• Rom VIII

227 31 0
                                    

Tatapan kosong.

Bolehkah sekali ini saja aku tertawa keras?

Bohong kalau aku kuat mendengarkan itu. Bohong kalau aku masih baik-baik saja. Bohong kalau sebenarnya aku tidak terluka.

"Yaya itu juga anak kita, Pa! Tidak mungkin dia yang mendonorkan organ tubuhnya!"

Haha...

Belum sembuh karena luka yang diberikan Halilintar dan sekarang masih ditambah luka dari orang tuaku. Tuhan, bolehkan kali ini aku mati? Rasanya ku tidak kuat menghadapi ini semua.

"Diem kamu! Yaya itu hanya satu-satunya harapan kita!"

Harapan apa, Pa? Harapan pendonor organ tubuh, ya?

Yaya juga punya harapan, Pa.

Harapan Yaya nggak penting ya, Pa?

"Tidak bisakah kamu memikirkan Yaya sekali-kali, Pa? Yaya juga ada masa depan yang harus ia capai! Kita nggak boleh menggagalkan masa depan Yaya, Pa!"

Mama.. selama ini aku kira Mama tak pernah menganggap ku anaknya. Nyatanya, Papa lah yang tak pernah menganggap diriku. Mama.. Yaya minta maaf.

"Jadi, kamu juga mau menggagalkan masa depan Aya?"

Siapa? Aya? Siapa lagi itu? Mengapa semua masalah bermunculan?

"Aku peduli, tapi Yaya juga anakku. Kamu harusnya mengerti itu!"

Kata apa yang perlu aku ucap sekarang?

"Tidak akan pernah mengerti! Mau tak mau, Yaya secepatnya harus menjadi pendonor untuk Aya!"

Secepatnya ya? Bagaimana kalau Yaya mati dulu? Boleh kan?

Aku cepat-cepat bersembunyi saat salah satu dari mereka membuka pintu. Setelah bersembunyi, aku melihat Papa keluar dengan aura marah. Aku keluar dari persembunyian setelah Papa pergi jauh.

"Lho Yaya, ngapain disini?" Aku hanya menatap sekilas Mama.

"Tidak ada, hanya kebetulan lewat."

Mama mengangguk, ia percaya. Haha, gini sekali hidup ku.

"Ya sudah kalau begitu, Mama pergi dulu, ada pekerjaan."

"Pergi saja, Yaya lagian bisa mengurusi diri sendiri selama ini tanpa kalian."

Aku tau Mama pasti tertegun dengan apa yang ku ucapkan. Aku langsung pergi meninggalkan Mama. Aku butuh keluar untuk menenangkan diri.

"Pantas selama ini Papa dan Mama tidak pernah ada untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantas selama ini Papa dan Mama tidak pernah ada untukku. Ternyata ada anak lain yang mereka selalu ada untuknya. Pantas Papa selalu membebaskan ku karena dia tidak sayang padaku."

Jangan tanya aku tau darimana, aku bertanya pada supirku. Dan supirku mengatakan semuanya. Jadi- bisa dibilang aku seperti anak buangan. Walaupun aku anak kandung mereka, tapi mereka tak mengharapkan kehadiran ku.

M ᴀ N ᴛ A ɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang