Felix menuruni tangga agak tergesa sembari mencari keberadaan sang mama yang ternyata tengah duduk di sofa menonton televisi, "Ma! Felix pamit kesekolah ya. Ada rapat Osis soalnya," Pamit Felix kemudian mencium tangan mamanya dan pergi begitu saja.
"Ya sudah Hati hati. Pulangnya jangan malem malem ya nak," Pesan sang mama yang langsung diangguki olehnya.
"Felix Berangkat ma. Assalamualaikum!" setelah berpamitan, Felix Pergi ke garasi dan mengeluarkan motornya lalu melaju menyusuri jalanan menuju sekolahnya, SMA Dirgantara.
Sesampainya Disekolah, ia memarkirkan motornya diparkiran lalu memasuki sekolah. Melewati lorong dan beberapa anak tangga menuju lantai 2 yaitu ruang Osis. Sesampainya diruang Osis, sudah ada beberapa temannya yang sudah datang dan merapikan meja untuk rapat. Felix duduk dikursinya diikuti yang lain.
"Yang lain mana? jam segini kenapa belum nyampe?" tanya Felix pada anggotanya. Anggotanya terlihat kikuk karna wajah Felix yang datar membuat mereka enggan menjawab. Sampai akhirnya ada salah seorang gadis yang berani menjawabnya.
"Sebagian ada yang beli makanan kak, " ujar gadis itu. Felix menatapnya, membuat gadis itu membeku seketika.
"Sebagiannya lagi kemana?" tanya Felix lagi, gadis itu hanya mengangkat bahu tak menahu. Felix mendengus,"Kabarin yang lain biar cepet, waktu kita gak banyak," Mendengar perintahnya Mereka langsung menghubungi anggota lain melalui grup chat Osis.
Kenapa mereka sangat segan dan mematuhi Felix? Karna Felix adalah ketua Osis yang dikenal berwajah datar dan pemiliki suara berat basah ini juga punya kharisma, berwibawa, namun agak ditakuti oleh teman-temannya. Ketua yang mau mendengarkan kritik dan saran dari anggota serta teman-temannya. Ketua yang benar-benar menjadi pemimpin bagi sekolah. Bukan ketua yang hanya pencitraan di depan para guru, namun tidak pernah mendengar apa yang disarankan siswa.
Walau sedikit ditakuti, namun Jika sedang bersama orang orang terdekatnya sikap Felix sangat humble dan sering tersenyum. Ia hanya datar saat bertemu dengan orang yang tak terlalu dikenalnya. Ia Juga hanya dekat dengan sebagian teman temannya.
Satu persatu anggota pun berdatangan. Ada yang membawa plastik berisi makanan dan minuman, dan ada juga yang membawa tangan kosong. Sontak mereka kaget karna disambut Oleh Felix dengan wajah datar dan mata tajamnya yang sudah anteng duduk dikursi. Mereka pun segera duduk dikursi mereka masing masing.
"Kalian tau waktu kita cuma sebentar tapi kalian malah telat, kalian mau kita sampai malam disini? Hargain waktu," tegas Felix membuat mereka menunduk diam karna merasa bersalah.
Mereka pun memulai rapat mengenai MOS untuk penerimaan siswa baru tahun ini. Felix memulai dengan membagi kelompok Pembina lalu kelompok siswa baru.
Usai membagi nama kelompok, lanjut dengan kegiatan kegiatannya, seperti membuat papan nama dan topi caping bagi anak baru dan membawa bekal serta kegiatan Paskib. Kegiatan MOS ini akan diadakan selama 3 hari pertama sekolah bagi anak baru.
***
Senja mulai terlihat dan mereka pun telah menyelesaikan rapat mereka, sebagian anggota telah pulang dan sebagian bertugas piket membersihkan ruangan Osis. Felix yang masih letih memilih istirahat sebentar sambil menunggu petugas piket menyelesaikan tugas mereka.
"Lix gue duluan ya!" pamit seorang pemuda pada Felix yang tengah meregangkan tangannya ke atas.
"Ok, hati hati dijalan!" balas Felix pada rekannya itu lalu menyandarkan punggungnya di kursi.
"Elo yang hati hati," ucap pemuda itu terkekeh lalu pergi meninggalkan Felix. Kini hanya tersisa Felix seorang di ruangan Osis. Karna petugas piket juga sudah menyelesaikan tugasnya dan pulang. Setelah merasa lelahnya berkurang karna memimpin rapat tadi, ia pun bergegas mengemasi barang barangnya kemudian mengunci ruangan Osis, lalu bergegas menuju parkiran. Sampai di parkiran hanya tersisa motornya saja disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Ficção Adolescente[COMPLETE] Berkisah tentang seorang arwah pemuda yg terpisah dengan tubuhnya yg terbaring koma dirumah sakit. Ia bertekat untuk menemukan sekelompok orang orang yg mengeroyoknya di malam itu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Lovata, gadis indigo y...