Wat" Love lagi meyakinkan diri dan juga Siwat biar nggak nge-prank di siang bolong begini. Siapa yang mau percaya gitu aja kalau tiba-tiba Mark bilang dia pacaran sama Perth.

Mark masang wajah masem, "Kok lo semua nggak percaya sama gue. Gue serius, beneran" katanya setengah frustasi.

Ohm balik menggelepar di karpet, "Tapi logika gue masih menolak percaya"

"Lo semalem mabok?" Tanya Blue yang juga sama nggak percayanya. Asli semua yang ada di ruangan itu malah mojokin Siwat.

"Lo semua temen kampret emang. Gue kudu buktiin apa anjing biar lo percaya"

"Bukan nggak percaya, Wat. Tapi apa ya- kok bisa" Film masih menolak juga buat percaya.

Ohm bangun lagi dari tidurannya, "Kalau iya, kok Perth mau sama lo"

Kotak pensil Film bergambar unicorn diambil Mark buat mukul Ohm Pawat yang ngomongnya suka nggak difilter, "Sembarangan banget lo kalo ngomong" omelnya.

Nggak lama Film yang baru aja beli minum sama Bright dateng. Bawa sekantong kresek makanan yang isinya micin semua.

"Apa nih belum mulai ngerjain" kata Bright yang ngelihat kertas temen-temennya masih kosong. Buku masih rapi. Laptop juga belum ada yang nyala. "Padahal gue sama Film udah keluar ada kali sejam"

"Lagian lo lama bener beli jajan aja. Curiga melipir pacaran ya"

Bright ngelempar botol minumnya ke arah Ohm, "Pala lu melipir pacaran. Noh di lampu merah situ ditutup jalannya. Kagak tau ada acara apaan"

Gara-gara lampu merah ditutup dan harus puter arah, beli jajan yang harusnya dua puluh menit molor jadi satu jam. Mana matahari lagi semangatnya menyinari bumi. Sepanjang jalan Bright udah ngomel aja. Untung keluarnya sama Film yang memberikan wejangan buat sabar, coba kalau sama yang lain? Yang ada malah marah-marah nggak jelas di jalan.

"Lo berdua mau denger berita aneh nggak?" Tanya Love sambil nunjuk Film sama Bright gantian.

Blue sama Ohm udah ngetawain. Seratus persen pasti juga nggak percaya dua oknum itu.

"Apa?" Tanya Film yang penasaran. Kalau Bright nggak terlalu kepo, soalnya pasti sesuatu yang nggak jelas kalau temen-temennya.

Love yang mau ngomon, tapi dia malah ketawa dulu, "Aduh nggak sanggup" katanya masih ketawa sambil megangin perut.

Film sama Bright masih dalam mode cengo. Aneh bener. Kalo gini mending mereka keliling kota daripada berkumpul dengan teman-teman aneh. "Serius cepetan ada apa?" Desak Film.

Love masih ketawa geleng-geleng. Isyarat nggak kuat kalau dia yang harus ngomong. Akhirnya Blue yang angkat bicara, "Siwat bilang dia pacaran sama, Perth"

Bright yang lagi buka bungkus doritos diem bentar. Masih memproses apa yang barusan dia denger. Syarafnya agak kaget dan otaknya masih ngeproses informasi. Film dia ngangguk aja, malah kelihatan santai sambil ngeluarin laptopnya dari tas. Tapi kemudian dia diem.

"Bentar. Tadi lo bilang Siwat pacaran sama siapa?" tanyanya.

Pantesan aja selow nggak ada respon. Film belum connect ternyata.

LABYRINTH | PerthMark [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang