[ Epilog : Kaibara Ryusei ]

919 161 40
                                    

『••✎••』

"Aku sudah dalam perjalanan, sabarlah."


"Kau bilang seperti itu dari tadi."Suara marah terdengar dari balik sambungan. Membuat wanita muda itu menghela napas. Selalu kekanakan, kukira saat adiknya sudah memasuki dunia SMA, dia akan lebih mandiri dan tidak manja.


"Nanti kutemani kau belanja nanti, maaf-maaf, aku sedikit salah memperkirakan waktu."Kisa menghembuskan napas.


"Hah? Belanja doang? Oh ayolah, selama tiga bulan ini kita bahkan belum bertemu, kau bahkan tidak mengantarku ke UA waktu itu. Apa kau lupa kalau kau mempunyai adik? Kau hanya mengirimkan uang, aku adikmu bukan sugar babymu!"


Emang beda banget ama Mamanya.


Asli, nyusahin banget, Kisa menggeleng-geleng, tidak percaya kalau adiknya semanja ini di usia 15 tahunnya, "Begini aja, kalau kau berhasil masuk tiga besar, aku akan membatalkan semua jadwalku besok dan menikmati akhir pekan denganmu."


"Serius?! Kau takkan pulang ke Kyushu?"


"Tidak, jika kau masuk tiga besar."


"Itu gampang. Kutagih janjimu nanti, okey? I love you, sister!"


"Love you too,"Kisa mengusap dahinya, menghela napas panjang.


Ryusei- biasa dipanggil Sei oleh keluarga dan teman—teman dekatnya. Adik laki-lakinya dan jujur ia menyusahkan. Mereka berjarak lima belas tahun. Kisa kira mereka takkan akrab. Mengingat jarak umur yang begitu jauh. Tapi adik laki-lakinya itu menempel terus dengannya. Bahkan selalu marah-marah jika ia mengajak Jin ke rumah. Sikapnya aneh sekali, meski secara penampilan mereka begitu mirip, tapi secara perilaku, mereka amatlah berbeda.


Yes, Sei benar-benar nurun dari Mamanya. Nyengir sana-sini, cengengesan, sering kali meremehkan sesuatu, melamun tanpa tau keadaan. Di lain waktu, ia bisa menjadi pribadi yang mudah emosi, manja, sering sekali merajuk kepadanya, melakukan hal-hal ajaib untuk menarik perhatiannya. Kadang membuat Kisa sulit mengakui bahwa anak itu sudah berusia 15 tahun. dia terlihat masih berusia enam tahun di matanya.


Lagi-lagi, Kisa menghela napas, membuka ponselnya. Ia harus cuti besok. Kemungkinan Sei menang itu tinggi. Apalagi laki-laki terlalu ambisius-entah sifatnya dapat dari mana. Kalaupun Sei kalah, mungkin dia takkan mau kakaknya pulang ke Kyushu, memaksanya untuk tinggal di apartemen Musutafunya. Persis di tempat mamanya tinggal dulu.


*


Riuh ricuh pertandingan terdengar bahkan saat Kisa masih di luar gedung. Ia menatap gedung tempat legendaris melakukan festival olahraga tiap tahunnya UA dari dulu.


Ia menarik hapenya, menelpon seseorang, "Aku sudah di depan gedung."


"Tunggu sebentar, aku akan turun."


"Kau beritahu posisinya saja, tidak usah turun."

𝐏𝐑𝐀𝐆𝐌𝐀(✓) [Sen Kaibara x Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang