Part 25

2.4K 257 73
                                    

Andin bingung amplop apa yang sebenarnya ia temukannya itu sampai akhirnya ia tau bahwa amplop yang ditemukannya itu adalah hasil tes DNA yang suaminya lakukan.
"Oo dari lembaga tes DNA, kok mas Al gak ngasih tau aku yahh kalau basilnya udah keluar, coba deh aku liat" ucapnya sambil membuka surat itu

Deg!
Mata Andin membulat sempurna melihat hasil tes DNA, ia diam beberapa saat
"Jadi benar anak yang dikandung oleh Aurel itu anak mas Al" ucapnya dengan mata yang mulai memanas
"Aku harus tanya mas Al" lanjutnya

Tak lama kemudian Aldebaran masuk kedalam ruangan CEO nya itu dengan Andin yang berada didalam sana
"Ndin kita pulang yuk, kerjaan saya sudah selesai semuanya" ucap Al yang mengajak Andin untuk pulang dari sana
"Mas, tunggu" ucap Andin
"Hmm kenapa?" tanya Al yang memang masih tidak tau kenapa dengan istrinya itu
"Sini duduk dulu" ucap Andin dengan menepuk sofa mengisyaratkan agar Al duduk disamping nya, Al pun hanya menurut apa yang Andin perintahkan
"Aku mau tanya sama kamu" ucap Andin
Al mengerutkan keningnya ia bingung mengapa Andin tiba tiba bergelagak seperti itu
"Apa?"
"Hasil tes DNA yang kamu lakuin udah keluar belum?"

DAMN!
Mata Al membulat sempurna, mengapa sang istri tiba tiba menanyakan hal itu padanya?
Al mencoba untuk tenang, dan tersenyum pada istrinya itu
"Belum, hasilnya belum keluar" ucap berbohong
Mendengar pengakuan dari suaminya itu Andin tersenyum kecut padanya, bisa bisanya dia membohongi istrinya sendiri.
"Kamu pake bohong segala sih mas"
"Bohong? Saya gak bohong, memang hasil tes itu belum keluar Andin" ucapnya untuk meyakinkan Andin
Tak mau lama berdebat dengan suaminya itu ia langsung mengeluarkan surat hasil tes DNA nya itu dari dalam tas nya, dan meletakannya pada meja yang berada didepannya.
"Belum keluar kamu bilang?" ucapnya sambil meletakan surat itu di meja didepannya

Mata Al membulat dengan sempurna melihat surat hasil tes DNA nya itu kini berada di tangan istrinya
"Ndin saya bisa jelasin" ucapnya sambil meraih tangan Andin namun menepis tangan kekar itu
"Jelasin apa? Jelasin kalau hasilnya positif? Aku udah tau kok. Berarti memang benar anak yang dikandung oleh Aurel itu anak kamu mas" ucap Andin dengan mata yang kian memanas
"Nggak! ini semua gak bener, saya yakin kalau anak yang dikandung Aurel itu bukan anak saya" ucapnya dengan tegas
"Kenapa kamu terus menyangkal semuanya mas, jelas jelas hasil tes DNA ini menyatakan kalau anak yang di kandung Aurel itu anak kamu" ucapnya dengan suara yang lantang
"Dan aku yakin Aurel pasti minta pertanggung jawaban dari kamu mas" ucap nya lirih disertai dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Andin memilih pergi dari sana namun usahanya gagal karna Al yang langsung mengejarkan, Al langsung mendekap tubuh itu, tubuh yang diyakininya sedang rapuh sekarang.
Andin terus menangis disana, didalam dekapan suaminya itu memukul berkali kali dada bidang suaminya "lepasin mas, lepasin aku" ucapnya dengan suara yang bergetar
"Saya gak akan lepasin kamu, saya mau kamu percaya sama saya"
Andin berhasil membuat pelukan itu terlepas namun Al langsung menggenggam pergelangan tangan Andin.
"Percaya? Percaya kalau anak yang dikandung Aurel itu anak kamu?" ucapnya terisak
Al menggeleng pelan "udahlah mas aku mau pergi, lepasin aku" ucapnya mencoba melepas genggaman tangan Al namun tak bisa.
"Saya gak akan biarin kamu pergi sendiri. Kamu boleh marah sama saya, tapi kamu harus inget ada kehidupan didalam sini" ucapnya sambil mengelus perut Andin
"Kita pulang sekarang, udah jangan nangis lagi" ucapnya sambil menyeka air mata Andin.
Andin mencoba untuk menyampingkan  egonya, ia juga tak mau ada hal buruk terjadi pada calon anaknya itu.
Mereka berdua pun keluar dari ruangan CEO itu, dan pulang menuju ke rumah.

****

Mereka sudah sampai di rumah dan mereka langsung masuk ke kamar mencoba untuk membicarakannya dengan baik baik.
"Ndin.." panggil Al dengan suara yang berat namun lirih
Andin masih diam tak bergeming, ia masih mencoba untuk menenangkan dirinya
"Saya minta maaf, saya salah, saya__
"Mas" ucap Andin memotong pembicaraan Al
"Tolong kasih aku ruang" ucapnya lirih
Al diam beberapa saat mencoba mengerti perasaan Andin saat ini"oke" Al pun lantas meninggalkan Andin didalam kamarnya, sendirian.

BUKAN CINTA BIASA🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang