[ Todoroki Shoto : Feeling ]

922 175 71
                                    

『••✎••』

Sen menghembuskan napas sejenak.

"It's my first loopeeee!!"

"Lama-lama speakernya kumute ya njir."Sen berseru kesal. Menatap layar laptop di depannya. Empat serangkai itu sedang video meet¸atas usul Rin untuk menemani sohibnya yang lagi galau berat.

"Ya gimana ya bro, kau labil sih, kalau emang gasuka (Name) ngobrol sama duo kelas A ya bilang enggak waktu ditanyain. Akhirnya galau kayak gini yekan."Tsuburaba di layar bersungut-sungut, meletakkan gitarnya di pangkuannya. Dari layar, kelihatan kalau Tsuburaba sedang di kamarnya. Menikmati liburannya.

"Ga berguna kau jadi kawan."

"Tapi yang kau lakukan sudah benar sih, Kaibara."Rin berseru, di roomnya tak kelihatan muka Rin, sepertinya kamera gadgetnya dihadapkan ke langit-langit. Sehingga yang terdengar hanya suaranya saja. "Daripada besok-besok malah CLBK? Mending selesaikan sekarang."

"Iya kalau yang CLBK Todoroki ama Bom, kalau yang CLBK malah si (Name) nya gimana?"Tsuburaba setan banget, malah ngakak, menambah-nambahi beban pikiran.

"Ye, anda malah ngompor-ngompori."Awase berdecak, menggeleng-geleng atas tingkah laku sohibnya, meletakkan buku novel yang sedang ia baca.

"Emang (Name) pernah suka sama mereka? Kukira bertepuk sebelah tangan?"Tsuburaba bertanya.

"Kalau suka wajar sih, mereka kan sekelas, terus tiga tahun, terus pedekatenya juga lebih gencar, kejadian itu juga Todoroki sama Bakugo berperan banyak kan? secara teori, mereka itu pahlawannya (Name), yakali gada rasa."Rin berteori, sayangnya membuat mental Kaibara semakin kayang.

"Bahas ginian di depan casu nya."

"Casu apaan njir,"Sen bertanya kesal.

"Calon suami."Awase menjawab santai. Dilanjutkan oleh gelak tawa Rin dan Tsuburaba. Menggema di sound laptop Kaibara.

"Gimana Kaibara? (Name) emang pernah suka? Kok di berita aku baca, kau itu first lovenya?"

"Waktu itu dia bilang tidak sih..,"

"Yak, jangan percaya omongan perempuan. hiya hiya hiya."

Awase menghela napas, membenarkan posisi cam nya, "Jangan dipikirin, Tsuburaba memang rada setan, (Name) orangnya ga kayak gitu."

"Yeah, aku yakin akan hal itu."

*

Aku menarik seatbeltku, berusaha agar tetap tenang.

Mina tadi mengeluarkan jutsu seribu ngeles, yang membuat akhirnya Todoroki mengantarku ke café yang dimaksud. Sebenarnya definisi real beban tapi bagaimana lagi. Seperti yang Jirou bilang, jika membuka lembaran baru, maka selesaikan yang lama terlebih dahulu.

Todoroki membuka pintu pengemudi. Mengusap rambut sekilas sebelum masuk ke dalam mobil. Memasang seatbelt seperti yang tadi kulakukan lantas menstarter mobil.

Mobil mewah cuk

"Kalau kau tidak nyaman, aku bisa meminta-"

"Tidak-tidak,"Aku menggeleng, sebelum Todoroki menyelesaikan kalimatnya. "Toh kita sudah lama sekali tidak mengobrol seperti ini, kira-kira kapan ya? Emm, Enam bulan?"

Aku gabakat nyari topik seperti ini plis.

"Bagaimana dengan Kaibara?"

"Dia tidak mempermasalahkannya, aku sudah bilang sebelumnya,"Aku mengangguk. menyadari bahwa Todoroki dengan gentlenya memperhatikan perasaan Sen juga. Sebuah perkembangan karakter yang menakjubkan dari remaja yang mengira aku anak tiri ibunya sampai ke pria yang begitu memperhatikan perasaan orang lain.

𝐏𝐑𝐀𝐆𝐌𝐀(✓) [Sen Kaibara x Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang