Happy reading
Mana Fans Mochi? Jangan lupa klik bintangnya, supaya Author semangat nulis ceritanya.Farel tersenyum melihat Ara yang cemberut. Insiden sambal saat sarapan, sukses membuat Farel kesal, hingga ia mengancam akan melepaskan kucingnya di dalam rumah sepanjang hari. Tentu saja Ara menolak ancaman itu dan pasrah untuk menerima hukuman.
Kali ini ia benar-benar menyiksa Ara dengan tugas yang paling dibenci istrinya yaitu membersihkan kandang Mochi, cinta pertamanya.
"Kapan lo insyaf? Lo baik dan romantis sama gue kalo ada maunya aja. Setelah itu balik ke rutinitas semula, sadis!"
"Emang. Lo baru nyadar? Gue punya kebiasaan baru yaitu siksa Ara. Karena lo keliatan imut, cantik dan seksi saat ngambek."
"Lo nggak normal, Rel!"
"Jangan banyak omong! Lakuin hukuman lo. Atau gue taruh Mochi ke atas kepala lo!" ketus Farel sambil mengangkat tubuh Mochi yang berada di pangkuannya.
"Ihh." Ara mencebik sambil menghentakkan kakinya. Ara merotasi netranya ke arah kandang besi milik Mochi. Ada beberapa gumpalan kotoran yang harus ia angkat dari kotak pasir berwarna putih kehijauan.
Mochi yang merasa namanya disebut hanya merotasi kepalanya ke arah Farel. Ia tidak paham, kenapa majikannya tersenyum sendiri. Elusan lembut ke kepalanya, membuat mata Mochi kembali tertutup, tidur di pangkuan Farel.
Ara duduk dengan lesu di depan kandang. Ia lalu menghembuskan napas kasar sebelum mengeluarkan gumpalan kotoran dari pasir yang ada di kandang Mochi. Ia bergidik ngeri dan sesekali memejamkan matanya. Ia tidak ingin gumpalan itu terekam di memorinya hingga mempengaruhi nafsu makannya.
"Duh, manis banget istri Farel, jadi makin sayang," ledek Farel dengan suara manja.
"Duh, jelek banget suami Ara, mending gue pilih Mochi dari pada lo!" ejek Ara yang ditutup juluran lidah.
"Ara please, jangan duakan cinta gue. Jangan sampe lo ketahuan selingkuh sama Mochi, ya! Gue babat habis kalian berdua!" sarkas Farel sambil berpura-pura menyayat lehernya dengan jari telunjuk.
"Siapa takut!"
Farel berpura-pura kesal, padahal dalam hati ia tertawa puas karena bisa menjahili istrinya.
Ara memasukkan kotoran Mochi ke kresek dan mengikatnya kuat. Tak lupa ia membuangnya di tempat sampah."Done. Seharian lo udah siksa gue. Sekarang gue mau tidur, capek."
"Gue juga," sahut Farel cepat. Ia segera memasukkan Mochi ke kandangnya. Suar protes dari kucingnya tidak mampu membuat Farel iba.
Langkah Farel yang mengekor Ara harus terhenti di depan pintu, karena Ara berusaha menutup pintu kamarnya. Tetapi, Farel berhasil masuk dan merebahkan tubuhnya di ranjang.
Ara berdiri sambil bersedekap dengan tatapan ketus yang menghunus lurus ke mata Farel.
"Ngapain lo masuk kamar gue?!"
"Eh, baju gue ada di lemari lo! Kita kan juga mau terusin ronde kedua yang tertunda gara-gara Mama dan Farhana." Farel tersenyum disertai alis yang ia naik turun.
Ara menarik tangan Farel agar suaminya itu bangun, walaupun dengan rasa malas, Farel pun bangun dan pasrah saat Ara mendorong tubuhnya untuk keluar dari kamar. Tetapi, Farel tak kehilangan akal, kakinya mengganjal daun pintu yang akan tertutup.
"Satu kali lagi, ya, Beb," rayu Farel sambil mengangkat jari telunjuknya.
"Jangan mimpi!" Ara menginjak kaki Farel sekuat tenaga dan menutup pintu dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi Cupcake [Terbit]
JugendliteraturPenyuka kucing versus penyuka kue. "Jangan sentuh kucing gue! Dia bisa mati kalau lo jewer telinganya!" bentak Farel. "Ihh, dia ngikut gue terus! Rese banget kucing lo! Sama kayak tuannya!" jawab Ara dengan suara meninggi. "Astaga, kucing emang gitu...