Takdir Benang Merah

4.1K 394 26
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

"Maafkan kami, tuan dan nyonya Wang." seorang dokter dengan wajah muram menunduk di hadapan tuan dan nyonya Wang. "Kami sudah berusaha sejauh ini, tapi putra anda kehilangan banyak darah, kami butuh darahnya segera, jika tidak ......."

Tuan Wang dengan gusar menarik kerah sang dokter. "Cari darahnya sekarang! Untuk apa berdiri di sini?!"

"Darah anak anda langka, kami tidak punya persediaannya, dari semua manusia mungkin hanya ada sepuluh orang saja."

Mata tuan Wang membulat terkejut, tarikan di kerah dokter itu mengendur, tubuhnya terhuyung ke belakang. Sementara nyonya Wang sambil menangis tersedu-sedu menghampiri tubuh suaminya. "Lao Wang..... anakku ......" tangisnya

Jerit tangis nyonya Wang ditelan oleh bunyi guntur dan hujan yang memang sudah ribut sejak tiga jam lalu, bahkan tidak ada tanda-tanda mereka ingin berhenti.

Di tengah suasana muram seperti itu, seseorang bersuara, "Pakai saja darahku," sambil mengulurkan lengannya.

Semua orang memandang ke arahnya.

"Darahku sama sepertinya," lanjutnya lagi

"A Zhan ....." Asa telah tampak dalam mata tuan Wang

"Tidak!!" sergah nyonya Wang

Tuan Wang memegang lengan nyonya Wang dan mengguncangnya, "Kau mau anakmu mati?" ucapnya dengan suara yang sama kerasnya

"Tapi tuan Wang, anak ini masih kecil." Sanggah sang dokter, "Kita tidak bisa...."

"Selamatkan dulu Yibo. Aku pasti bisa bertahan," sela Xiao Zhan

Dengan perasaan terharu, tuan Wang mendekati serta memeluk Xiao Zhan. "A Zhan, terima kasih banyak."

Xiao zhan mendorong tubuh tuan Wang agar melepaskan pelukannya. "Bukankah paman bilang aku harus melindungi Yibo?"

"Betul, nak." tuan Wang mengelus kepala Xiao Zhan. "Kau harus terus melindungi Yibo."

Xiao Zhan mengangguk mengerti, lalu ia pun dibawa pergi oleh dokter ke ruang operasi.

****

Sepuluh tahun kemudian.

Dua sejoli sedang memadu kasih, duduk di tengah lapangan rumput sekolah.

"Qin er, apa minggu ini kau ada waktu?" tanya Xiao Zhan

"Zhan ge mau mengajakku berkencan?" senyum gadis bernama Li Qin itu dengan cantik

"Hmn." Xiao Zhan mengangguk, "Kita kan sudah selesai ulangan semester, lagipula kita sudah lama tidak berkencan." Tangannya terulur menyibakkan rambut gadis itu dari pipinya karena tertiup angin semilir, "Oke?"

Li Qin tersenyum malu-malu karena sentuhan itu, "Terserah Zhan ge saja."

Xiao Zhan seketika tersenyum, terpesona oleh wajah cantik gadis di hadapannya yang sudah menjadi pacarnya selama enam bulan itu. Melihat gadis itu tertunduk dengan tersipu malu, Xiao Zhan mengulurkan tangannya untuk meraih dagu gadis itu, lalu mendekatkan wajahnya kepadanya. Xiao Zhan memiringkan kepalanya siap untuk mengecup bibir merah kekasihnya itu .....

THE HEIR WAS CONNECTED ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang