******
Yibo berbaring di sofa panjang kamarnya dengan wajah yang tertutup oleh buku. Kedua tangannya terlipat di atas perutnya.
Yixuan mondar-mandir di sampingnya sambil sesekali mengusap keningnya.
"Kenapa masalahnya jadi rumit seperti ini?" gumam Yixuan sambil terus mondar-mandir.
Yibo tidak menjawab meskipun ia sebenarnya tidak tertidur. Bagaimana ia bisa tidur setelah kejutan yang diterimanya. Tiap kali ia memejamkan mata, lengan lembut yang memeluknya, tangan yang membelainya dan bibir yang diciumnya masih begitu jelas dalam ingatannya. Tapi kini sudah tak bisa diraihnya.
Yixuan memandang pada Yibo yang tak berkutik sama sekali. Ia sangat mengerti suasana hati Yibo saat ini. Dengan berita yang baru diterimanya saja sudah membuatnya sangat terkejut, apalagi Yibo.
Yibo sudah menceritakan padanya bahwa Xiao Zhan adalah anak ayahnya dari wanita lain yang dulu pernah bekerja di rumahnya. Tapi ternyata ia adalah mata-mata dari kelompok yang menginginkan data keberhasilan keluarganya.
"Lalu bagaimana dengan ibu Xiao Zhan sendiri?" Yixuan bertanya setelah ia duduk di salah satu kursi
Yixuan menunggu.
Tak lama kemudian, Yibo mengangkat buku dari wajahnya lalu berkata, "Katanya dia dibunuh." Ia meletakkan bukunya di lantai
Senyap
"Menurutmu apakah ayahmu tahu kalau Xiao Zhan adalah anaknya?"
"Kau bisa lihat sendiri bagaimana ayahku sangat menyayanginya kan."
Yixuan menganggu-anggukkan kepalanya, "Kalau begitu berarti ibumu juga tahu. Itulah sebabnya dia sangat membenci Xiao Zhan."
Yibo tak menjawab.
"Lalu bagaimana denganmu?" Yixuan menatap Yibo
"Sejujurnya aku syok." Setetes air mata mengalir keluar dari sudut matanya. Bukan sekedar syok saja, ia juga mengalami hati yang sakit. "Sekarang aku tak tahu bagaimana menghadapinya." Ia menutup matanya.
*
Dari kamar Yibo, Yixuan masuk ke kamar Xiao Zhan untuk melihat bagaimana keadaannya karena bukan hanya Yibo yang butuh dihibur, tetapi Xiao Zhan juga. Sejujurnya ia sendiri tak mengerti bagaimana cara menghibur keduannya. Di saat begini, Yixuan kadang merasa kedua sahabatnya itu terasa merepotkan. Meski begitu, ia tidak bisa untuk tidak peduli dan meninggalkan keduanya begitu saja. Nasib... nasib .....
Jika Yibo memilih berbaring sebagai teman dalam kesedihannya, Xiao Zhan memilih duduk di kursi sambil menatap ke luar jendela.
"Xiao Zhan." sapa Yixuan saat melewati pintu penghubung dari kamar Yibo
Xiao Zhan tak bergeming.
Yixuan menghela nafas. Keadaan keduanya tak jauh beda. Ia merasa lama-lama dirinya yang akan gila lebih dulu dari pada kedua orang yang sedang patah hati itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HEIR WAS CONNECTED ✓
FanfictionXiao Zhan yang sejak kecil diingatkan bahwa ia harus melindungi ahli waris Wang Kingdom, Wang Yibo, memberikan darahnya untuk menyelamatkan Wang Yibo yang kritis. Akibat transfusi darah itu, Xiao Zhan dan Wang Yibo terikat benang merah. Mereka jadi...