"Hai Arvin!"
Arvin jadi terkenal seketika!
Waw, sungguh sangat sangat sangat sangat mengesankan.
Ini baru sehari Arvin sekolah tapi terkenal udah kek bertahun-tahun. Entah dari adik kelas atau kakak kelas.
Bisa-bisa Halilintar jadi dikalahkan. Tapi nggak apa-apa juga sih, ada untungnya bagi ku.
"Arvin, boleh minta nomor telfon nggak?" tanya salah satu adek kelas yang menurutku, dia seperti orang yang tidak mendapat perhatian dari cowok manapun.
Kalau andaikan mereka tau Arvin mantan gue gimana? Jangan sampai sih, ih ngeri banget. Dikeroyok satu sekolah, mana perempuan, perempuan kan ganas.
Ya kek gue ganas nya.
Tapi nggak ganas amat.
"Ya, lo napa dah? Kok ngeri gitu? Ada hantu?"
"Iya, ada hantu di samping Arvin. Dahlah, yuk ke kantin."
Aku langsung menyeret tangan Ying. Bisa-bisa Ying ketinggalan, dan gue ogah bet mau balik lagi cuma buat jemput Ying.
Definisi sahabat laknat.
•••
"Ya, jan lupa besok kita ada kerja kelompok."
"Kerja kelompok apa?"
"Biologi kalau lo lupa."
"Emang ada ya?"
"Iyalah, baru dapat beberapa menit lho ya mis ingetin kita."
Aku menghela nafas, "Iya, iya, gue usahakan dateng kalau gue lagi nggak sibuk."
"Lo sibuk apaan?"
"Pembinaan dan belajar buat lomba olimpiade Matematika tingkat internasional."
Ying membulatkan mata, Yap, sepertinya dia lupa kalau aku masuk juara 3 besar waktu itu. Dasar tukang pelupaa!
"IYA! GUE LUPAA!"
Apakah dia sahabatku? Tidak.
"Capek sama Ying." Mengembuskan nafas panjang, lelah sekali.
•••
Semangat Ya!
Satu soal lagi, dan lo boleh pulang kok! Oke oke, jangan keburu mengerjakannya. Inget kata pak Andi, kalau lo keburu, maka lo nggak akan teliti.
Tinggal masukkan rumus ini, lalu hitung, lalu tulis jawabannya, dan habis itu selesai.
"Yaya, apakah sudah?"
Aku sedikit kaget. Ha? Udah 3 jam berlalu ya? Kok cepet sekali?
"Tinggal dikit kok pak," jawab ku dengan tetap fokus mengerjakannya.
Oke, sudah mencari jawaban, tinggal salin ke lembar jawaban.
Tak butuh waktu lama untuk menyalin, dalam hitungan 30 detik, aku sudah selesai menyalin.
"Sudah pak," merapikan soal-soal dan lembar jawaban untuk diberikan ke pak Andi.
Selesai merapikan, aku langsung memberikannya. Pak Andi tersenyum, dia kemudian berbicara yang membuatku sangat ku tidak sadari dan membuatku terkagum dengan diriku sendiri.
"Padahal tadi bapak bilang waktu mengerjakan tiga jam, ini kamu 100 soal dalam dua jam, kamu sangat membanggakan!"
"Terus tadi bapak kan bilang kalau udah tiga jam, bapak kesini lagi. Kok bapak udah kesini?"
"Itu, bapak cuma mau bilang ditunggu Halilintar di lapangan basket."
Ngapain?
"Kenapa pak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
M ᴀ N ᴛ A ɴ
Teen Fiction[ Series HaliYa ] Gimana perasaan kamu saat sudah menjadi mantan tetapi mantan kamu masih mengejarmu? Sedih, kecewa, marah, dan.. senang? Itu yang dirasakan Yaya. - tak semua orang bisa menerima dan memaafkan kesalahan orang lain. Itu yang dipegang...