Sakitku tak sebanding dengan sakit yang kuberikan padamu.
.
.
Happy Reading~
Tiba di rumah sakit Ayah dengan cepat mengeluarkan Jeno dari dalam mobil dibantu oleh sopirnya. Ayah menggendong tubuh kecil lemas itu dipunggungnya dan berlari dengan langkah tergesa di halaman rumah sakit.
"Donghae!"
Seorang pria bertubuh jangkung dengan pakaian dokternya datang tergesa memanggil seseorang bernama 'Donghae'. Yang dipanggil menengok ke arah kanan di mana pria itu datang.
"Siwon! Tolong Jeno!"
"Ayo ayo! Suster! Tolong siapkan brankar!" Perintah dokter itu tegas.
Tak lama brankar kosong datang siap dibaringkan oleh tubuh lemas itu. Setelah terbaring, brankar berisi seorang anak kecil itu didorong ke arah UGD dengan tergesa.
"Tunggu disini!"
Setelah mengatakan kalimat tersebut, dokter pria itu masuk ke ruang UGD untuk menangani pasiennya.
Ya, pasien itu adalah Jeno. Jeno kecilnya ayah sedang terbaring lemah di dalam ruangan UGD itu. Pikiran Ayah sekarang campur aduk. Takut dan khawatir menjadi satu. Bagaimana jika Jeno sakit parah? Bagaimana jika Jenonya tidak selamat? Mengingat tadi saat diperjalanan napas Jeno terlihat sangat sulit dan badan kecil itu dingin bagai es. Jeno juga belum sempat makan dari kemarin. Tubuh Jeno yang masih lemah itu butuh asupan nutrisi. Jeno masih balita, tubuhnya rentan sakit. Bisa-biasanya ayah tidak memperhatikan putra bungsunya itu. Dan dari kemarin yang Ayah perhatikan hanya Mark.
Memang, Mark butuh seseorang untuk bersandar. Mark masih 6 tahun, masih belum bisa berfikir jernih. Mark... dia juga mudah menangis, dia mudah panik, dia mudah takut. Tapi Jeno lebih dari itu. Jeno lebih merasa takut. Jeno lebih mudah menangis. Jeno lebih mudah panik. Jeno lebih muda dari sang kakak, dan Jeno juga butuh sandaran. Tubuh Jeno juga tidak sesehat kakaknya. Jeno dari dulu sering sakit. Imun Jeno lemah. Tapi bisa-biasanya Ayah tidak memperhatikannya.
Mengusap wajahnya kasar, pikiran ayah sekarang hanya berisi Jeno. Bagaimana Jeno? Kenapa Jeno bisa seperti itu? Sakit apa Jeno? Ayah pusing sekarang. Sampai dia tidak memikirkan bagaimana Mark di rumah.
Setelah beberapa lama bergelut dengan pikirannya, pintu UGD terbuka menampilkan seorang pria berjas putih dengan raut wajah yang sulit diartikan. Melihat dokter keluar, ayah dengan cepat menghampiri dokter tersebut dan meminta penjelasan tentang keadaan putranya.
"Jeno belum makan ya dari kemarin?" Tanya dokter tersebut. Ayah mengangguk.
"Lo boleh berduka atas kematian istri lo, tapi lo juga harus perhatiin keadaan anak lo. Apalagi Jeno, dia masih balita Donghae, dia masih kecil, imunnya masih lemah. Jeno dari dulu juga sering sakit. Lo ngelupain dia?" Alih-alih menjelaskan keadaan Jeno, dokter itu malah menyerocos tentang bagaimana Jeno tidak diperhatikan.
Ayah berdecak kesal. "Sekarang gimana anak gue?"
"Belum sadar. Masih lemah. Ntar gue pindahin ke ruang rawat," jawab dokter itu kesal.
"Anak gue kenapa?"
"Lo nggak tau? Lo nggak tau Jeno punya asma? Lo nggak tau dia lemah jantung? Lu niat punya anak ga sih?!" Dokter itu semakin kesal dengan Ayah. Ya, dulu Jeno pernah periksa dengan Dokter bernama Siwon itu bersama ibunya. Karena Ayah selalu sibuk dengan urusan pekerjaannya, dia sampai tidak memperhatikan istri dan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Me? | Lee Jeno
Romance"Jeno, hidup itu bagai mendaki gunung. Dan saat masa-masa itu telah usai, nikmati indahnya pemandangan dari puncaknya." Rank 210718 #1 in mentalillness 210915 #1 in father 211127 #1 in donghae 220512 #2 in illness 210810 #4 in jessica ⚠ CERITA INI...