"Nakal boleh, rusak jangan. Konyol boleh, masa depan tetap diutamakan."
-Alif Muhammad-
"Zidan sialan," umpat Rahib kesal terhadap dirinya sendiri karena kurang mampu mengendalikan alternya.
Zidan adalah alter ego yang Rahib ciptakan dengan karakter seorang lelaki kaku, sarkas, dan lebih ke arah serius.
Rahib sendiri telah menjelaskan hal ini saat materi psikologi di Adabiyot Dars. Alter ego adalah karakter yang dibentuk sendiri secara sadar.
Dapat disimpulkan kalau chat yang dikirim Zidan adalah isi hatinya yang tidak mampu diucapkan oleh karakter Rahib. Dengan kata lain, Rahib ingin mengatakan hal demikian, tetapi ia tidak ingin dicap sebagai seorang antagonis.
Banyak juga manusia di bumi memanfaatkan alter ego sebagai topeng maupun tameng untuk melakukan tindakan yang bertolak belakang dengan karakter sejatinya, supaya dia tidak dinilai buruk jika tindakannya melenceng dari kepribadiannya.
Namun, tidak semua makhluk menggunakan alter ego sebagai alat. Karena banyak juga yang menciptakan alter ego demi kebaikan dirinya. Seperti orang yang membangunkan alternya hanya pada saat ia sedang kesepian dan membutuhkan lawan bicara atau orang yang mempunyai alter untuk diajak berdiskusi saat berhadapan dengan keputusan yang sulit.
Pikachu! Pikachu! Pikachu! 🎶
"Siapa lagi yang nelpon malam-malam gini?" gerutu Rahib begitu mendengar nada panggilan masuk.
Sepertinya malam ini seorang Rahib Evaldo lagi berada di suasana hati yang kurang baik. Cowok yang biasanya ramah dan mempunyai aura positif ini kini bersikap sensitif layaknya cewek yang lagi kedatangan tamu saat lagi maskeran.
"Malam pacar," sapa seorang yang ntah berasal dari planet mana.
"Siapa?" jawab Rahib mencoba bersabar.
"Loh, kamu enggak save nomor aku?" tanya si penelepon, sebut saja Keyrila.
"Siapa?" ulang Rahib masih sabar.
"Aku pacar kamu loh, Keyrila. Cewek cantik di kelas dan orang yang sering kamu ajak ngobrol di grup," jawab Keyrila semangat, seperti mbak indomaret mempromosikan dagangan.
"Sejak kapan?" tanya Rahib sedikit bingung. Seingatnya ia tidak mengiyakan ucapan Keyrila di taman waktu lalu.
"Satu hari setelah aku bicara sama kamu di taman. Bahkan kita sudah seminggu ini pergi sama pulang sekolah bareng. Teman-teman saja sudah pada tahu kok," jelas Keyrila panjang tetapi tidak lebar.
"Atau kamu mau aku sebarin ke semua orang?" imbuh Keyrila.
"Enggak. Gue sudah ingat. Kenapa lo nelpon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sense In Literacy
Teen Fiction"Permainan kata yang membentuk sebuah rasa." -dkhrnnisa Keluarga dan literasi, di sini lah kisah ini bermula. Berawal dari pertemuan tak terduga, berakhir kisah singkat yang terkesan lamban. Banyak orang diberikan pilihan yang seharusnya tidak untuk...