Happy reading ❤❤
Apa kabar hari ini? Jangan lupa bernapas, ya. Eh, jangan lupa juga votenya buat Author.Ara memberanikan diri berdiri di samping Mochi. Membiasakan kakinya bersentuhan dengan si abu-abu yang mondar-mandir di depannya. Saat kucing itu menggosokkan kepala dan badannya ke kaki Ara, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahannya agar tidak berlari ke sofa.
Ia menghirup napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Mencoba mengendurkan urat syarafnya yang tegang dan mulai meriset ulang otaknya, jika Mochi tidak akan menyakitinya.
Mochi beralih dari kaki Ara dan pergi ke dapur. Ara menghela napas lega. Ketakutannya pada Mochi perlahan sirna dan ini ia lakukan tanpa bantuan Farel.
"Mochi ternyata kucing yang lucu."
Ara menyusul ke dapur dan membuka kulkas. Ia berlutut di depan kulkas dan memikirkan akan memasak apa hari ini. Mochi ikut berdiri di depan kulkas, ia bahkan menaikkan dua kaki depannya ke dalam kulkas. Menatap Ara dengan wajah lucu dan sesekali mengeong heboh.
Ara menatap Mochi dengan tersenyum.
"Di film kartun, ada tikus jadi koki. Di sini, ada Mochi yang akan jadi koki. Lo mau belajar mengenal buah?" tanya Ara sambil mengelus kepala Mochi dengan jari telunjuknya.
Mochi merotasi netranya ke Ara. "Meow."
Ara tertawa kecil. "Deal!"
Ara mulai mengeluarkan buah apel, nanas, stroberi dan anggur. Menempatkannya di atas meja.
"Mochi, naik!" titah Ara sambil menepuk permukaan atas meja.
Anggap ini Mochi ya, guys.
Mochi dengan sigap naik ke atas kursi, lalu meloncat ke atas meja. Ini kali kedua ia diperbolehkan naik ke atas meja makan. Tentu saja, Mochi sangat bahagia, ekornya tak berhenti bergerak lincah. Hidungnya tidak berhenti mengendus barang-barang yang ada di sana. Vas bunga, kotak tisue dan buah.
Ara mendekatkan buah itu satu persatu ke hidung Mochi. Kucing itu tampak antusias mengendus setiap buah yang disodorkan padanya. Bahkan lidahnya keluar hanya sekedar untuk menjilat permukaan buah.
Stroberi, Mochi tampak suka dengan buah itu. Berkali-kali ia menjilat buah merah berbiji mirip wijen itu. Kemudian, ia beralih ke apel yang berwarna hijau dengan semburat merah. Dua kaki depannya memainkan buah apel dengan mendorongnya. Saat buah itu bergerak, Mochi akan meloncat kaget.
Ara tertawa kecil saat melihat Mochi yang sibuk dengan mainan barunya.
"Mochi kucing jantan dan dipelihara oleh manusia bernama Farel. Selama ini lo nggak pernah makan buah, ya? Taunya cuma makanan kucing dan susu. Hemm, ada Ara yang siap jadiin kamu kucing koki."
Rupanya Mochi tak menghiraukan ocehan panjang lebar Ara. Ia sibuk bermain buah Apel. Ara mengambil buah apel dan menempatkan buah nanas ke depan Mochi.
Kucing itu seketika mengibaskan kaki depannya saat menyentuh daun nanas yang berduri. Mochi memilih mundur dan kembali mengendus buah nanas dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mochi Cupcake [Terbit]
Teen FictionPenyuka kucing versus penyuka kue. "Jangan sentuh kucing gue! Dia bisa mati kalau lo jewer telinganya!" bentak Farel. "Ihh, dia ngikut gue terus! Rese banget kucing lo! Sama kayak tuannya!" jawab Ara dengan suara meninggi. "Astaga, kucing emang gitu...