"Berjalan seiring dengan garis takdir."
-DKhrnnisa-
Rahib Evaldo
Alo, gue dapat nomor lo dari grup. Kenalan, skuy!Kanzia Mishall Safwana
Anazia Mishka, asal Bandung.Rahib Evaldo
Hai, Ana.Kenalin, gue Eldorai Vernando, cowok paling manis di sini. Asalnya dari tadi.
Eh, ga deng, gue kan udah dari setahun lalu.
Intinya salam kenal, ya. Jan dingin-dingin.
∆∆∆
Thalita
Hai! Aku Thalita, askot Gorontalo. Sekarang kelas 12. Nama pena aku Tata Alitha, jadi kalo di grup kamu panggil Tata aja. Salam kenal, ya.Izma Ufairah
Hallo, aku Fairah, panggil aja Ira. Aku asal Bangka. Salken 😊Kanzia Mishall Safwana
Anazia Mishka, asal Bandung.∆∆∆
"Woah, coba lihat, siapa itu?” Liban menghampiri Rahib yang sedang membuka kulkas dengan wajah songongnya. “Kenapa turun, Aib? Lapar? Masih punya muka buat makan?” tanya Liban dengan manis—mengejek.
“Bukan urusan lo dan berhenti panggil gua dengan nama itu,” ketus Rahib seraya berjalan meninggalkan dapur. Hilang sudah napsu makannya hanya karena melihat wajah Liban.
"Siapa lo, sok mau ngatur-ngatur gue. Gue Liban Zayan, anak kesayangan papa yang akan terus gangguin hidup lo sampai lo keluar dari rumah ini. Lagian, nama lo kan emang itu. Rahib, Ahib, Aib,” tutur Liban dengan ekspresi tak berdosa.
∆∆∆
"Maaf, anda siapa?" desis Kanzia tanpa menatap lawan bicaranya.
"Zia?" bingung Fahri atas pertanyaan Kanzia.
"Aku Fahri, Muhammad Fahri Amzari. Kamu lupa? Padahal kita sudah kenal dari kecil, loh. Kamu sering panggil aku bang Ari," jelas Fahri dengan gusar.
∆∆∆
"Lo siapa sih!? Enggak usah peduliin gue, gue ga butuh itu!" kesal Kanzia menatap lawan bicaranya, "karena tindakan lo, masalah gue bertambah banyak. Jadi, stop ngurusin urusan gue!" lanjutnya berang.
"Kak! Gue ini adek lo! Gue Alman, Alman Nazif Rajendra bertekad buat lindungi lo sampai kapanpun. Terserah lo mau bilang apa, gue enggak peduli, gue akan tetap lindungi lo, meskipun gue tau lo ngga butuh itu," tegas Alman dengan tangan yang memegang pundak Kanzia.
***
Keluarga dan literasi, di sini lah kisah ini bermula. Berawal dari pertemuan tak terduga, berakhir kisah singkat yang terkesan lamban. Banyak orang diberikan pilihan yang seharusnya tidak untuk dipilih. Cinta dan persahabatan, dua rasa yang berbeda, tetapi memiliki nilai yang sama. Tempat yang berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Rumah dan sekolah, dua suasana berbeda, tetapi memberikan tujuan yang sama.
Ada banyak rasa yang beredar di dunia. Tapi, hanya sebagian rasa yang akan menghampirinya. Entah itu rasa benci, sedih, senang, atau cinta. Berawal dari bermain kata, hingga menciptakan berbagai rasa dari setiap individu.
Lima tokoh dengan problematika yang berbeda, tetapi memiliki keterikatan satu sama lain membuat mereka selalu terhubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense In Literacy
Teen Fiction"Permainan kata yang membentuk sebuah rasa." -dkhrnnisa Keluarga dan literasi, di sini lah kisah ini bermula. Berawal dari pertemuan tak terduga, berakhir kisah singkat yang terkesan lamban. Banyak orang diberikan pilihan yang seharusnya tidak untuk...