jang is mean: chapter/ bab/ part
----------------------enjoy my story!
Namanya Ringga, tinggi badan 160 cm.....termasuk pendek kan?
Tapi Mamanya tenang-tenang aja, meski sering denger bisikkan ibu-ibu komplek kalau anak tunggalnya terlalu pendek untuk usia siswa kelas 3 SMP, Mama Ringga tuh berpikir kalau umur anaknya masih sangat lah panjang, jadi ga terlalu ngotot nyuruh Ringga buat tinggiin badan.
Ringga seneng banget, dia gausah tuh main basket kek Genta, ataupun renang dia kolam komplek yang selalu Ringga kunjungin buat nemenin Genta renang. Bagi Ringga, pendek itu menguntungkan.
Meski kalau naik kereta, busway....Ringga gabisa mencapai gantungan yang buat dipegang, terus kalo ke perpustakaan, dan mau ngambil buku paket yang ada di rak paling atas? Ringga juga gabisa! Jinjit aja masih kalah jauh sama tinggi etalase buku.
Tapi itu semua tak terjadi padanya, semenjak dua tahun belakangan ini, karena kemana-mana RIngga pergi, Genta selalu nemenin. Ringga bakal ngeremas kencang ujung jaket jeans milik Genta setiap naik Krl, ataupun Busway, dan Genta akan selalu siap siaga buat ngambil buku setiap dirinya diajak ke gramedia, dan gunung agung.
Makanan favorit Ringga ialah, seafood. Dan makanan laut itu, masuk ke list nomor 06 dari daftar hal-hal yang dibenci Genta.
Genta punya alergi pada udang, cumi-cumi, kepiting, dan hewan laut lainnya......terkecuali ikan bandeng presto bikinan bundanya yang selalu dipaduin sama sambel terasi. Genta jadi lapar kalau ingat semerbak harum ruangan setiap bundanya bikin sambel itu.
" jangan banyak-banyak sausnya......lu ga kuat pedas oon" ujar Genta saat melihat teman cebol nya itu asik menekan-nekan pam saus pedas ke mangkuk berisikan oden. Ringga mendengus sebal karena mbak-mbak didepan ikutan menertawainya.
" gua tunggu di bangku luar, terus minumannya yang biasa aja" kata Genta sambil mengasih dua lembar seratus ribu, lalu pria tampan, tinggi, dan sedikit berperut buncit itu langsung melangkah keluar minimarket, buru-buru mau ngerokok.
" gaada tambahan lainnya kak? Atau mau isi pulsa sekalian?" tanya sang kasir, Ringga menggeleng malas, " eh iya....cappucino nya jangan terlalu manis ya mbak, kalau bisa dikit aja gula.....ataupun milk nya" jelas Ringga, mengingat keadaan perut temannya saat ini.
Setelah membayar pesanan, Ringga pun langsung mengambil nampan yang berisikan semangkuk oden, cappuccino less sugar, coca cola, serta snack ringan lainnya. pria manis itu pun ikutan pergi keluar, menghampiri temannya.
-------------------xxxxx—-----------------
hal ke lima yang Genta ga sukai ialah ' menyiplak, atau bersuara saat makan'
dan kini, Ringga sedang melakukan hal itu.....malahan dengan sengaja, asik mengunyah sepotong oden kenyal sambil menyiplak keras-keras, Genta melotot kesal. " kalau makan bisa diem ga sih?"
Ringga menggeleng, ia malah makin membunyikan suara ciplakkannya sekeras mungkin.
" lu tuh manusia apa binatang? Ngunyah kayak anjing" sindir Genta sepedas mungkin.
Bahkan tangan kanan Ringga sibuk mengelus-elus dadanya karena ucapan Genta kalau udah marah tuh beneran nyakitin. " jangan lupa ya kalau kita lagi berantem.......dan lo belum gue maafin"
Kedua bola mata Genta langsung terpejam, lalu pria tampan itu mulai nunjukkin muka melasnya.
"emang gue sesalah itu ya? Perasaan udah sering dah......lo gue tinggalin didepan indomaret"
Ringga mendelik sebal, ia menghentikan makannya, lalu mulai membuka tutup coca-colanya.
" gitu aja baper.......eh sorry maksud gue hehe, maaf ya ring.......elah ring, lu mah baperan"

KAMU SEDANG MEMBACA
THE CROSSROAD
Teen FictionCompleted! 21+ •••••••••••••••• Dimulai dari kata, " iam not nerd! Jadi gausah segala diemin gue di kelas!" Lalu berubah menjadi, " ayo kita mulai dari awal lagi, gw Magenta Fadrian......lo?" Dan lama-kelamaan, " iya ring, iya iya....gue bakalan ng...