Lovata masih menutup matanya. Ia masih merasakan angin yg berhembus di wajahnya namun, lebih sejuk.
"Sekarang buka mata lo," Perintah Felix. Lovata perlahan membuka matanya, ia takjub dengan tempat yg sekarang ia pijak. Ia kagum sampai menganga.
"Wah!! Bagus banget tempatnya," Lovata berputar pelan melihat sekelilingnya yg penuh dengan hamparan bunga Dandelion yg berterbangan di udara.
"Lo seneng?" Lovata mengangguk. "Lo bahagia?" Lovata mengangguk dengan senang, wajahnya berbinar kala ia berhadapan dengan Felix yg juga tersenyum senang melihat Lovata tak terpuruk lagi seperti tadi.
Felix maju selangkah tangannya maju perlahan dan mendarat di puncak kepala Lovata lalu mengacak acak rambutnya pelan. "Bagus deh gue seneng liat lo gini," Felix tersenyum mengucapkannya begitu pun Lovata.
Lovata menahan lengan Felix yg masih di kepalanya. Felix kira Lovata tak suka jika rambutnya ia sentuh lalu perlahan menurunkan tangannya. Namun, Lovata masih menahannya dengan tatapan yg tepat pada mata Felix.
"Maaf g.. "
Lovata menarik lengan itu, membuat tubuh Felix tertarik dan kini gantian Lovata yg mendekap tubuh pemuda itu ditubuh mungilnya. Lovata memeluk Felix erat tak ingin melepaskan dengan mata terpejam menikmati angin.
"Gini bentar ya lix?"
Felix berdehem lalu membalas pelukan Lovata.
"Makasih Lix. Lo but gue tenang sekarang,"
lovata mendongak kearah Felix yg masih dipelukannya. "Coba aja Lo gak Hantu pasti..."
"Pasti apa?"
"Pasti gue gak akan pernah ketempat ini," Mendengar Ucapan Lovata, Felix berdecih. Ia kira Jika ia bukan hantu Lovata ingin menjadi pacarnya. Ternyata tidak.
"Badan Lo enak banget sih dipeluk. Kayak guling," puji Lovata.
"Kek guling? Empuk gitu?" Lovata mengangguk berdehem masih mendongak kearah Felix.
"Lo kenapa liatin gue kek gitu? Geli gue," seketika Lovata manyun mendengar ucapan Felix. Lalu melepas pelukan mereka.
"Gak asih Lo Ah. Padahal tadi udah uwu gitu," ucapnya sebal. Felix menggaruk lehernya yg tak gatal. Kenapa mood gadis di depannya ini sangat cepat berubah. Baru kali ini Felix mengahadapi gadis seperti Lovata.
"Gue mana tau. Orang gue ga pernah pacaran," Lovata kaget mendengar pengakuan Felix.
"Beneran?" Felix mengangguk mengiyakan.
"Pantesan,"
Felix merasa tak terima,"Emang lo pernah pacaran?"
"Nggak juga sih," jujur lovata lalu terkekeh tak berdosa. ingin rasanya Felix menabok gadis ini.
Lovata berbaring di atas rumput lalu memandangi langit. Felix pun ikut berbaring disamping Lovata dengan kedua tangannya menumpu kepala. Mereka sama sama menikmati angin sejuk sambil memandangi langit yg dihiasi dengan awan yg bergerak perlahan di udara.
"Langitnya Cantik ya lix?"
"Iya,"
"Kaya gue,"
"Iya,"
"Beneran?"
"Kaya dugong"
"Cih. Tapi lo sukakan?"
"Iyain ajadeh,"
"Ih lo mah gitu, cuek banget jadi orang," kesal Lovata sambil menyikut Felix membuatnya mengaduh.
"Dari pada kita berantem gak jelas gini mending kita buat kenangan indah ditempat yg indah ini," Saran Felix. Lovata terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fiction[COMPLETE] Berkisah tentang seorang arwah pemuda yg terpisah dengan tubuhnya yg terbaring koma dirumah sakit. Ia bertekat untuk menemukan sekelompok orang orang yg mengeroyoknya di malam itu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Lovata, gadis indigo y...