7

1 1 0
                                    

"kapan ayah Suho dan ibu Irene kembali?"

Jihyun mengalihkan atensinya pada Karina yang sedang duduk di meja riasnya.

"Entahlah, ini baru jam lima lewat empat puluh tujuh. Ini masih sore. Mereka biasanya kembali saat malam."

"Apa jika mereka sampai nanti, kau akan memberitahu kan persoalan hubungan mu dengan jaewook?"

Karina melirik Jihyun yang duduk di kasurnya lewat cermin di meja rias Jihyun.

"Entahlah. Mungkin akan ku beritahu nanti."

Jihyun mengangkat bahunya. Jihyun sedang tidak ingin membahas masalah itu lagi untuk sekarang.

"Biar bagaimanapun kau harus cepat memberitahu pada mereka. Siapa tau tidak di sangka mereka sedang merencanakan pertunangan seseorang kan."

Karina menatap Jihyun dengan pandangan mengejek lewat cermin. Jihyun mengangkat wajahnya dari ponsel, dan melihat Karina yang mengejeknya lewat cermin itu juga.

"Hah, kau benar-benar mau mati yah?"

Karina mengendik santai.

"Kan bisa saja. Tak ada yang tau bagaimana jalan pikiran kedua orang tua mu. Apalagi dari yang kulihat, sepertinya ayah Suho sangat menyukai jaewook. Jadi bisa saja kan, mereka mengadakan pertemuan rahasia khusus orang tua untuk membicarakan 'hubungan' kalian."

Jihyun mendengus sebal. Dia melempar ponselnya di kasur dengan malas.

"Hah please Karina, aku sedang tidak ingin bercanda. Berhenti bertingkah menyebalkan di depanku. Kalau bisa keluar dari kamar ku sekarang."

Karina menghentikan aktivitas nya memakai skincare milik Jihyun. Dia berbalik untuk menatap Jihyun, yang juga sedang menatap tajam ke arahnya.

"Hey kenapa kau? Aku hanya bercanda. Kenapa kau tiba-tiba marah?"

Jihyun tetap tak bergeming, dia tetap diam menatap datar ke arah Karina. Karina menghela nafas.

"Hey kau serius? Kau benar-benar marah?"

Karina bertanya tak terima. Dia heran sendiri dengan Jihyun yang tiba-tiba jadi marah.

"Huft baiklah-baiklah maafkan aku. Aku salah. Okey? Aku minta maaf."

Karina mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

Jihyun menghembuskan nafas kasar. Dia berbaring di kasurnya dengan telentang. Jihyun menatap langit-langit di kamarnya.

"Maafkan aku Juga. Aku hanya sedang tidak ingin membahas sesuatu yang berkaitan dengan hubungan ku dan jaewook. Aku hanya..."

Jihyun tidak melanjutkan ucapannya. Dia menatap Karina.

"Pokoknya untuk sekarang bisakah kita menjauhi pembahasan tentang 'masalah ini'."

Karina tersenyum dan mengangguk mengerti.

"Baiklah, mari kita tidak membahasnya."

Karina berbalik kembali ke depan cermin, dan melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda tadi.

Jihyun kembali menatap ke langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang pada masa-masa dirinya dan jaewook saat pertama mereka menjadi sepasang kekasih. Semuanya indah. Sangat indah sampai-sampai Jihyun tidak sadar bahwa semua itu hanya kepalsuan belaka.

Menyedihkan

Pikirannya kembali pada kejadian tadi siang di perpustakaan sekolah. Semuanya terekam jelas di ingatan Jihyun tentang bagaimana pengakuan jaewook yang sangat menyakiti hatinya.

Crush Of LifetimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang