Panik

1 4 0
                                    

Setelah sampai di rumah Nindi, Ibunya Nindi terkejut melihat keadaan Nindi yang sudah pingsan dan digendong oleh Alvaro.

‘’ Nindi kenapa? Apa yang terjadi?’’ucap ibu Nindi dengan panik

Alvaro dan Amara hanya bisa terdiam dan meminta maaf kepada ibu Nindi

‘’Bu, kami minta maaf elah mengajak Nindi bermain ke taman bu’’ ucap Amara kepada ibu Nindi

Mereka pun tidak mendebatkan hal tersebut, Ibu Nindi yang sibuk menelfon seseorang yang kelihatannya seorang dokter yang ditelfon.

Amara pun duduk di halaman depan rumah Nindi, sedangkan Alvaro mengikuti Amara duduk bersama Amara

‘’Nindi itu lagi sakit, aku pernah ketemu Nindi pingsang di jalan tetapi aku tidak mengetahui Nindi sakit apa’’ ucap Nindi sambil melamun

‘’Kenapa lo gak bilang dari kemaren, kalau begitu tadi kita nggak usah main di taman’’ Jawab Alvaro dengan menyesal

Amara pun menoleh ke Alvaro dan melihat ekspresi penyesalan Alvaro

‘’ kamu suka sama Nindi? Aku bisa merasakan itu dari ekspresi lho, rasa khawatir lho yang berlebihan, udah ketahuan kali’’ ucap Amara

Alvaro bingung dengan perasaannya kalau dia benar-benar suka atau nggak yang pasti Nindi sudah membuat sifat Alvaro berubah

Suasananya pun mendadak hening, dan membuat mereka canggung untuk berbicara.

Saat dokter sampai ke rumah Nindi dan memeriksa keadaan Nindi, dokter menjelaskan kalau keadaan Nindi semakin parah dokter menganjurkan untuk istirahat total.

Setelah beberapa menit sepeninggal dokter dari rumah Nindi, Nindi sadar dan melihat Amara dan Alvaro masih menunggu Nindi.

Alvaro yang mengetahui Nindi sudah tersadar segera menemui Nindi

‘’Hai, sudah sadar? Maafin kami ya, gara-gara kami kamu jadi seperti ini’’ ucap Alvaro kepada Nindi sambil mengelus rambut Nindi

Nindi pun tidak kuat untuk berbicara dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan Alvaro hanya dengan sedikit gelengan kepala.

Amara yang juga ingin menyapa Nindi di kamarnya dengan membawa bubur dan teh hangat tidak sengaja melihat Alvaro dan Nindi. Amara yang melihat mereka membuatnya cemburu.

‘’Nih bubur dan teh hangatnya, diisi tuh perutnya biar gak pingsan lagi’’ ucap Amara

‘’makasih ya ra’’ jawab Nindi dengan senyuman yang mengembang
Alvaro pun memiliki niatan untuk menyuapi Nindi. Amara yang tidak kuat dengan kelakuan Alvaro memilih untuk pulang dengan alasan ada yang harus dikerjakan di rumah.

Saat akan keluar dari kamar dan baru sampai di pintu kamar Nindi, Amara sedikit menoleh ke Nindi ternyata Nindi sebahagia itu ketika dekat dengan Alvaro,

****
Pagi hari disekolah, Amara sedang melamun di taman depan sekolah, Amara membayangkan Alvaro dan dirinya saat masih bersahabat baik, mendengar kerusuhan Alvaro, melihat perhatian Alvaro.

Di tengah lamunannya ada seseorang yang mengageti Amara dengan menepuk bahu Amara

Ya dia adalah Alvaro, Alvaro pun mengejek Amara

‘’ra, kesambet setan lho nanti kalau ngalamun terus’’ ucap Alvaro

Amara tidak menjawab omongan Alvaro. Amara saat ini tidak ingin berdebat dengan Alvaro

‘’ra, lho kenapa sih, Nilai lho turun? Atau ada masalah di rumah?’’ ucap Alvaro

‘’nggak ada apa-apa, aku hanya melihat pak satpam tersebut’’ jawab Amara

Alvaro pun kembali mengejek Amara
‘’Lho suka sama pak satpam’’ ucap Alvaro

Amara pun mengerutkan dahinya dan segera ingin beranjak dari kursi taman
Namun, di cegah oleh Alvaro

‘’ra, mau kemana sih, gue mau ngomong nih tentang Nindi’’ ucap Alvaro

Amara pun kembali duduk dan mendengarkan sedikit curhatan dari Alvaro

‘’sebenarnya aku nyaman berada di dekat Nindi, aku bahagia ada di dekat Nindi tapi apakah semua itu ciri-ciri kalau aku suka sama Nindi’’ ucap Alvaro

Amara pun menjawab dengan menasihati Alvaro, ya walaupun itu sangat berat sekali kalau orang yang disukai Amara menyukai orang lain.

‘’ Kalau lho bener-bener laki-laki sejati lho gak bakal nyakitin orang yang lho suka’’ jawab Amara

Jawaban Amara membuat Alvaro bingung, karena jawaban sedikit tidak nyambung karena sebenarnya jawaban tersebut ditujukan untuk Alvaro kalau ada seorang sahabat yang menerima apa adanya

Amara pun pergi meninggalkan Alvaro sendiri di taman dan masuk ke kelas.

Alvaro pun kembali menggaruk kepala karena jawaban Amara yang membingungkan.

‘’Aneh Amara, jawaban yang membuat aku bingung’’ ucap Alvaro sambil berjalan masuk ke kelas

Di kelas Alvaro terkejut karena kedatangan Nindi. Alvaro terkejut karena Nindi kemaren pingsan dan harus banyak-banya istirahat.

‘’Nin, kamu kok malah masuk sekolah kan harusnya kamu istirahat’’ ucap Alvaro

“ nggak apa-apa kali kan aku bosen di rumah mulu’’ jawab Nindi dengan senyuman

‘’ ya udah kamu duduk sekarang jangan capek-capek’’ ucap Alvaro e Nindi sambil menggandeng tangan Nindi ke kursi tempat duduknya

Amara yang melihat kejadian tersebut membuat Amara mengerutkan keningnya dan menoleh kearah lain

Saat istirahat sekolah Amara tak ingin menyaksikan kemesraan Alvaro dan Nindi. Amara memutuskan untuk pergi ke kantin saja

Benar sekali keadaan Nindi yang masih lemah membuat Nindi harus duduk dikelas saja dan mengurungan niatnya untuk jalan ke taman sekolah.

Alvaro pun menemani Nindi dan tidak membiarkan Nindi kesepian

AmaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang