part 27

2.5K 299 79
                                    

Siti pun lantas menuju ke kamar Andin untuk melapor apa yang ia dengar tadi

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar, Andin yang meyakini itu siti lantas langsung menyuruhnya masuk
"Masuk.." ucap Andin
Mendapat sinyal persetujuan Siti pun langsung memasuki kamar itu.

"Jadi gimana Siti?" tanya Andin
"Jadi gini mbak tadi Siti denger kalau pak Al katanya mau nikah lagi, dan pernikahan itu akan berlangsung minggu depan mbak" jelas Siti

Deg!!
Tak terasa air matanya jatuh mendengar minggu depan sang suami akan menikah dengan Aurel buru buru ia langsung menyeka air mata itu
"Huftt yaudah makasih yaa Siti sekarang kamu boleh keluar" ucap Andin
"Eumn iya mbak siti keluar dulu, permisi" jawabnya dibalas dengan anggukan kecil oleh Andin.

Didalam kamar Andin menangis sedari tadi, ia menangis dengan tangan yang memegang kedua lututnya dan wajah yang ditenggelamkan disana.
Suara tangisnya terdengar sangat pilu,  "huftt.. Andin kamu harus tenang kamu gak boleh nangis terus terusan begini" ucapnya mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri.
Kini ia sudah merasa lebih tenang dari sebelumnya "oiya perkembangannya gimana ya" celetuknya
Buru buru ia mengambil handphone untuk menelfon seseorang

"Hallo pak"
"Hallo bu Andin" sapanya dari seberang sana
"Eumn saya mau tanya sekarang apa sudah ada perkembangan?"
"Ouh iya, jadi ****** "
"Baguslah kalau begitu terus kabari saya yah"
"Baik bu"

****

Hari-hari telah berganti, seminggu belakangan ini Al dan Andin sering menghabiskan waktu bersama.
Al juga sudah menceritakan semuanya kalau dia akan segera menikah dengan Aurel dan Andin tak menggubrisnya sama sekali.

Mereka berdua kini sedang jalan pagi di sebuah taman, dijalan Andin melihat ada sang penjual rujak disana.
"Mas" panggil Andin
"Iya kenapa?"
"Aku mau rujak dong"
"Rujak?"
"Iyaa ituu tuu disana, kamu beliin yah" ucapnya sambil menunjuk sang abang penjual rujak
"Masih pagi Andin, nanti perut kamu sakit"
Andin pun melihat jam yang berada di tangan kiri Al
"Udah jam 9, gak apa apa lhaa mas, ini anak kamu yang pengen" ucapnya memelas
"Huftt iya iya saya beliin, kamu tunggu disini jangan kemana mana!" ucapnya memberi peringatan dan dibalas anggukan kecil oleh Andin.

Al pun lantas membelikan rujak buah untuk Andin dan Andin memilih untuk menunggu sembari duduk dan memainkan handphone.
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk disampingnya, Andin menengok ke samping dan menemukan sosok perempuan dan sampingnya.
"Aurel" ucapnya
"Hai Andin, lagi ngapain?" ucapnya sok ramah
"Bukan urusan kamu" jawabnya jutek
"Hmm oiya ada yang mau gue kasih sama lo" ucapnya lalu memberi undangan pernikahan kepada Andin yang bertuliskan nama dirinya dan suami Andin.
Aurel sepertinya memang ingin memancing kemarahan Andin, tapi Andin berusaha untuk tak menggubrisnya padahal dalam hatinya ia sangat kesal dengan Aurel ini.

Andin hanya melirik tajam Aurel, melihat itu Aurel senang sepertinya Andin terlihat marah dengannya.
"Jangan lupa dateng yah ke acara pernikahanku sama Aldebaran suami kamu BESOK" ucapnya seakan sengaja menekan kata BESOK
"Ehh iya lupa kan acaranya dirumah Al yaa, dan lo kan ada disana, yaa bagus deh jadi lo bisa lihat akad nikahnya, karna kan yaa gak semua orang bisa lihat" lanjutnya
Andin yang sudah terbakar emosi kemudian mengibuli Aurel dengan mengatakan ada kelabang yang berada di bajunya
"Ada kelabang tuh dibaju kamu" ucapnya santai lantas pergi meninggalkan Aurel

Mata Aurel membulat sempurna dan ia nenjerit sekeras mungkin
"Aaaa ih kelabang, hih hih hih" ucapnya menepuk nepuk bajunya berharap kelabang itu jatuh dari baju yang ia kenakan
Bukannya ia mendapatkan kelabang yang sudah jatuh dari bajunya ia malah dapat omongan dari orang orang sekitar taman.

"Itu orang kenapa sih?"
"Gilaa kali dia, hahaha"
"Hih ada orang gila"

Begitulah kira kira omongan dari para orang orang yang berada di taman.
"Hih dasar Andin yaa, beraninya bikin gue malu di tempat umum kayak gini, mana kelabang nya? Orang gak ada juga. Awas aja dia" ucapnya kesal lalu pergi meninggalkan tempat itu.

***

Aldebaran yang baru saja selesai membeli rujak untuk Andin lantas kembali ketempat semuala Andin berada.
"Lho kok Andin gak ada sih?, kemana sih dia, disuruh nunggu malah pergi entah kemana"
Lantas ia mengeluarkan handphone yang berada disakunya dan buru buru ia menelfon Andin.

"Andin kamu dimana sih?! Saya ketempat yang tadi kamu gak ada disini. Kamu dimana?"
"Aku dimobil" ucapnya dari sebrang sana
"Huftt yaudah saya kesana sekarang"

Aldebaran pun lantas pergi menuju kemobilnya.
Nampak disana ada Andin yang berdiri di depan mobil "Nih rujaknya" ucap Al menyodorkan rujak pesanan Andin
"Makan aja sendiri" ucapnya ketus
"Kan kamu yang minta, kok saya yang makan"
"Arghh udah ahh aku mau pulang sekarang"
"Kamu kenapa sih?"
"Udah ahh aku mau pulang!!" ucapnya jengkel
"Iya iya" ucapnya lalu membukakan pintu mobil untuk Andin.

Didalam mobil Al kembali bertanya kepada Andin, ia heran kenapa tiba tiba sifat Andin berubah.
"Kamu kenapa hmm?" ucapnya dengan suara low tone nya
"Gak apa apa" jawabnya lirih
Tak terasa cairan bening itu lolos dari pelupuk mata Andin, buru buru ia langsung menyeka air mata itu.
"Hey kenapa? Kok nangis?" ucapnya khawatir lantas ia mendekatkan dirinya pada Andin
"Tadi Aurel datengin aku" ucapnya lirih
"Aurel?" tanyanya yang hanya di balas anggukan kecil oleh Andin
"Aurel ngapain?"
"Tadi dia sempet ngasih undangan pernikahan dia sama kamu ke aku" ucapnya dengan air mata yang kembali luruh dari matanya

Deg!!
"Bisa bisanya Aurel" batin Al.
Ia tahu kini gadis yang dicintainya kini sedang begitu rapuh, ia langsung mendekap tubuh Andin membawa kedalam pelukannya
"Besok kamu mau nikah sama Aurel mas" ucapnya lirih
Al mempererat pelukan itu "Ndin walaupun saya akan menikah dengan Aurel, tapi cinta yang saya miliki hanya untuk kamu seorang, gak adaa yang lain"
Tangis Andin semakin menjadi, ia tak mau jikalau dia harus kehilangan suaminya, walaupun suaminya masih ada disisinya tapi  jikalau cinta dari suaminya itu harus dibagi jujur ia tak mau itu terjadi. Bohong!! kalau dia selama ini pura pura untuk tegar padahal dalam hatinya ia sebenarmya sangatlah rapuh.

"Cintaku hanya untuk mu seorang ANDINI KHARISMA PUTRI" ucap Al
Andin semakin terisak, Al masih terus mendekap tubuh itu. "Aku percaya akan hal itu mas" ucap Andin lantas Al mencium kening Andin dengan penuh cinta, dan kembali mendekapnya erat.

°•°•°•°•°•°•°•°•°•°



Sebentar lagi!!
_Cukup lebih baik_

Vote and comment!!

BUKAN CINTA BIASA🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang