1

35K 1.7K 48
                                    

Tolong tinggalkan jejak

·
·

Suasana sunyi namun mencekam mendera ruangan megah di kediaman Na yuta.

"Ayah bunda, Kalian tidak berhak mengambil keputusan tanpa persetujuan dariku!" Tutur pria manis bernama Na jaemin yang tak lain adalah anak dari Na yuta dan Na sicheng.

"Kenapa tidak? Umurmu sudah cukup matang untuk menjalin hubungan yang lebih serius dan bunda sudah tidak sabar menimang cucu" Ucap winwin tersenyum seraya mengelus tangan sang anak lembut guna menenangkan anaknya yang sedang dikuasai emosi.

Na jaemin adalah putra bungsu dari pasangan Na, ia dan kakaknya Na dejun selalu dilimpahi kasih sayang yang besar oleh ayah dan bundanya begitu pun dengan keluarga besarnya yang selalu menuruti segala permintaannya walaupun ia sama sekali tak pernah meminta apapun dari mereka.

Jaemin menarik panjang nafasnya lalu dihembuskan kasar, ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Menjodohkannya dengan lelaki yang tak dikenal? Hah, bukannya tidak ingin menikah namun jaemin tidak berniat menjalin hubungan dengan siapapun sekarang, mengingat ia masih mengembangkan karirnya menjadi designer bahkan butiknya kini sedang melejit tinggi popularitasnya. Ia ingin menikah seperti kakaknya tanpa adanya perjodohan. Tidak mungkin ia merelakan karirnya untuk sekedar menikah dan juga tanpa rasa cinta, Tidak akan terjadi!

"Aku tidak mau."

"Sayangnya itu bukan pilihan, sayang." Penuturan Yuta membuat jaemin menjatuhkan rahangnya.

Jaemin memejamkan matanya, menetralkan emosinya yang meluap-luap lalu menghembuskan kembali nafas kasarnya.

"Terserah, anggap saja pernikahanku sebagai formalitas dan aku tidak akan pernah mau melayaninya layaknya seorang istri! Terima kasih." Setelah mengatakan kalimat sarkas itu jaemin berlalu menuju kamarnya, mungkin sedang meluapkan emosinya terbukti dari suara debuman keras pintu kamar yang tertutup.

"Yuta-ya apa semua akan baik-baik saja?" Tanya winwin memandang sendu pintu kamar putra bungsunya.

Yuta memandang lembut sang istri yang khawatir akan keadaan anaknya namun ia disini adalah kepala keluarga, ia harus tegas dalam mengambil keputusan dan juga pilihan untuk pria manisnya tidak buruk.

"Semuanya akan baik-baik saja, bahkan dia lebih mencintai Nana daripada yang sering dia katakan."

"Ya,kuharap begitu."

◎◎◎

Disisi lain seorang pria sedang berkutat dengan lembar kertas bernilai jutaan won, ia tidak memperdulikan kakak bahkan orangtuanya kini duduk menatapnya di sofa ruang kerjanya.

"Lihatlah anak kecil ini, sangat giat bekerja hingga tak perduli dengan kita." Sindir sang ibu memasang mimik wajah menyedihkan yang terlihat seperti mengejek.

"Ah benar sekali, bagaimana jika setelah menikah nanti ia lebih mementingkan kertas putih itu ketimbang istrinya?" Sang kakak pun tak ingin tertinggal dalam hal menggoda adiknya.

"Apakah kita batalkan saja perjodohan ini? Dia bahkan tidak berniat untuk membahasnya." bahkan sang ayah pun ikut andil dalam menggoda si bungsu.

"Baiklah, ayo kita hubungi mereka untuk membatalkan semuanya" Ujar sang ibu yang kini sudah beranjak dari duduknya diikuti oleh dua pria kesayangannya hendak keluar dari ruang kerja sibungsu sebelumㅡ

"Mommy Daddy... Bersabarlah, sedikit lagi aku akan menyelesaikannya.."

ㅡPerkataan sibungsu menginterupsi mereka.

Be Mine || NOMIN [Complete PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang