17

7.6K 787 118
                                    

Tolong tinggalkan jejak

·
·

Jeno benar-benar akan menepati janjinya untuk mengajak Jaemin jalan-jalan. Menghiraukan kertas bernilai jutaan won yang membutuhkan belaian tangannya. Ia benar-benar akan membahagiakan jaemin hari ini sebagai bentuk permintaan maaf.

Begitupun Jaemin, ia sudah pulang dari rumah sakit. Entahlah, rasa tak sabar ketika Jeno mengajaknya jalan-jalan seketika bisa menambah energinya. Bahkan anak yang berada didalam perutnya tidak berhenti menendang perutnya, mungkin sikecil aktif bun.

"Sayang, kita keluarnya agak sorean ya.." Jeno sebenarnya ingin mengajak jaemin keluar sekarang, namun ia cukup sadar diri untuk tidak membiarkan bumil itu terbakar panas matahari yang sangat terik hari ini.

Jaemin hanya mengangguk mengiyakan, ia terlalu fokus menonton drama penthouse di ponsel milik jeno. Kenapa bukan ponselnya? karena baby yang mau katanya sedangkan jeno mengiyakan saja toh tidak ada apa-apa diponselnya.

"Kapan mampusnya sih nih jo dan te" Mulut manis itu hanya terbuka untuk mengumpat membuat jeno gemas.

"Kalo j&t mampus terus siapa yang nganterin paket?" Jeno menyahut simanis yang kini sudah mendongakkan kepalanya menatap jeno, ia berada dipelukan jeno sekarang.

"Apaansih mas, nukan j&t itu" hilang sudah mood manis.

"Salah ya?"

"Berisik ah" Jaemin membelakangi Jeno, entahlah melihat muka jeno membuatnya emosi.

Jeno yang kebingunganpun hanya diam, ia takut jika berbicara maka mood jaemin semakin memburuk.

Keheningan melanda, jeno yang heran pun perlahan bangkit untuk melihat simanis. Ia tersenyum geli karena jaeminnya tertidur.

Drrt drrrt

Baru saja jeno hendak mencium jaemin namun urung karena ponselnya yang masih ditangan jaemin bergetar membuat simanis membuka matanya. Melirik ponsel jeno yang bergetar ditangannya dan jeno begantian.

My♥ is calling...

Jaemin menekan tombol hijau untuk mengangkat telepon tersebut namun hatinya sedikit was-was sementara jeno sudah keringat dingin dibelakang simanis.

"Hallo sayang, ma-" Belum sempat seseorang diseberang sana menyelesaikan ucapannya karena jaemin menekan tombol merah agar panggilan itu berakhir, spial kenapa harus seperti ini? baru saja ia berharap akan menghabiskan waktu bersama jeno hari ini, melupakan masalah yang lalu.

memang tidak baik jika berharap sesama manusia..

Jaemin diam, ia tidak bisa berkata-kata saat ini. Suara itu berputar bagai kaset rusak ditelinganya.

"Sayang ya mas?" ia tertawa menyedihkan. Tak bisakah hari ini masalah tidak kembali datang? mereka baru saja berbaikan.

"Mas bisa jelasin na" Jeno membalik tubuh jaemin agar menghadap dirinya.

"Jelasin apa?" Suara itu terdengar sangat lirih, kaemin bahkan tidak sanggup lagi untuk sekedar membuka mulut. Mungkin tubuhnya saat ini sudah selembut jelly.

"Lupain yang tadi ya, itu bukan siapa-siapa" Jeno memeluk jaemin, tidak ada perlawanan dari simanis yang bahkan matanya tidak lagi mengeluarkan airmata. Tatapannya menyiratkan akan kekosongan.

"Lalu? apa semuanya bisa kembali seperti semula?"

"Maafin mas na" Hanya itu yang keluar dari mulut jeno, ia tidak tahu harus apa.

Be Mine || NOMIN [Complete PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang