• Rom IX - about Yaya

246 25 0
                                    

Diambil dari sudut pandang Mama Yaya.

••••|||••••

Aya dan Yaya, dua anak kembar tapi berbeda. Aya adalah anak yang punya sejuta harapan tapi ada kemungkinan kecil dia bisa mewujudkan harapan-harapan itu. Sedangkan Yaya adalah anak yang tidak diharapkan oleh suamiku dan ingin dijadikan pendonor organ tubuh untuk Aya.

Dari kecil, aku hanya menemani Aya. Aku menelantarkan Yaya. Disaat Yaya sakit, aku tidak ada untuk mengobatinya. Disaat Yaya membutuhkan aku, aku tidak ada untuk menemaninya. Hanya Aya yang selalu ku perhatikan.

Aku ibu yang buruk.

Buruk sekali malah.

Aya.. dia berbeda sekali dengan Yaya. Dia terkena penyakit sejak kecil. Kami pun memisahkan mereka berdua. Jadi Yaya tidak pernah tau bahwa dia punya kembaran.

Jika aku meminta maaf pada Yaya, apakah dia akan memaafkan ku?

Perlakuanku ini tak pantas untuk dimaafin. Aku sadar itu. Apalagi disaat aku lelah dan waktu pulang ke rumah, maka aku akan melampiaskan kepada Yaya. Jika diingat kembali, itu membuatku sangat menyesal.

Yaya.. apakah beribu-ribu maaf dari Mama bisa membuat luka yang Mama berikan jadi sembuh?

Aku pernah diceritakan oleh pembantuku dirumah, katanya waktu Yaya pentas, ia menyanyikan sebuah lagu tentang keluarga. Tapi apa yang diharapkan Yaya waktu itu tidak datang, ia berhenti menyanyikan lagu itu dan ia diejek bahwa keluarganya tidak menyayanginya.

Aku tertegun waktu Yaya bilang bahwa dia bisa mengurusi dirinya sendiri tanpa kami.

Ya.. aku akui, kami tidak pernah merawat Yaya. Kami hanya memberikan dia uang, sudah, begitu saja. Selebihnya kami tidak ngapain.

Aku pernah memarahinya lalu memukulnya disaat dia kepergok memegang rokok. Aku tidak mendengarkan ucapannya terlebih dahulu, aku langsung memukul nya begitu saja. Dan besoknya, aku mendengarkan ucapan pembantu rumah bahwa Yaya tidak pernah merokok. Ia hanya memegangi rokok temannya.

Saat itu aku langsung meminta maaf padanya tapi Yaya bilang tidak apa-apa. Lalu dia bilang bahwa semua orang juga pasti salah paham.

Yaya.. apa yang harus Mama lakukan biar kamu bahagia, Nak?

Aku benci ini. Aku benci situasi ini. Apalagi disaat kami bertengkar karena mempermasalahkan Yaya yang akan menjadi pendonor. Tentu aku sebagai Mama-nya tidak terima. Yaya juga anakku. Dia pasti punya sejuta harapan yang ingin dicapai seperti Aya.

Tuhan.. tolong buatlah Yaya bahagia selalu.

Hehe maaf kalau kata-katanya kek gimana gituu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hehe maaf kalau kata-katanya kek gimana gituu..

Menurut kalian, jika ini happy end bagus?

Salam hangat,
5 Juni 2k22

M ᴀ N ᴛ A ɴTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang