Ep. 24 Video Lovata

33 4 1
                                    


Seorang gadis tengah duduk dimeja belajarnya sambil tersenyum kearah leptop, yg sedang memutar video seorang gadis. Lalu tak lama jarinya menekan tombol enter dan meng upload vidio itu di media sosial dengan akun palsu.

"Ini adalah awalan Lovata. Gue bakal buat lo gak punya muka, sama seperti orang tua lo lakuin ke keluarga gue," katanya dengan tersenyum jahat.

***

Pagi yang cerah menyambut, Lovata kini sudah menaiki motornya untuk berangkat kesekolah. Angin pagi yg segar menerpa wajahnya membuat ia tersenyum senang.

Sohyun pun menaiki motor dan, "Berangkat,"

Mereka melaju ditengah jalan dengan pengendara lain, tak lama mereka berhenti di lampu merah dan berpaspasan dengan Edzard.

Edzard yg menyadari keberadaan Lovata dan Sohyun pun menyapa mereka, "Ta! Lovata," Lovata dan Sohyun pun menoleh kearahnya.

"Eh Edzard, Hai!" sapa Lovata dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.

Tak lama lampu merah pun berubah menjadi hijau dan mereka pun beriringan hingga sampai kesekolah.

Sohyun bertemu temannya di parkiran dan pergi lebih dulu, meninggalkan Lovata dan Edzard berdua, Mereka pun menuju kelas. Namun, ada yg aneh sepanjang mereka berjalan. Orang orang Menatap mereka, lebih tepatnya, mereka menatap Lovata sambil tertawa. Samar samar Lovata mendengar mereka menyebutnya aneh dan stress.

Ketika sampai di kelas pun anak anak kelas pun melihatnya, lalu melihat ponsel mereka. Edzard yg tak tahan melihat Lovata di tertawakan pun menegur mereka, "Lo semua kenapa ngeliatin Lovata kayak gitu? Apa yg lucu ?" gertaknya. Ia pun merebut ponsel salah seorang cewek didekatnya dan melihat layar ponsel yg menampilkan vidio Lovata yg berbicara sendiri seakan berbicara dengan seseorang. Namun, hanya dia sendiri yg ada dividio itu.

Lovata juga ikut melihat dan tersadar kejadian  ini saat ia bertemu dengan Felix di rooftop.

"Jangan jangan, disitu ada orang waktu itu?" kata Lovata kecut dan ia sangat malu sekarang.

"Ini lo lagi sama Felix?" bisik Edzard dan Lovata mengangguk pelan.

"Gue gak nyadar ada orang disitu. Pasti dia yg ngerekam gue. Tapi siapa?" pikir Lovata.

***

Sohyun berjalan dengan tergesa ke arah Abin sambil menggenggam ponselnya, "Abin, Lo udah liat ini?" Sohyun memberi ponselnya pada Abin, dan Abin melihat Video Lovata yg tengah berbicara dan tertawa sendiri. Banyak komentar negatif yg menyerang Lovata dengan kata kata yg mengolok oloknya.

"Vidio ini lagi Viral di forum sekolah, gada yg tau siapa yg nge upload. Kasian Lovata, pasti dia malu banget. Gak ngotak banget yg nyebar video ini," kata Sohyun kesal.

"Gue bisa Aja ngehapus Video ini, tapi sebelum itu gue bakal cari tau siapa yg nyebar," kata Abin sinis.

Tatapan Abin menerawang jauh dengan tajam, "Gak ada yg boleh main main dengan adik gue," gumamnya pelan.

***

Bell istirahat berbunyi nyaring, Lovata yg tak tahan dikelas karna selalu di bicarakan pun keluar kelas, ingin menuju kelas Sohyun. Namun, niatnya terpakasa ia urungkan karna Orang orang yg melihatnya membuat ia risih dan  berbelok menuju belakang sekolah.

Keputusannya menuju belakang sekolah tak salah. Ia merasa lebih baik saat ini, jauh dari lirikan dan bisik bisik orang orang yg membicarakannya sebagai anak yg aneh.

Ia berjalan menuju pohon besar yg rindang dan duduk dibawahnya.

Air mata yg ia bendung sedari tadi pun akhirnya jatuh membasahi pipinya yg memerah, "Kenapa sih? Yg selalu gue takutkan pasti terjadi! Gue pengen hidup tenang dan kayak anak biasa ya allah! Kenapa kayak gini lagi?!" Kesalnya mengadu pada sang pencipta.

"Itulah takdir Ta. Takdir akan selalu menemukan jalan untuk menemukan sang pemiliknya," Felix yg ada dibelakang Lovata pun mendekat dan duduk disampingnya.

"Yg bisa kita lakuin adalah, selalu bersyukur dan menjalankan takdir yg kita dapet," kata Felix menenangkan Lovata yg tengah terisak.

"Tapi gue malu Lix. Semua orang yg tau akan ngeliat dan ngebicarain gue sebagai anak yg aneh. Pasti gak ada lagi yg mau temenan sama gue," ucapnya terisak.

"Sohyun? Abin? Edzard? Gue? Apa Lo gak anggap kami temen?" pertanyaan itu sangat menohok bagi Lovata, saking gelisahnya ia sampai lupa pada orang orang yg berada didekatnya.

Lovata merenungi perkataan Felix, Mereka tahu dan mereka adalah teman Lovata.

"Parah banget sih, kalau lo emang gak anggap mereka sebagai temen lo," gurau Felix, Felix menatap Lovata yg tengah termenung dengan perkataannya tadi.

"Coba deh lo banyak banyak bersyukur, pasti lo akan ngerasain nikmatnya hidup. Jangan pikirin omongan orang lain Ta. Setiap orang punya pemikirannya sendiri. Lo yg terlalu meduliin orang lain, padahal orang lain gak sepeduli itu sama lo," Lovata menatap Felix dengan mata yg berbinar walau masih menangis.

Tangan Felix mendekap tubuh mungil itu didekapannya, serta tangannya mengelus pucuk kepala gadis itu dengan sayang,

"Lo cewek yg kuat Ta. Gak semua orang bisa kayak Lo," Tangis Lovata pecah didekapan pria itu lagi.

***

Edzard dan Abin kini berada di rooftop untuk menyelidiki Vidio itu.

"Lovata berdiri disini dan posisi si perekam dari Vidio ini ada. Disini, " Kata Abin sambil menunjuk Drum air besar berwarna Orange.

Edzard mengangguk pelan, "Pantesan aja Lovata gak nyadar kalau ada orang lain disini," pikir Edzard. "Tapi? Apa gak ada Cctv disini?" tanya Edzard pada Abin. Mereka pun melihat lihat sekitar. Namun nihil, tak ada cctv disini.

"Mau nyari tau gimana lagi sekarang?" ujar Edzard.

Abin mendecih, " Lo tenang aja, biar gue yg cari tau. Misi Lo gimana?" tanya Abin.

Edzard menggeleng, "Gue Udah ngehubungin mereka satu satu dan ngedatangin tempat mereka. Tapi nihil. Mereka semua ngeblok dan kayaknya udah pindah tempat buat ngehindarin gue. Bang Can pasti gak mau mereka terpengaruh lagi sama gue," ujarnya.

"Tapi. Ada satu orang yg mungkin bisa gue temuin sekarang," gumamnya.

"Siapa? Anak sekolah sini?" Edzard mengangguk dan menatap Abin.

"Matteo,"

***

Matteo mau diapain ya sama edzard? Awikawik

Next Ep

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang