III. Bagian Tiga [Bonchap]

2K 302 134
                                        

Enjoy and happy reading!!

*****

"Astaga! Kepala ku pusing sekali." Lirih Sunoo sembari memegangi kepalanya yang benar-benar pusing sekarang.

Tak tahan dengan rasa pusing yang melanda kepala cantiknya itu, Sunoo menggunakan mantra penyembuh untuk meredakan rasa pusing nya.

"Ahh, ini sudah lebih baik."

Sunoo yang tadinya duduk di tepi ranjang langsung bangkit dan keluar dari kamarnya. Disaat bersamaan, Sunghoon baru pulang setelah bekerja sebentar tadi.

"Sunghoon! Kau sudah pulang?"

Sunoo menyapa Sunghoon dengan semangat, seperti biasa. Menyambut pria itu yang baru pulang setelah bekerja. Padahal hanya pergi sekitar 1-2 jam.

Sunoo berlari kecil kearah Sunghoon dan merentangkan kedua tangannya. Sunghoon terkekeh manis. Sifat menggemaskan Sunoo sama sekali tidak menghilang, malah semakin lucu saja.

Sunghoon juga merentangkan kedua tangan hingga Sunoo masuk ke dalam pelukannya. Sunghoon mendekap erat tubuh Sunoo yang lebih kecil darinya, menggoyang-goyangkan kecil karena terlalu gemas.

Sunoo menyembunyikan wajahnya di dada suaminya. Sedangkan Sunghoon sibuk menciumi puncak kepala Sunoo dan tangannya mengusap-usap lembut punggung Sunoo. Si kecil tersenyum manis di dalam pelukan Sunghoon.

Sunoo mendongak untuk menatap Sunghoon. "Sunghoon,"

Sunghoon juga menatap Sunoo, ia memajukan wajahnya dan mencuri satu kecupan ringan di bibir merah muda miliki Sunoo.

"Ada apa?"

"Aku ingin pie buah."

"Baiklah, nanti kita minta tolong kepada Jay untuk membuatkannya untukmu."

Sunoo langsung menggeleng keras, kedua tangannya refleks meremas erat pakaian Sunghoon di bagian dada. Kedua alisnya menukik tajam tak setuju dengan perkataam Sunghoon barusan.

"Tidak mau! Aku ingin Sunghoon yang membuatnya?"

"Aku? Sayang, kau tahu sendiri aku tidak bisa memasak, bukan? Aku tidak pandai dalam urusan dapur. Bukan makanan yang matang, malah dapur mu yang gosong nanti nya."

Sunoo kembali menggeleng cepat hingga rambutnya ikut bergerak lucu seiring pergerakan nya.

"Aku akan mengawasi Sunghoon."

"Tapi-" ucapan Sunghoon terpotong ketika ia menatap wajah penuh harap Sunoo. Si kecil sudah melengkungkan bibirnya ke bawah, matanya berkaca-kaca menatap penuh harap kepada Sunghoon. Lalu, bagaimana Sunghoon bisa menolak?

Sunghoon menghela nafasnya. Menolak Sunoo tidak pernah ada di dalam kamus kekuatan dan kemampuan nya.

"Baiklah, sebentar, ya? Aku harus mandi dulu."

Sunoo tersenyum senang. Ia melepaskan tangannya dari baju Sunghoon kemudian menyingkir mundur. Mempersilahkan Sunghoon untuk pergi membersihkan diri. Sunghoon menggeleng pelan. Sebelum pergi, Sunghoon sempatkan untuk mengusak rambut Sunoo acak.

Orange || Sungsun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang