udah chapter lima aja, hehe.
-------------------semangat ya bacanya-----------------------
" eitssss....cukup bro cukup, lo udah mabok banget..."
Genta menepis keras tangan Danil yang menahan gelasnya, " bacot! Gue masih haus!"
Dibentak seperti itu sudah biasa bagi Danil, hampir setiap malam minggu dirinya mendapatkan semburan kata-kata pedas, dan makian dari teman dekatnya ini, namun Danil fine-fine aja, selama Genta ga bermain fisik dengannya.
Malam berlalu begitu cepat, kedua pria yang sudah menginjakkan kaki di usia lima belas tahun itu terlihat sangat kesepian dibandingkan beberapa pelanggan warung kopi lainnya yang rata-rata pada menghabiskan malam minggu ini bersama pacarnya.
Sedangkan Danil? Ia tak punya pacar, makanya cuman dia yang mau nemenin Genta setiap malam minggu di warung kopi pinggir jalan dekat melawai, jakarta selatan. Sedangkan para teman-teman lainnya sibuk berpacaran di berbagai sudut kota jakarta.
Kegiatan mereka di malam minggu selalu sama, jam tiga sore mereka berdua bakalan ngunjungin bengkel murah, tapi berkualitas mewah, lalu dilanjutkan dengan acara nongkrong sambil cuci mata di sebuah kafe kecil hingga adzan isya berkumandang, setelah itu Genta yang duluan ngajak ke warkop langganannya buat minum amer, dan beberapa minuman mabuk favorit Danil.
" astaga coy, gimana mau pulang ini.....ah elu mah! Udah malah gue ikutan minum lagi"
Gerutuan Danil hanya dibalas dengan kekehan gajelas Genta yang sudah mabuk berat. " panggil taksi lah...kek orang susah aja lu,......akhhh....ngomong-ngomong soal taksi, gue jadi keingetan sih pelacur sialan itu!! Dasar perek anjing!"
' lagi-lagi' batin Danil sambil bergeleng pelan. " perempuan sialan kayak dia gapantes punya bapak sebaik om Imran! Sialan......aaaargh!!!" teriak Genta kencang, tak peduli dengan beberapa pengunjung warkop yang ikutan terkejut.
Danil hanya bisa meminta maaf ke pengunjung lain, ia gabisa bungkam mulut temannya ini, percuma, ujung-ujungnya Genta malah makin berteriak sekencang mungkin. " bangsat!!!"
Setelah berteriak, tubuh Genta ambruk ke bawah tanah, " aishh...untung lu punya temen kek gue" ucap Danil yang langsung menarik kedua helm evergloss itu, lalu membayar pesanannya tadi ke pemilik warkop. " maaf ya pak.....teman saya lagi depresi ditinggal ceweknya hehe"
" hfffttt.....lagi-lagi, belum kelar juga masalahnya?" tanya sih pemilik warkop yang sudah biasa melihat kelakuan dua siswa Smp setiap datang ke tempat usahanya.
Danil menggeleng, lalu ia pun pamit kepada bapak pemilik warkop, dan segera membangunkan Genta yang malah tiduran di atas tanah merah dengan posisi tengkurap.
------------------------------all my love is goooooone-----------
Pada akhirnya, mereka pulang dengan satu motor lagi dan lagi. Meski udah sering dihadapkan situasi seperti ini, tapi Danil tuh selalu ngulangin hal yang sama.
Yaitu: tetap membawa motornya, padahal sebelum berangkat, Genta udah bilang kalau nanti malam dia mau mabuk-mabukkan lagi jadi Danil gausah bawa motor, soalnya pas pulang pasti Genta bakalan di boncengin.
Sebenarnya, Danil punya cem-cemman cewek cantik yang notabenenya anak pemilik bengkel murah, nan mewah itu, makanya setiap minggu, Danil rela-relain jalan dari Ragunan ke area kebayoran baru cuman buat ngambil motornya yang ia titip, dan disaat itu lah.....cewek cem-ceman Danil bakalan muncul.
"pegangan yang kenceng!!" teriak Danil dari dalam helm, ia pun menarik tangan temannya itu agar tak terlepas dari perutnya. " ehemmm....hmmmm" gumam Genta tak jelas, pria kelas 3 SMP itu malah tidur pulas dengan menumpukan kepalanya ke punggung belakang Danil.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CROSSROAD
Teen FictionCompleted! 21+ •••••••••••••••• Dimulai dari kata, " iam not nerd! Jadi gausah segala diemin gue di kelas!" Lalu berubah menjadi, " ayo kita mulai dari awal lagi, gw Magenta Fadrian......lo?" Dan lama-kelamaan, " iya ring, iya iya....gue bakalan ng...