Memory

1.6K 256 6
                                    


Xiao Zhan memanggil keluar dewi bulan, Biyao, dengan mantranya. Dewi itu tentu saja marah-marah terhadapnya dan lebih marah lagi ketika menemukan wajahnya di patung dicoret-coret oleh putra raja iblis tersebut. Bukannya merasa bersalah, Xiao Zhan malah tertawa terbahak-bahak, senang melihat wajah Biyao yang memerah karena marah.

Dengan kesal, Biyao menggunakan sihirnya untuk mengikat tubuh Xiao Zhan dengan benang merah seluruhnya hingga ke kepala seperti kepompong dan hanya menyisakan matanya saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan kesal, Biyao menggunakan sihirnya untuk mengikat tubuh Xiao Zhan dengan benang merah seluruhnya hingga ke kepala seperti kepompong dan hanya menyisakan matanya saja.

Xiao Zhan mengerang dan merontak-ronta di lantai, minta dilepaskan. Xuanlu ingin membantunya tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya dewa kecil dibandingkan dewi bulan.

Ada kesombongan sewaktu Biyao berkata, "Lihat sekarang rupamu, Wei Wuxian! Apa kau mengaku kalah? Kalau kau mau menyembahku, aku akan melepaskanmu."

Xiao Zhan berbicara dengan mulut yang tertutup sehingga yang terdengar hanya erangan kesal dari putra raja iblis tersebut. Ia bahkan mencoba menggeliatkan tubuhnya seperti seekor ulat yang merambat di lantai. Melihat itu, Biyao balik menertawakannya.

"Dewi, kumohon kau mau berbelas kasih padanya." Xuanlu mencoba membujuk Biyao. "Dia memang agak .... Sedikit nakal." Seringainya.

Biyao menatap Xuanlu. "Kau?"

"Aku putri dewa bumi." Beritahu Xuanlu cepat. "Dewi bunga kecil." Ia membungkuk memberi hormat pada Biyao.

"Ooh rupanya kau putri dewa bumi. Bagaimana kabar ayahmu? Sudah lama sekali aku tak bertemu dengannya sejak ia berdiam di bumi."

"Terima kasih atas perhatian dewi bulan. Ayahku baik-baik saja. Sebenarnya aku kemari bersama dengan adikku dan dewa angin tapi kami jalan berpisah."

"Dewa angin Lan Wangji ada di sini?" Mata Biyao berkilat dengan jernih. Jelas bahwa ia senang mendengarnya. "Pantas saja aku tidak menemukannya di dunia langit, ternyata dia ada di bumi. Untuk apa dia ke sini?"

Xuanlu tersenyum, tidak berani berbicara. Dalam sekejap ia berpikir, kalau dewi bulan saja sampai tidak tahu keberadaan dewa angin di bumi untuk mencari batu dewa, kemungkinan misi ini termasuk rahasia. Sehingga ia juga tidak berani memberitahu kepada dewi bulan tersebut.

"Sekarang ada di mana dia?" tanya Biyao lagi.

Xuanlu mengangkat bahu. "Tapi aku bisa mencarinya ...."

"Ah, tidak perlu, aku bisa mencarinya sendiri."

Setelah mengatakan itu, Biyao mengeluarkan kabut cermin dan segera menemukan keberadaan Wang Yibo yang sedang berjalan-jalan di sekitar danau bersama Zuo Cheng.

Mata Biyao memancar penuh kebahagiaan ketika ia memanggilnya, "Wangji Xiong! Wangji Xiong!"

(* Shixiong: panggilan senior untuk laki-laki)

Di saat bersamaan, Wang Yibo dan Zuo Cheng merasa mendengar ada suara yang memanggil-manggil. Suara ini hanya keturunan dewa yang bisa mendengar sedangkan manusia tidak bisa. Yibo memandang ke langit, "Biyao ...." Gumamnya pelan. lalu menoleh pada Zuocheng. "Apakah di sini ada kuil dewi bulan?"

SOMETHING HAPPEN IN EARTH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang