11

9.2K 834 149
                                    

Tolong tinggalkan jejak

·
·

Hubungan rumah tangga jeno dan jaemin terlihat lebih harmonis sejak kejadian pagi itu, Jaemin sudah melaksanakan tugasnya layaknya seorang istri dan jeno tentu saja merasa senang karena ia tidak dijadikan 'babu' lagi tapi ia tetap membantu jaemin.

"Astaga" Jaemin hampir saja mengiris jarinya kala jeno memeluknya dari belakang.

"Mas lepas" Jeno bahkan semakin mengeratkan pelukannya menghiraukan jaemin sementara jaemin yang merasa jeno tak beranjak sedikitpun menghela nafas kemudian melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda dengan lengan jeno yang melingkar indah dipinggang rampingnya.

Terhitung pernikahan jaemin dan jeno menginjak 6 bulan, yang artinya jeno akan mengakhiri semuanya selama 6 bulan lagi.

"Mas! lepas atau aku akan memotong lenganmu" Jaemin mengelap ujung pisau yang digunakan untuk mengiris sayur itu perlahan hingga membuat jeno bergidik dan segera melepaskan lengannya dari pinggang ramping jaemin.

Jaemin dan pisau bukanlah perpaduan yang pas.

"Mandi sana, bau"

Jeno mencium ketiaknya, masih wangi kok. Hanya saja tubuhnya sedikit lengket karena baru pulang dari bekerja. 

"Siap nyonya" Jeno memasang pose hormat membuat jaemin terkekeh, jeno suka sekali melihat jaemin tersenyum.

Sepeninggal jeno kini jaemin sibuk dengan masakannya hingga tak lama hidanganpun tersaji apik diatas meja.

Jaemin menyusul jeno kearah kamar mereka. Ya, kamar mereka yang dulunya adalah kamar jeno. jaemin yang memintanya untuk menggunakan kamar itu, karena wangi tubuh jeno terasa sangat pekat disana.

Tok tok tok

Jaemin mengurungkan niatnya menuju kamar mereka, oa berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang mengetuknya.

"Nana-ya" Suara yang dirindukan jaemin mengalun lembut ditelinganya.

"Bunda" Jaemin menghambur dirinya kepelukan sang bunda, bohong jika jaemin masih marah pada kedua orangtuanya. Bukankah ia sedang berusaha menerima takdirnya?

"Kenapa baru berkunjung?" Suara jaemin teredam didada sang bunda "Kalian melupakanku?" Sambungnya lagi membuat winwin terkekeh bahkan ia menangis setiap malam dipelukan yuta karena merindukan putra bungsunya yang manis ini.

Jaemin melepaskan dirinya dari pelukan winwin, melihat kebelakang dan mendapati Na yuta ayahnya berada disana.

"Ayah.." Jaemin berjalan menuju yuta yang sedang bersandar di kap depan mobil sembari merentangkan tangannya agar jaemin memeluknya.

"Ayah jahat sekali tidak mengunjungiku" Hancur sudah pertahanan jaemin yang berusaha ia tahan agar tidak menangis.

"Maafkan ayah nana-ya" Yuta mengecup pelan pucuk kepala jaemin.

"Nana-ya, ayo bawa ayah dan bunda masuk" Ucap jeno yang sedari tadi melihat interaksi keluarga Na yang sudah lama tidak berjumpa itu. Ah, Jeno merindukan keluarganya juga.

"Ayo ayah, bunda" Jaemin menggandeng tangan yuta dan winwin masuk kedalam rumah kecil mereka.

"Kalian sudah makan?"Tanya jaemin kepada winwin dan yuta.

"Belum" Yuta menyahut sedangkan winwin nampak menyikut perut yuta hingga membuatnya sedikit meringis.

"Kami sudah makan nana-ya " Ucap winwin lembut.

Be Mine || NOMIN [Complete PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang