Part 22: DNA

2.3K 271 28
                                    

Hari itu sudah berlalu hari di mana Andin merasakan sakit yang sama untuk kedua kalinya, sakit karna mengetahui jika orang yang dicintainya ternyata menghamili wanita lain, namun kini Andin sudah merasa lebih tenang, dia sudah kembali percaya pada suaminya itu. Tapi entahlah apa yang akan dilakukan oleh Aureli kedepannya, disaat malam itu ia pulang, mama Rosa memberi tahu Andin jika tadi Aurel sempat bilang kalau dia akan memberikan bukti yang lebih kuat, menyakinkan kalau anak yang dikandungnya memanglah anak dari Al.

2 minggu telah berlalu Al masih saja mencari bukti jikalau dia memang tidak menghamili Aurel, tapi bukti akurat apa yang bisa ia berikan kepada Andin agar Andin bisa percaya sepenuhnya padanya?
Sampai akhirnya ia menemukan caranya, yaitu dengan melakukan tes DNA.
Ia dan Andin pun bertemu dengan Aurel, membahas rencananya itu.

"Saya akan membuktikan bahwa anak yang ada didalam kandungan kamu itu bukan anak saya!" ucap Al penuh penekanan
"Dengan cara?" tanya Aurel
"Tes DNA!" ucap Al tegas

Mata Aurel membulat sempurna, sejujurnya ia pun tak tahu ayah dari anak yang ia kandung saat ini.
"Gimana?" tanya Al
Aurel masih diam tak bergeming, bagaimana jika anak yang dikandungnya memang bukan anak Al? Tentu ia tak bisa merebut Al kembali kesisinya lagi.

"Kalau kamu menolak, berarti memang anak yang dikandung oleh kamu itu bukan anak saya, karna kamu takut jika saya mengetahuinya kamu tidak bisa meminta pertanggung jawaban dari saya. Saya sekarang sudah sadar jika kamu itu bukan menginginkan saya tetapi uang saya, dan dengan cara kamu menuduh saya menghamili kamu, kamu berharap saya bertanggung jawab, kamu menikah dengan saya dan bkamu nikmati dengan seenak hati kamu uang saya. Bukan begitu Aurel?" ucapnya dengan senyum penuh kemenangan

Mata Aurel membulat sempurna, "Kalau ini memang bukan anak Aldebaran gue harus gimana?" batinnya bergeming
"Oke kita tes DNA anak ini" ucap Aurel dengan keraguan yang masih berada dalam hatinya, karna tak tau harus bagaimana? Jika ia menolak tentu ia tak bisa mendapatkan Aldebaran. Tapi jika memang anak yang dikandungnya bukan anak dari Al  dia juga tak mau kehilangan Aldebaran, dia harus mendapatkan Aldebaran, HARUS!.

  ****

Al Andin dan Aurel mereka bertiga pun menuju lembaga tes DNA Hexagonal.
Setelah sampai Al dan Aurel bergegas masuk ke ruangan sedangkan Andin memilih untuk menunggu diluar ruangan.

"Jadi gimana pak buk?" tanya sang dokter
"Oke dok jadi gini, saya ingin melakukan tes DNA pada janin yang dikandung oleh Aurel dengan saya" jelas Aldebaran
"Kalau boleh tau, berapa usia kandungan dari ibu Aurel?" tanyanya
"8 minggu" jawab Aurel
"Maaf pak buk, untuk melalukan tes DNA pada janin minimal usia kandungan menginjak usia 10-12, jadi untuk saat ini belum bisa pak buk" jelas dokter
"Ouhh begitu, baik terima kasih dok atas penjelasannya" ucap Al
"Iya sama sama"
"Kalau begitu saya pamit dulu, permisi" pamit Al
"Iya silahkan"

***

Hari baru telah dimulai kembali, malam sudah berganti pagi, duka kini menjadi bahagia. Hari ini adalah hari yang bahagia bagi Andin, karna akhirnya ia bisa lulus sarjana tahun ini. Orang tua, suami, bahkan sang mertua pun ikut hadir dalam acara wisudanya.
Ia fikir tak ada teman yang mengetahuinnya jika ia membawa sang suami dan mertuanya terkecuali Amel sahabatnya itu, jadi tak masalah baginya.

"Andin.." teriak Amel dari seberang sana, ia pun berlari menghampiri Andin yang sedang berkumpul dengan orang² yang disayanginnya.
Amel pun langsung melabuhkan pelukannya pada sahabatnya itu, terlihat senyum manis yang mengembang di bibirnya "Congratulation.. Andin keren ihh dapet nilai yang sempurna, emang bener Amel milih sahabat yang pinter kaya Andin" ucapnya

"Makasih, Congratulation juga buat Amel, kamu juga keren bisa dapet nilai yang sempurna" ucap Andin
"Tapi masih kalah sama Andin" ucap Amel
"Ish jangan gituu ahh" ucap Andin yang tak enak hati.
Amel yang baru sadar tengah diperhatikan oleh keluarga Andin pun merasa tak enak, karna mungkin saja kehadirannya mengganggunya.
"Ehh maaf om tante Amel ganggu yah?" ucap Amel tak enak hati
"Gpp kok Amel, gak ganggu juga kok, kita juga tau.." tutur papa Surya
"Hehehe"

Dan baru ia sadari pula jika ada Aldebaran sang suami Andin hingga matanya pun membulat dengan sempurna "Heh sejak kapan ada Aldebaran disini? Duhh mukanya galak gitu, pasti marah nihh sama Amel" batinnya
"Ehh ada suaminya Andin" ucapnya lirih namun masih bisa terdengar oleh telinga
"Kamu udah tau Andin punya suami Mel?" tanya mama Sarah
"Kebetulan udah tante, Andin sendiri yang ngasih tau Amel"
"Ooo gitu.."

"Ini Amel yang sering kamu ceritain ke mama Ndin?" tanya mama Rosa sambil menunjuk Amel
"Iyaa maa ini Amel yang sering aku ceritain ke mama"
"Haii tante, saya Amel temannya Andin" sapa Amel ramah sambil mengulurkan tangannya
"Hai Amel, saya Rosa mama mertuanya Andin" jelasnya sambil menjabat tangan Amel
"Oo mertuanya Andin"
"Iya, dan ini Hartawan, papah mertuannya Andin"
"Hai om saya Amel" sapanya sambil mengulurkan tangan
"Iyaa.. Saya Hartawan" ucapnya sambil menjabat tangan Amel

"Kalau gitu Amel pamit dulu yaahh, barangkali keluarga nunggu" pamit Amel
"Iyaa titip salam ya Mel buat tante Riska sama om Budi" ucap Andin
"Iyaa nanti Amel sampaiin, yaudah semuanya Amel pamit dulu Asaalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.."

****

Andin sedang berada dikamar mandi dengan terus memperhatikan benda kecil yang berada ditangannnya, sedangkan diluar ada Aldebaran yang tengah duduk di ranjang sambil menunggunya.

Andin menutup mulutnya dengan mata yang sudah basah melihat hasil dari test pack yang berada ditangannya, ia pun langsung keluar dari kamar mandi dan ingin langsung memberi tahu sang suami yang sudah menunggunya
"Mas.." panggil Andin yang baru saja keluar dari kamar mandi, Al pun langsung buru² menghampiri istrinya
"Gimana?" tanya Aldebaran
"Aku hamil, mas" ucap Andin pelan lalu memberikan test pack yang sudah jelas tertera dua garis merah disana.
"Alhamdulillah" seketika ia langsung mendekap erat tubuh istrinya, mengecup kepalanya berkali kali dengan mata yang berkaca kaca.
"Terima kaaih Ndin, terima kasih" ucapnya dan langsung mengecup pucuk kepala gadisnya itu.

****












VOTE and COMMENT!!!!

BUKAN CINTA BIASA🕊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang