"Karina pokoknya kau harus bilang aku sakit dan demam saat di sekolah hari ini. Kau harus Jawab seperti itu. Aku tidak mau tau pokoknya jangan membuatku dalam masalah."
Karina mendengus. "Cih please deh Kim Jihyun. Jangan bawa aku ke dalam permasalahan rumah tangga mu."
Jihyun mendelik, lalu melemparkan bantal di pangkuannya ke wajah Karina.
"Hah rumah tangga your head? Tolong jangan bertingkah dramatis di rumah ku."
Karina terbahak. "Haha baiklah-baiklah. Tapi memang nya kau yakin mommy Irene akan menanyakan 'hal ini' lagi padaku. Kalau kulihat tadi, sepertinya dia biasa saja saat pergi. Tidak ada kecurigaan apapun di wajahnya. Bahkan Daddy Suho juga terlihat santai seperti biasa." Sahut Karina, sambil mengambil bantal yang Jihyun lemparkan padanya.
"Hah percayalah mom nanti akan menanyakan nya padamu saat ada waktu. Bahkan tadi dia sempat tidak percaya. Untung saja dad dengan cepat menariknya." Jihyun menghela nafas.
"Mom tidak akan melepaskan ku semudah itu. Dia harus mendapatkan jawaban yang benar baru dia puas." Sahut Jihyun kembali.
Karina menatap Jihyun lalu menghela nafas.
"Makanya kau seharusnya jujur saja. Apa susahnya tinggal mengatakan 'aku telah putus dengan jaewook'. Tidak perlu khawatir akan reaksi mereka, yang terpenting kau jujur kepada orang tua mu." Sahut Karina menjelaskan."Dan jika mereka bertanya apa alasannya, kau juga harus jujur mengatakan semuanya. Persetan dengan keluarga jaewook. Bilang saja sejujur-jujurnya mereka hanya memanfaatkan hubungan mu dan jaewook untuk tujuan perusahaan. Kau tidak usah pikirkan bagaimana perasaan jaewook sialan itu." Sahut Karina, Jihyun berkaca-kaca. Dia ingin menangis lagi.
"Kau mengerti? Dengar jaewook saja tidak memikirkan perasaan mu jadi kau juga harus seperti itu. Tidak usah perduli." Sambung Karina mantap.
Jihyun mengangguk pelan. Dia menyandarkan kepalanya di punggung sofa.
"Kau benar, harusnya aku tidak usah memikirkan perasaan bajingan itu. Harusnya aku biarkan saja dia hancur dengan keluarga nya."
Karina tersenyum lebar mendengar pernyataan Jihyun.
"Nah begitu. Begitu baru teman ku." Sahut Karina bangga.
Jihyun menegakkan kembali badannya, pandangannya berubah tajam.
Benar apa kata Karina. Dasar stupid Jihyun. Harusnya kau menghancurkan orang yang sudah menyakiti mu. bukan malah kalut dalam perasaan sialan ini. Yoo jaewook aku akan memupuk perasaan ini dengan kebencian. Kau akan menyesali semuanya.
Jihyun bangkit dari duduknya.
"Aku akan tidur. Kau jangan lupa kunci pintu, dan matikan lampu di dapur."
Jihyun langsung pergi ke kamarnya.Karina melotot. "Hell, apa-apaan anak itu. Bukannya berterima kasih atas nasehat ku, malah meninggalkan ku disini. Cih menjengkelkan."
Karina menggerutu sambil mematikan tv. Dia berjalan ke depan untuk mengunci pintu utama. Karina lalu berjalan ke dapur untuk mematikan lampu.
Setelah itu Karina menyusul Jihyun ke kamarnya.
*****
Jihyun mengedipkan matanya saat merasa ada air yang menetes di wajahnya.
Dia melihat samar-samar bayangan Karina tepat di wajahnya. Sesaat sebelum Jihyun sadar, dia merasakan wajahnya hingga piyama di lehernya basah.
Jihyun kaget dan langsung terduduk.
"Pfftt, bwahahahha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush Of Lifetime
RandomSetelah putus dengan kekasihnya, Kim Jihyun bertemu dengan park Jisung. Jihyun mengakui ketampanan seorang park Jisung. Namun sayang dibalik wajah tampan itu tersimpan sosok yang licik dan berhati iblis. Park Jisung, tipe lelaki yang semua orang tau...