Jang 4

182 4 0
                                    

jang is mean: chapter/ bab / part

----------------------I hope you can enjoy my story~~~~

" gausah melotot bisa? Harusnya lo bilang makasih!!"

" idih rajin amat, lagian siapa juga yang minta tolong sama lu"

Kedua pria berumur tiga belas tahun ini sedang mengobrol dengan wajah yang sama-sama jutek.

" nih" ujar Genta sambil menyerahkan sebungkus kresek hitam berisikan empat eskrim yang lima belas menit lalu, RIngga menelpon dirinya buat menitip eskrim di alfa depan komplek.

" bentar.....ini lo lagi nyindir campina apa gimana dah?" tanya Ringga yang terkekeh geli karena melihat empat eskrim bermerek beda-beda, lebih tepatnya tiga eskrim walls, dan satu es cup dari brand campina. " gue gatau kesukaan lo"

"terus kenapa lo beli campina nya satu?" kepo RIngga sambil membuka bungkus paddlepop variant rainbow power yang memang eskrim favoritnya, perpaduan antara susu dengan caramel, dan warna pelangi nya yang membuat Ringga tersem-sem setiap mengigit es krim tersebut.

" gue ga demen campina, terlalu kasar di lidah"

" sok banget sih.....ngomongnya udah mirip master juna" canda Ringga.

" siapa tuh? Ga kenal", balas Genta dingin, sedingin eskrim paddlepop coklat yang sedang ia emut-emut bagian bawahnya. " gausah diemut! Geli tau liatnya" kata Ringga yang mengedikkan bahunya geli, dia tuh tipe pemakan eskrim yang langsung digigit terus dikunyah, bukan seperti orang-orang lainnya.

" mendingan gue! Elunya aja aneh, makan eskrim dikunyah! Ngilu njirr"

" ahhh ngantuk, kepala puyeng banget" kata Genta sambil memijat pelipis kanannya, sisa-sisa efek anggur merah semalam masih terasa hingga sekarang. " lu ngobat ya? Dirumah panca?"

" yakali!....engga lah gila, emang dikira gue anak apaan? lagian beli hal kayak gitu susah, dan mahal!"

" cih, ngomongnya udah kayak professional aja"

"yeh gila! Pulang gih, mau sampai kapan sih tiduran di kasur gue? Sempit njing" gerutu Genta malas, kini ia hanya menyandarkan kepalanya saja ke atas kasur single bednya karena sudah dikuasai badan pendek milik RIngga yang masih sibuk mengunyah eskrim caramel itu.

" gue ga besar-besar banget kali! Lu muat njir kalo tiduran disamping gue"

" ogah! Badan lo bau, baru bangun kan? Ketuan masih pake piyama, udah malah bergambar lagi ewh"

Kedua pipi putih RIngga perlahan memerah, ia langsung menjambak rambut Genta sekuat-kuatnya sampai yang punya rambut mengadu kesakitan. " ouch!! Lepasin! Sakit bego!!"

" elunya duluan!! Duh, gimana mau temenan? Kalau gue sama lu aja gabisa akur!"

" lah, siapa yang ngajak lu temenan? Idih kepedean mbaknya"

" gue laki njing!" ketus Ringga, lalu ia menghadap ke tembok yang berarti memunggui posisi Genta.

Lelah, ngantuk, dan pusing....Genta pun segera mencopot kaus kaki, serta jeans biru tuanya. Kini ia hanya berkaus kutang tanpa lengan, dan memakai boxer pendek.

" sempit genta!!" bentak Ringga saat tubuhnya didempet badan besar milik Genta yang sudah tiduran tepat disampingnya. " awas! Gue gabisa gerak njirr"

Genta hanya tertawa renyah, ia tak pedulikan gerutuan cowok aneh disebelahnya, melainkan sibuk memejamkan mata agar cepat-cepat terbawa ke alam mimpi.

" thanks....buat yang tadi" ucapnya sebelum benar-benar pulas, lalu kamar pria anak tunggal itu menjadi hening tanpa suara, hanya terdengar dengkuran lembut dari mulut Genta, entah mengapa Ringga menjadi nyaman dengan suara tersebut, lambat laun.....ia ikutan terlelap.

THE CROSSROAD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang