I. Bagian Satu [Bonchap]

2.2K 292 53
                                    

Buat yang bingung Shihesu itu siapa. Dia itu pemilik banyak kucing yang rumahnya di datengin Sunoo Sunghoon itu.

Enjoy and happy reading!!

*****

Sunoo menatap punggung lebar Sunghoon di depannya dengan senyum kecilnya. Kini mereka sedang dalam perjalanan pulang kembali ke Kreuz. Dan Sunghoon memimpin jalan di depan, hanya sedikit beberapa langkah mendahului nya.

Mereka hanya berjalan kaki. Karena, kuda Sunghoon entah berada di mana. Mungkin lari atau di ambil orang. Mereka tak tahu. Ya walaupun Sunghoon sempat marah-marah sendiri tadi pagi.

Sunghoon sedikit melirik ke samping, Sunoo berjalan terlalu lambat. Jadi, Sunghoon mengganti langkah maju nya menjadi langkah mundur. Sunoo yang melihat itu hanya memasang wajah bingungnya. Saat sampai di sisi Sunoo, Sunghoon meraih satu tangan Sunoo dan menggenggam nya erat. Kemudian beralih menatap wajah manis Sunoo.

"Kau lelah?" Tanya Sunghoon dengan nada lembutnya.

Ah, Sunoo suka ini.

Sunoo menggeleng sebagai jawaban, "Tidak, Sunghoon. Tapi, aku lapar."

Sunghoon terkekeh sebentar. Ia menghentikan langkah kakinya yang otomatis membuat Sunoo juga ikut berhenti. Sunghoon berdiri menghadap ke arah yang lebih muda.

Sunghoon sedikit menundukkan tubuhnya. Mendekatkan wajahnya ke wajah Sunoo kemudian menyapu permukaan bibir Sunoo yang manis. Di bawah sana, tangan Sunghoon mengelus lembut tangan Sunoo yang masih ia genggam.

Hanya 10 detik, Sunghoon menjauhkan kembali wajahnya dan melihat wajah Sunoo yang sudah memerah.

"S-sunghoon..."

"Ada apa?"

"Apa h-harus melakukan nya di sini?"

Sunghoon tertawa, "Tidak juga. Tapi aku merindukan mu."

Sunoo mengangguk menurut. Suka-suka Sunghoon saja lah.

Setelahnya, Sunghoon berbalik membelakangi Sunoo kemudian berjongkok. "Ayo naik ke punggung ku."

"Aku bisa jalan sendiri, lho."

"Aku tahu. Tapi kau sama sekali tak menggunakan alas kaki. Jalanan di depan penuh batu dan kerikil. Aku tidak mau kaki mu yang indah sampai terluka."

Sunoo mengarahkan pandangannya ke bawah untuk menatap kaki telanjangnya. Benar, ia tak menggunakan alas kaki. Sunoo sampai tak sadar.

"Kau tidak akan kelelahan, Sunghoon?"

"Tidak jika itu kau."

Sunoo mendengus. Kurangajar sekali pipi nya malah merona. Jantungnya bahkan berdebar tak karuan.

Akhirnya Sunoo melangkah maju dan naik ke atas punggung Sunghoon yang sangat kokoh ini. Tangan mungilnya melingkar indah di leher Sunghoon tanpa mencekik empu nya. Bisa Sunoo rasakan, bahu Sunghoon bertambah lebar sejak terakhir kali Sunoo berada di gendongan Sunghoon.

Sunghoon mulai berdiri kemudian memperbaiki posisi gendongan nya. Sunoo sendiri langsung menempatkan wajahnya di bahu kiri Sunghoon. Menghirup aroma tubuh Sunghoon yang sangat ia rindukan. Kemudian dagu nya ia sandarkan di sana.

Orange || Sungsun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang