Enjoy and Happy Reading!!*****
Di tengah hutan yang tadinya sepi, kini menjadi ajang Sunghoon untuk menunjukkan kecakapannya dalam membasmi beberapa makhluk pengganggu negeri yang selama ini tengah ia incar. Bunyi pedang yang berhasil menembus beberapa tubuh makhluk –yang bagi Sunghoon menjijikkan– itu membuatnya seolah-olah menjadi seseorang paling hebat.
"Sisa nya sepuluh—bukan, masih lima belas deh." Gumam Sunghoon yang menjeda aktivitasnya sejenak.
Sedikit lengah, Sunghoon hampir tak menyadari bahwa salah satu makhluk itu menyemburkan lendir yang sangat bau dan juga beracun kearahnya. Sunghoon dengan sigap menghindar dan layangkan pedangnya untuk membunuh makhluk tak berguna itu.
Satu per satu makhluk menggelikan itu habis dibasmi oleh Sunghoon. Namun, karena salah pijakan, Sunghoon harus rela hati bajunya terkena lendir yang baunya begitu menyengat jika tak segera dibersihkan.
"Ah, sial... Pantas saja tidak ada yang mau mengambil pekerjaan ini. Lendirnya bau sekali, astaga!"
Tak ada cara lain, Sunghoon memasukkan pedangnya kembali, telapak tangannya kemudian menengadah. Ucapkan mantra sihir yang ia kuasai untuk membersihkan tubuhnya yang total kotor itu.
"Letau date. Leduuro hikulaes!"
Tersenyum bangga, Sunghoon merasa dirinya jadi dua kali lipat lebih tampan dari sebelumnya. Segera sebelum malam ia langkahkan kakinya untuk pergi dari tempat itu.
*****
"Huh! Padahal kuterima supaya aku bisa tetap kerja sambil menunggu pekerjaan selanjutnya, tapi sekarang rasanya aku menyesal." Sunghoon merasa lucu sebab ia merutuki nasibnya di depan ikan yang tengah dibakar dengan api yang ia ciptakan sendiri.
Bermalam di hutan memang sudah biasa untuknya, berbekal sihir yang ia pelajari dulu, ia tidak terlalu khawatir dengan dirinya sendiri. Banyak makhluk fantasi yang berusaha mengacaukan malam tenang Sunghoon, lantas pemuda itu balas berikan ketenangan surga untuk semua makhluk yang datang.
Di tengah keheningan, dari arah semak-semak terdengar suara. Sunghoon waspada, ia raih pedang untuk diarahkan ke semak-senak yang ia duga sebagai sumber suara tadi berasal.
Sunghoon ingat ia harus mulai gunakan kacanata yang disarankan temannya. Dari jarak yang lumayan jauh, Sunghoon tahu bahwa di balik semak-semak itu berdiri seorang anak kecil. Tanpa sadar ia bawa kakinya sedikit mendekat untuk lihat lebih jelas ssiapa yang berada di kegelapan malam. Di sana, anak kecil asing itu menatapnya penuh binar serta raut wajah bingung. Wajah imut, kecil dan bulat pipinya yang memerah.
"Anak kecil?" Heran Sunghoon.
Sunghoon menurunkan pedangnya, menatap bingung pada anak didepannya ini.
Sunghoon menggeleng, "Tidak, tunggu... Mana mungkin di tengah hutan begini ada desa?"
Sunghoon sempat berpikir bahwa anak itu adalah jelmaan makhluk fantasi. Sejenak buang nafasnya lelah, tak bisakah gangguan menyebalkan ini berhenti sejenak? Sunghoon ingin makan enak dulu!
Di tengah kekesalannya, pandangan Sunghoon jatuh kepada dua tanduk mungil yang ada di kepala anak itu. Yang satu masih melingkar bagus dan yang satu lagi sudah patah. Melihat pemandangan tak biasa yang hampir tak pernah Sunghoon lihat, spontan mulutnya membulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orange || Sungsun [END]
FantasyGenre : Fluff, Fantasy, Romance, Slice of Life . . Sunghoon adalah seorang petualang muda yang masih berumur 16 tahun dan sangat disegani oleh banyak orang karena kehebatan dan ketampanannya. Suatu hari, saat sedang menjalankan misi di tengah hutan...