Sementara menunggu Hyunjin dan yang lainnya kembali, Minho, Chan dan Changbin memilih menyusun ranting-ranting yang tadi mereka kumpulkan untuk api unggun nanti malam."Sebentar lagi gelap, mereka harus kembali secepatnya," ujar Changbin.
Chan mengangguk,"Ya, mereka sepertinya menikmati pemandangan di hutan sampai tidak menyadari jika sebentar lagi malam tiba,"
"Perlukah kita susul mereka?" tanya Minho.
Chan segera menggeleng,"aku yakin itu tidak perlu, mereka pasti baik-baik saja dan akan segera kembali,"
"Kenapa kau begitu yakin hyung?" tanya Minho lagi.
Yang ditanya terkekeh,"karena ada Felix bersama mereka. Aku yakin kalian sudah tahu bagaimana watak adikku itu," jawab Chan.
Minho dan Changbin turut tersenyum begitu mengingat begitu kerasnya Felix jika tidak menyetujui atau melarang sesuatu. Sepertinya, memang akan baik-baik saja jika ada Felix bersama mereka.
🐾🐾🐾🐾🐾
"Mungkin ini ranting pohon?" tukas Jisung memperhatikan foto Jeongin di kamera Hyunjin itu.
"Jisung, bagaimana bisa kau berpikir itu ranting pohon saat gambarnya jelas menunjukkan sebuah tangan? Ada yang salah dengan matamu!" ujar Seungmin.
Felix memeriksa jam tangannya, dan ia yakin seharusnya sudah waktunya mereka kembali ke tenda.
"Baiklah, ayo kembali ke tenda!" ajak Felix.
Jisung merebut kamera di tangan Hyunjin lalu menunjukkannya pada Felix.
"Felix, lihat ini. Menurutmu, hutan ini berhantu?"
Pemuda itu melihat sebentar penampakan tangan di dalam foto, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pohon besar di sekitar tempat Jeongin berdiri tadi.
"Anggap saja itu sapaan penghuni hutan. Itu baru penampakan tangan, tapi kita tidak tahu apa yang mungkin kita temukan selanjutnya disini,"
Penuturan Felix tersebut membuat mereka seketika merinding. Bagaimana bisa pemuda itu mengucapkan hal menyeramkan dengan wajah datarnya yang menurut Hyunjin masih menyebalkan seperti biasa.
"Jawaban apa yang kau harapkan dari dia?" sinis Hyunjin.
"Ayo kembali, jangan sampai kita terjebak di hutan hingga malam hari,"
Tanpa menghiraukan ucapan Hyunjin tadi, Felix bergegas mendahului teman-temannya melangkah keluar dari hutan.
"Sudahlah hyung, ayo kita kembali!" ajak Jeongin menepuk pelan bahu kakaknya lalu menyusul yang lainnya.
Srrrkk...
Hyunjin belum sempat melangkahkan kaki dari tempatnya berdiri, namun suara seperti sesuatu yang diseret di atas dedaunan kering mengganggu indera pendengaran pemuda itu, lantas membuatnya spontan menoleh ke belakang.
"Hyung?!"
Jika bukan karena suara Jeongin yang memanggilnya dari kejauhan, Hyunjin mungkin akan terus terpaku pada barisan pepohonan di dalam hutan guna mencari tahu suara apa yang baru saja menarik perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOLIDAY || Stray Kids
FanfictionLiburan macam apa yang membawa pada mimpi buruk?