MOW 16

204 15 5
                                    


<<

(Kembali ke masa lalu)

"Lihat ini Dio! Aku telah menguasai sihir penghilang bau badan" ucap seorang penyihir cantik kepada adik laki-lakinya.

"Wow keren kak! Ajari aku, agar aku tidak perlu mandi hahaha"

Penyihir cantik tersebut bernama Irene, ia adalah salah satu wanita tercantik di dunia penyihir sekaligus merupakan penyihir jenius yang senang sekali mengumpulkan sihir.

Sihir yang ia kumpulkan pun baginya sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Seperti sihir mencuci pakaian, sihir memasak, sihir merapikan barang, dan lain-lain. Namun satu hal penting, sihir-sihir tersebut hanyalah hobby baginya, ia yang sebenarnya adalah sosok penyihir yang sangat OP, adiknya pun kalah kuatnya, maka dari itu Dio sangat giat berlatih dengan gurunya agar bisa menandingi kakaknya sendiri.

Karena Irene begitu hobby mengumpulkan berbagai macam sihir ia pun berniat untuk menimba ilmu di sekolah sihir yang bernama akademi exodus untuk mendapatkan sihir-sihir baru disana. Namun sekolah sihir tersebut sangatlah jauh dari tempat ia tinggal, jadi Irene harus merantau, meninggalkan kampung halamannya sampai ia mendapatkan gelar S.P (Sarjana Penyihir) dan tentu saja mendapatkan apa yang ia mau.

Dari arah luar Dio berlari menuju ruang perpustakaan di dalam rumahnya untuk menemui Irene.

"Kakak serius ingin sekolah ke exodus?" Dio langsung bertanya begitu masuk.

"Aku sudah mendaftar kemarin" jawab Irene dengan santai sambil membaca buku sihir.

"What?? Kenapa aku tidak tau.. i-i mean kenapa kau tidak memberi tauku??"

"Kau terlalu sibuk dengan gurumu itu"

"Why sister?? Kau sudah jenius"

"Jenius bukan berarti kau tidak perlu belajar" sahut Irene sambil beranjak dari kursinya. "Dengar ya Dio, disana aku bisa mendapatkan ilmu sihir jauh lebih banyak, aku tidak ingin menyia-nyiakan kejeniusan ini" sambung Irene.

"Berarti Kakak akan meninggalkanku sendiri" ucap Dio dengan mata berlinang. Kakaknya memang haus akan sihir.

Bukk!

"Jangan pasang wajah mengesalkan seperti itu" sahut Irene setelah memukul kepala Dio.

"Tega sekali kau kak" ucap Dio sambil mengusap-usap kepalanya yang sakit.

"Aku tau kau senang aku tidak ada di rumah, tidak ada yang mengatur-atur mu, dan kau bisa bebas sesukamu, jangan berpura pura sedih"

"Jahat sekali berpikir begitu, meski ucapanmu itu memang benar, tapi kau tetaplah kakakku satu-satunya, jangan tinggalkan aku kak 😭"

"Jangan berlebihan, aku hanya pergi selama 4 tahun bukan selama-lamanya"

Dio pun memasang raut wajah masam.

"Ingat perkataan kakakmu ini, selama aku tidak ada disini jangan sekalipun menimbulkan masalah"

"Tapi kak, bagaimana denganku kalo tidak ada kakak, aku kan tidak bisa memasak, mencuci, dan mengerjakan pekerjaan rumah lainnya"

Man or WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang