Lovata perlahan membuka matanya dan ia melihat Abin serta Felix disampingnya.
Abin yg melihat Lovata perlahan membuka matanya pun beranjak berdiri,"Ta, Tata. Alhamdulillah Lo udah sadar," ucap Abin lega Lovata akhirnya sadar. Lovata duduk dan Abin pun sigap menaruh bantal di punggung Lovata agar ia nyaman.
Lovata memijat mijat keningnya yg terasa pusing, "Edzard dimana bang? "
Kening Abin mengerut kesal, " Lo baru juga sadar udah nanyain orang lain, pikirin diri sendiri dulu baru orang lain," kesal Abin.
"Yakan Tata cuma nanya abang, dijawab baik baik aja kenapa sih?" kata Lovata ikut kesal.
"Dia disamping," kata Abin ketus.
Lovata perlahan turun dari bankar dan membuka tirai pembatas. Tampak Edzard masih belum sadarkan diri disana.
Lovata memperhatikan kalung yg melingkar di lehernya. "Kenapa Arwah hantu itu bisa langsung keluar dari tubuh Edzard pas dipasangin kalung itu ya?"
"Mungkin aja itu kalung penangkal?" ujar Abin. "Tapi, emang ada kalung semacam itu dizaman sekarang?" gumam Abin.
"Bisa jadi. Edzard selama ini baik baik aja, dan saat dia gak pakai kalung itu, fisiknya melemah dan dia mudah dirasuki," Ujar Felix
"Pantesan aja semalam abang lo bilang, kalau Edzard bukan apa apa tanpa kalung itu," kata Lovata menyauti ucapan Felix.
Abin mengernyit, "Maksud lo abang siapa? Lo lagi ngomong sama Felix?" tanya Abin.
"Iya bang. Jadi semalam, Felix ngajak gue kerumahnya dan pas gue lagi ngeliat liat foto foto dikamarnya, trus tiba tiba abangnya masuk kekamar dan ngomong tentang Edzard trus ngebuang kalung ini,"
"Pantesan aja semalam Lo gue cariin gak ada," ucap Abin,
Lovata terkekeh, "Maap ya bang gak ijin dulu," kekehnya
"Lovata?"
Mendengar panggilan itu Lovata langsung melihat kearah Edzard, "Edzard lo udah sadar?" gumam Lovata. Edzard akhirnya sadar namun, tubuhnya masih sangat lemah.
"Gue dimana? "
"UKS," jawab Abin Ketus. Lovata pun menendang kaki Abin, dan ia meringis sakit.
"Bang Abin keknya harus les sopan santun deh, gak sopan banget," kata Lovata sinis,
Edzard duduk dan meraih kalung yg ada dilehernya, "Kalung gue, kenapa bisa,,,"
"Gue yg dapet kalung lo," sergah Lovata,
"Dari mana lo dapet kalung ini?"
"Sebelum gue jawab, Lo harus jawab gue dulu," kata Lovata. Edzard menutup mata dan Tampak rahangnya mengeras.
"Oke. Gue mau jujur sama lo Ta,"
"Soal?"
"Fisik gue lemah Ta. Gue bisa Liat hal yg gak bisa diliat sama orang biasa, dan sialnya mereka dengan mudah bisa masuk dan ambil alih tubuh gue sesuka mereka," tutur Edzard membuat semuanya tak percaya.
Lovata menatap Abin dan Felix bergantian. "Serius?" tanya Abin dan Edzard mengangguk meyakinkan.
"Coba Lo lepas kalung lo dan liat siapa aja yg ada disini," tantang Abin.
Edzard pun melepas kalungnya dan membuka matanya perlahan. "Ada 4 orang disini, Gue, Lovata, Bang Abin dan," Edzard menghembuskan nafasnya pelan dan Menatap mata Felix, "Arwah Ketua Osis SMA Dirgantara, Ansel Felix Arion," Ucapnya Lantang.
Refleks Lovata langsung menatap Felix.
"Dari kapan lo tau gue?" tanya Felix.
"Gue udah tau dan kenal lo dari dulu, dari sebelum gue masuk Sekolah ini," kata Edzard membuat mereka semua tak menyangka,
Abin sangat tak menyangka dengan pengakuannya, "Lo kenal dia dari mana cok? Facebook?"
Lovata mengingat kembali kejadian tadi malam, tampaknya Edzard dan Abang Felix seperti Musuh, " Apa dari Abang Felix Zard?" Dan Ya Edzard mengangguk.
"Ta, Sekarang gue yg nanya. Dari mana lo dapet Kalung gue?" tanya Edzard.
"Tadi malem gue diajak Felix kerumahnya, dan pas kami lagi dikamar, tiba tiba Abangnya masuk trus kami sembunyi dan denger dia ngomong sendiri sambil liat kalung itu, dan gak lama dia buang kalung itu," Ucap Lovata sedetail mungkin. Mendengar jawaban Lovata Edzard membuang nafasnya gusar.
"Tadi malam gue ketemu sama Bang Can dan gengnya. Gue di keroyok dan dia rebut kalung gue. Mungkin dia udah tau kelemahan gue ada di kalung ini,"
"Tunggu tunggu, Kok? kejadian kalian sama ya? Sama sama di keroyok," tanya Lovata,
"Gue lebih penasaran kenapa kalian bisa saling kenal sama Candra," Ujar Abin yg penasaran.
Edzard membuang nafasnya pelan lalu mulai bercerita, "Dulu, gue sama temen teman gue buat geng. Kita sering ngumpul dan seru seruan bareng dan pada saat kami lagi jalan ngelewatin jembatan, kami ngeliat seorang cowok yg lagi frustasi banget sampai sampai dia teriak teriak gak jelas,"
"Dan kami mutusin buat nyamperin cowok itu dan ngajak dia ngobrol. Dia Ceritain semua kekesalannya tentang Adik dan orang tuanya. Dia bilang dia sering dibanding bandingin sama Adiknya dan itu buat dia marah. Karna dia ngerasa orang tuanya lebih sayang sama adiknya dan gak sayang sama dia. Dan adiknya itu Lo Felix. Adik yg sangat dia benci dan bahkan pengen ngelenyapin lo dari dunia ini,"
"Semenjak pertemuan itu, dia sering gabung dan nongkrong bareng kita. Dulu kami mutusin buat geng ya cuman biar hubungan kami erat dan kompak. Tapi semenjak Candra join, Dia cenderung ngajak anak anak buat ngikutin kemauannya yg kekana kanakan. Sampai akhirnya gue negur dia, tapi dia marah dan malah ngusir gue dari geng yg gue buat sendiri. Yg gue khawatirin dia ngajak anak anak berbuat kriminal, kayak apa yg dia lakuain sama gue semalam,"
Edzard menatap Lovata, " Dan Anting yg lo tunjukin ke gue waktu itu, sebenarnya anting milik geng kami Ta, Sorry gue gak jujur waktu itu,"
Kening Lovata mengernyit tak menyangka, " Pantesan lo kayak nyembunyiin sesuatu waktu itu,"
Lovata menatap Felix, "Sorry Lix, Tapi kali ini Abang Lo jadi salah satu tersangka," ucap Lovata.
Abin bertanya, "Lilac. Itu nama geng lo kan?" dan Edzard mengangguk.
Lovata makin mendekat pada Edzard, "Zard Gue butuh bantuan Lo,"
***
Bantuan apaan tuh?
Next Ep. 24 gess
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fiction[COMPLETE] Berkisah tentang seorang arwah pemuda yg terpisah dengan tubuhnya yg terbaring koma dirumah sakit. Ia bertekat untuk menemukan sekelompok orang orang yg mengeroyoknya di malam itu. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Lovata, gadis indigo y...