Setelah mendapat perintah dari sang penyihir, gagak hitam itu pun mengepakkan sayapnya, terbang meninggalkan hutan penyihir menuju tempat dimana penyihir Dio berada.
🧙🧙🧙
"Bukankah itu bunga anyelir?" Celetuk Lay menghampiri Kyungsoo.
Penyihir cantik itu terlihat sedang sibuk memasukkan bunga pemberian kris ke dalam vas kaca bening.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anyelir?" Kyungsoo mengerutkan alis merespons perkataan Lay. Setelahnya wanita bertubuh mungil itu berjalan santai dengan membawa bunga ke arah jendela dan menaruhnya disana.
"Aku tidak banyak tau tentang jenis bunga" sambung Kyungsoo, berkacak pinggang mengamati bunganya di depan jendela.
"Ini memang anyelir" ujar Lay lagi, yang sekarang ikut berdiri di sebelah Kyungsoo mengamati bunga.
"Yah apa pun namanya, bunga ini lumayan juga kan buat dijadikan hiasan interior rumah"
"Hm–"
"Aku yakin kau tidak tau arti dari bunga ini"
"Ck jelas saja, bagaimana aku bisa tau kalau nama bunganya saja aku tidak tau, kau ini"
"Pffftt.. benar juga"
Kyungsoo menoleh ke arah Lay dengan raut wajah tak terima. Ia sedikit kesal mendengar nada bicara Lay yang seperti mengejek.
"Memangnya kau tau eoh??" Sungut Kyungsoo memicingkan mata menatap Lay.
"Tentu–" jawab Lay bersidekap dada.
"Bunga ini melambangkan rasa cinta, penghormatan, perasaan mendalam dan juga daya tarik"
"Woah keren.. kau sampai tau artinya" puji Kyungsoo berubah kagum.
"Ah,, aku baru saja tau dari Google" ucap Lay seraya memperlihatkan layar handphonenya ke arah Kyungsoo.
"Cih.. kalau begitu tidak jadi keren!" Ucap Kyungsoo kesal dan kembali memandang bunganya tanpa menghiraukan Lay lagi.
"Tak ku sangka Kris bisa romantis juga, mungkin suatu hari nanti aku bisa belajar darinya untuk merayu wanita haha" canda Lay tertawa kecil sambil berlalu meninggalkan Kyungsoo yang masih betah diam di sana.
. .
Kyungsoo duduk termangu dekat jendela, netra bulatnya terus memandangi bunga anyelir di depan matanya.